CP 32

28.1K 1.8K 226
                                    

Jangan lupa vote buat kak fahmi😘

Dan komen buat ana😘

Buat penyemangat 😅

Happy reading🌱

Gus Fahmi hanya bisa menatap Ana dalam diam. Memperhatikannya dengan beribu-ribu rasa rindu yang tak bisa terucap.

Mata Ana sedikit terbuka, ia melihat ada bayang Gus Fahmi di depannya tengah duduk menatapnya. Berfikir itu hanyalah mimpi belaka, ia menutup matanya kembali.

Sekali lagi ia mencoba membuka matanya, bayangan itu masih terlihat di depannya. Matanya menutup kembali, mencoba menenangkan hatinya. Mungkin karena dia rindu, pikirnya.

Ana mencoba untuk memejamkan matanya lebih lama dari sebelumnya, sebelum ia mencoba untuk membukanya kembali. 

Kini terlalu jelas di depannya, Gus Fahmi tengah tersenyum ke arahnya. Sontak ia merubah posisi kepalanya menghadap Lina. 

Lina yang ada di sampingnya ikut terkejut melihat Ana yang tengah menatapnya saat ini. Ia mencoba memberi kode pada Ana tentang keberadaan Gus Fahmi di belakangnya. 

Alis Ana menyambung. Ia mencoba mencerna arti dari gerakan mata sahabatnya. 

Gus Fahmi tersenyum melihat ekspresi Ana.

Ia beranjak dari duduknya menuju perpus kembali. Mendekat ke arah rak tempat buku yang sebelumnya ia ambil, tepat di samping Lina. 

Ana yang saat itu tengah melotot ke arah Lina karena mengerti arti dari kode Lina bahwa apa yang dia lihat barusan bukanlah mimpi, seketika menutup matanya kembali. Berpura-pura untuk tidur lagi sesaat setelah matanya bersitubruk dengan Gus Fahmi. 

Lagi-lagi Gus Fahmi hanya tersenyum sambil meletakkan kembali bukunya ditempat semula.

"Perpus bukan tempat untuk tidur." ujarnya lirih seolah ingin menggoda Ana. 

Ana membuka matanya kembali, bermaksud ingin membalas ucapan Gus Fahmi. Tapi Gus Fahmi sudah menghilang dari tempatnya. Ia menoleh kearah taman, terlihat punggung Gus Fahmi yang sudah melangkah pergi membelakanginya.

"Kenapa kamu gak bilang tadi kalau ada dia?" protes Ana pada Lina.

"Beliau Ana." Lina membenarkan ucapan Ana.

"Iya itu."

"Maaf An, tadi aku juga baru tau kalau ada Gus Fahmi," Lina berbohong.

Ana memijit kepalanya. 

"Aku mulai pusing, kita pulang yuk."

"Ke UKS dulu saja bagaimana?" tawar Lina.

"Gak perlu Lin, aku butuh tidur, Nanti malam kan masih harus lembur lagi."

Lina menurut, ia membantu membawakan buku-buku yang akan Ana pinjam dari perpus.


_BFA_


Acara penilaian untuk kebersihan kamar dan asrama sudah tiba.

Banyak dari para santri yang masih memegang beberapa peralatan kebersihan lagi untuk sekedar membersihkan apa yang sekiranya cepat berdebu. Seperti jendela, cermin dan furniture lainnya sebelum para juri datang.

Seorang santriwati berbaju pink terlihat berlari ke arah Ana yang masih sibuk merapikan tata letak bunga di kamarnya bersama dengan Lina.

"Jurinya sudah berjalan kesini, asrama yang lain sudah dinilai," Ujarnya masih dengan nafas tersengakl-sengal.

Cinderella Pesantren༊*·˚ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang