CP 50

24.3K 1.8K 135
                                    


SIAPIN TISU GAESSS!

"Ana?!" Ning Aisy mendekat ke arah Ana yang duduk di sudut ruangan musholla rumah sakit, tengah menangis.

Ana mengangkat wajahnya, menemukan dua wajah wanita di dekatnya. Menatapnya dengan penuh tanya, Ning Aisy dan Ratna.

"Kamu di sini sejak kapan?" tanya Ning Aisy.

Ana menghapus air matanya namun masih tak menjawab pertanyaan Ning Aisy.

"Kamu kenapa?" tanya Ning Aisy lagi.

Ana kembali menundukkan wajahnya.

Ning Aisy memilih duduk di samping Ana lebih dekat. Walau bagaimanapun wanita itu adalah wanita yang mungkin kelak akan menjadi Kakak Iparnya.

"Kamu sudah dengar kabar tentang Kak Fahmi? Atau kamu ke sini memang mau nengok Kak Fahmi?" tanya Ning Aisy pelan.

Mata Ana kembali memanas. Butiran-butiran air matanya kembali tumpah. Ning Aisy yang terlihat bingung lantas memeluknya dengan penuh iba. Sambil mengelus punggung Ana pelan ia berkata,

"Kamu kenapa? Kalau ada masalah cerita! Jangan dipendam sendiri."

"Aku yang salah Ning, Aku..." suara Ana tercekat.

"Salah kenapa?" suara Aisy masih terdengar lembut ditelinga Ana. Membuat Ana semakin terisak di pelukannya.

"Gus Fahmi.."

Ning Aisy melepas pelukannya mendengar nama Gus Fahmi di sebut.

"Kenapa dengan Kak Fahmi?"

"Aku yang memaksa Gus Fahmi untuk memakan anggur kemarin."

"Apa?!" Ning Aisy menatap Ana tak percaya. Tangannya cepat merengkuh lengan Ana.

"Maksud kamu apa? Tatap aku!" Ning Aisy tampak emosi.

Ana menatap Ning Aisy dengan penuh rasa menyesal.

"Kemarin aku yang memaksa Gus Fahmi untuk makan buah anggur pemberian warga," ulang Ana.

"Jadi maksudnya kemarin kamu benar bersama Kak Fahmi?" dada Ning Aisy bergemuruh hebat. Matanya memanas. Tangannya yang merengkuh lengan Ana semakin menguatkan rengkuhannya.
Menyisakan rasa sakit yang ditahan oleh Ana.

Hati Ning Aisy bertambah sakit saat melihat anggukan di kepala Ana. Isak tangis Ana seolah tak berpengaruh lagi bagi hatinya. Ia begitu marah dan kecewa pada Gus Fahmi dan Ana. Begitu juga pada Kak Azminya. Apa benar Kak Azminya juga tidak tau tentang hal ini? Atau dia juga malah bersekongkol menyembunyikannya dari dirinya?!.

"Dengar Ana! Tidak ada gunanya kamu menangis seperti ini. Kamu tau? Akibat dari ulah kamu, Kak Fahmi bisa saja kehilangan nyawanya. Dan aku.. aku gak akan pernah maafin kamu kalau sampai itu terjadi!" tegas Ning Aisy pada Ana.

Cepat ia bergegas melipat mukenanya lalu mengajak Ratna untuk pergi meninggalkan Ana. Ning Aisy menghentikan langkahnya sejenak, lalu menoleh ke arah Ana yang masih tergugu.

"Satu lagi, aku tau Kak Fahmi menaruh perhatian sama kamu. Tapi aku harap, jangan sampai kamu menyalah artikan perhatiannya. Sebaiknya kamu pulang, sebelum kamu membuat kesalahan yang lain buat Kak Fahmi!"

Segera Ning Aisy pergi meninggalkan Ana yang semakin menyalahkan dirinya sendirinya atas kondisi Gus Fahmi saat ini. Terlebih dengan perkataan Ning Aisy bahwa Gus Fahmi bisa saja kehilangan nyawanya karena keteledorannya.

Ya Allah.. maafkan aku..

Jika engkau berkenan untuk mengalihkan sakit yang di deritanya padaku
Maka aku akan menerimanya dengan senang hati Ya allah..

Cinderella Pesantren༊*·˚ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang