Hai ayem kambek.
Pasti pada suka kan sma part sebelumnya 😊
Momen ana fahmi fullllll.
Kalo bab ini kalian pasti makin suka.
Jangan lupa vote ya.
Author sedih liatnya perbedaan antara yang baca sma yang vote jauh banget 😪
Budayakan untuk tidak menjadi pembaca gelap ya 😅
Happy Reading☘️
Ana mengusap wajahnya yang sebelumnya sempat terkena hujan.
Gus Fahmi terlihat juga mengusap-ngusap wajahnya.
Ana melepas surban di kepalanya lalu menyerahkannya pada Gus Fahmi.
"Lap pakai ini saja!" surban di tangan Ana terulur.
Gus Fahmi menggeleng seraya mendorong tangan Ana kembali.
"Pakai Ana saja!" tolaknya.
Mereka berteduh di sebuah rumah warga yang sepertinya sudah tak terpakai lagi. Karena banyaknya sarang laba-laba yang sudah terangkai di antara langit-langit rumah dari gedek itu.
"Hujannya deres banget," Ana bergumam lirih sambil menatap tetesan-tetesan air di depannya.
Sarung putih Gus Fahmi terlihat kotor terkena cipratan debu air hujan.
Begitu juga dengan gamis Ana.
"Hujan bagi sebagian orang adalah berkah." Gus Fahmi menanggapi gumaman Ana.
"Aku telpon Kak Bagus saja!" Ana bersiap untuk menekan nomor Bagus yang berada di panggilan cepatnya.
"Ditunggu saja, mungkin sebentar lagi reda." Gus Fahmi mencoba menghentikan Ana.
"Gimana kalau ternyata lama?"
"Ana! Kenapa sedikit-sedikit harus manggil Bagus?" Nada Gus Fahmi mulai tidak enak. Ia terlihat menunduk menatap genangan air di depan kakinya.
Ana mematikan ponselnya yang sudah terhubung dengan Bagus. Ia berbalik menatap Gus Fahmi heran.
"Kenapa bicara seperti itu?" mata Ana menyipit.
Gus Fahmi menghela nafas kesal.
"Itu juga yang mau aku tanyakan. Kalau kamu selalu bawa-bawa Aisy dalam topik pembicaraan kita, apa tidak boleh aku juga bawa-bawa Bagus dalam pembicaraan kita kali ini?" ujarnya kemudian.
"Maksud kamu apa sih? Kak Bagus dengan Ning Aisy adalah dua hal yang berbeda."
"Apa bedanya?"
"Kak Bagus hanya Kakak sepupu aku."
"Lalu Aisy? Apa dia juga bukan Adik sepupuku?"
Sesaat mata mereka beradu. Sebelum akhirnya ponsel di tangan Ana bergetar. Tertera nama Bagus di sana. Gus Fahmi terlihat sangat kesal, ia langsung membuang mukanya."Jawab telponnya, dan pulanglah lebih dulu!" Gus Fahmi memutar tubuhnya hendak meninggalkan Ana.
"Mau kemana?" tanya Ana.
"Kamu kan lebih membutuhkan Bagus. Jadi untuk apa aku di sini?"
"Kok malah kamu yang marah sih? Harusnya aku yang marah sama kamu. Kamu yang tiba-tiba saja sok perhatian sama aku, tapi juga lebih sering bersama Ning Aisy. Ning Aisy bukan hanya sepupu kamu, tapi dia juga calon istri kamu. Setidaknya jangan bersikap berlebihan padaku jika kamu juga sudah tau perasaan Ning Aisy!" Nafas Ana memburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella Pesantren༊*·˚ [END]
Ficção Adolescente[SUDAH DI TERBITKAN] sekelumit tentang... #Ana : Perempuan yang mempunyai sifat ceria, ceplas ceplos dan santri baru yang mondok karena rasa ingin taunya, mengenai penyebab kakak sepupunya yang tiba tiba pergi ke Turki tanpa pamit padanya. dan Pen...