Selamat bernostalgia 🌱
Happy Reading 🌱
Ana duduk di salah satu bangku taman dekat asramanya.
Ia menyodorkan sebotol air mineral ke depan Lina yang tengah mengusap air matanya.
"Coba tenang dulu, mungkin itu hanya gosip Lin?!"
Lina menarik nafas panjang lalu membuangnya perlahan.
"Semoga saja Ana, aku tidak pernah berfikir hasilnya bisa sesakit ini, mungkin aku terlalu berharap"
"Lin, aku sempet tanya sama Anshori, tentang Gus Fahmi, apa yang tidak dia sukai atau dan yang dia suka"
"Anshori?"
"Oooh iya aku belum ngenalin kamu, Cowok yang kemarin ngasih kita makan, yang ketemu di dapur umum, dan yang tadi nganterin aku ke mahrom, itu Anshori. Abdi dhalem Kyai Jakfar, sekaligus temen Kakak ku, kak Bagus."
"Kemarin waktu aku pulang, ternyata surprisenya adalah Kakak sepupuku yang kuceritakan waktu itu sudah pulang dari Turki, nah Anshori datang ke acara penyambutan kakakku juga, makanya kita jadi kenal, tadi pun yang antar aku dari rumah sebenernya Kak Bagus, cuma pas di parkiran, ketemu Anshori, jadi Anshori yang bantu aku bawa barang, sedangkan Kak Bagus lagi sowan sama Kyai. Ngomong-ngomong kamu denger kabar dari siapa Gus Fahmi sudah dijodohkan?"
"Kemarin di dhalem sibuk banget, katanya lagi nyiapin kedatangan calon mantu Bu Nyai yang baru datang dari Arab, siapa lagi kalau bukan calonnya Gus Fahmi?!"
"Ning Aisy?"
"Bagaimana kamu tau?"
"Karena kemarin Anshori yang menjemputnya di bandara, jadi bener yang diceritakan Kak Bagus?!"
"Cerita bagaimana An?"
"Tapi seingatku mereka tidak dijodohkan. Gus Fahmi dan Ning Aisy sepupuan. Mereka besar bersama saat Gus Fahmi ke Arab sejak kecil. Bahkan saat Gus Fahmi sudah pindah ke Turki, Ning Aisy sering ke Turki untuk menengok Gus Fahmi. Menurutku itu wajar kan? Sama seperti halnya aku sama Kak Bagus. Saling menemui bukan berarti dijodohkan atau punya perasaan kan?"
"Tapi mereka sepupu dan dekat."
"Trus kenapa kalau deket? Kan masih saudara. "
"Saudara yang masih diperbolehkan untuk menikahAna."
"Aaaa." Ana mengangguk-anggukkan kepalanya.
Ia menoleh ke arah sahabatnya lalu menggenggam tangan Lina.
"Sabar ya, nanti aku bantu sebisanya." Lina tersenyum.
"Bantu bagaimana?"
"Aku juga bingung sih, gimana ya caranya ngubungin Anshori?"
"Buat apa?"
"Ya.. Mau nanya lah, paling nggak nannya tentang kebenaran kabar itu. Dan kalaupun itu bener, juga jangan terlalu diambil pusing. Toh Gus pesantren tak hanya Gus Fahmi kan?! Masih banyak pesantren-pesantren lain yang pastinya punya putra mahkota yang lebih keren dari Gus Fahmi."
Lina tersenyum, air matanya tiada lagi.
Beginilah Ana, selalu bisa membawa aura positif bagi Lina.
Sikap Ana yang begitulah yang selalu Lina rindukan tiap ia memiliki masalah.
"Kamu bisa pakai wartel An kalau mau menghubungi Anshori!"
"Oya?"
Lina mengangguk pasti.
Ana tersenyum seraya menggenggam tangan Lina lebih erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella Pesantren༊*·˚ [END]
Teen Fiction[SUDAH DI TERBITKAN] sekelumit tentang... #Ana : Perempuan yang mempunyai sifat ceria, ceplas ceplos dan santri baru yang mondok karena rasa ingin taunya, mengenai penyebab kakak sepupunya yang tiba tiba pergi ke Turki tanpa pamit padanya. dan Pen...