CP 24

31.5K 1.9K 73
                                    

Jreng...jreeeng jeeeeng

 
Akhirnya update juga ya...

Udah pada nunggu kan...






Happy reading🌱



Gus Azmi menutup doa dengan bacaan Al-Fatihah sebelum ia turun dari panggung dan menghampiri Bagus dan Gus Fahmi.

"Ini sudah bisa langsung pulang?" tanya Gus Azmi.

"Sudah Kak, selesai ini mungkin hanya penampilan santri. Kalau Kak Azmi mau istirahat duluan tidak apa-apa," jawab Gus Fahmi seraya menunjuk ke arah Umi dan Ning Aisy yang sudah beranjak dari tempat mereka.

"Kamu tidak ikut pulang?"

"Emh, masih ada yang harus Fahmi obrolin sama Bagus Kak."

"Oh ya sudah, Bagus jangan lupa main-main ke pesantrenku. Jangan hanya sama Fahmi saja."

"Inggeh Gus." Bagus mengangguk seraya tersenyum. Gus Azmi berlalu meninggalkan mereka. Mengejar langkah Bu Nyai Sa'diyah dan adiknya.

Para santri putri yang masih berdiri di tempat segera menyibakkan barisan, memberi jalan pada Gus Azmi seraya menunduk.

 Gus Fahmi menoleh ke sampingnya. Ke tempat Ana berdiri tadi. Namun yang di cari sudah menghilang entah kemana. Bagus menghampiri stand operator.

Menyerahkan sebuah flashdisk pada salah satu kru untuk dipilihkan lagu yang akan digunakan untuk penampilan para santri. Sementara Gus Fahmi masih saja berdiri mematung, menunggu.

Ana tengah berada di pos satpam saat Gus Azmi melewatinya.

Ia sibuk membagikan kotak kue dan mengobrol dengan beberapa satpam yang ikut mengawal acara.

Gus Azmi mendekat lalu berdehem pelan. Satpam yang juga masih termasuk santri senior di pesantren Al-Furqon langsung menyalami tangan Gus Azmi seraya menunduk.

Wajah dan tatapan polos Ana bersitubruk dengan Gus Azmi. Tidak ada rasa takut sama sekali dari tatapan Ana pada Gus Azmi. Yang ada hanyalah tatapan penuh tanya.

Siapa anda? Ana pun mulai berfikir bahwa sepertinya dia pernah melihat wajah yang kini tengah ada di depannya itu. Tapi dimana?

"Kenapa ada di sini?" Tanya gus Azmi pada Ana.

Ana mengangkat sisa kotak kue di tangannya, "Aku bagiin kue sama satpam, lihat bajuku. Hitam merah. Ini baju kepanitiaan PHBI. Jadi jangan salah paham." Ana menjawabnya sambil menunjukkan baju yang dikenakannya.

Gus Azmi menarik bibirnya sebelah.

Ia seolah tak percaya dengan jawaban dan sikap santri di depannya ini.

"Kamu siapa? Kenapa bisa masuk kompleks putri?"

"Mbak Ana ...anu." seorang satpam mendekati Ana, mencoba memberi penjelasan pada Ana.

"Nama kamu siapa?" tanya Gus Azmi sebelum Ana mendengar penjelasan dari satpam.

"Kenapa balik nanya?"

"Nama kamu siapa? Biar aku bisa ngecek kebenarannya."

"Maksud kamu?"

"Kamu benar-benar panitia atau hanya sekedar beralasan."

"Wuah... kamu mau bilang aku berbohong?" Ana mulai kesal.

"Tidak juga."

"Trus itu tadi apa? Beralasan? Cih.."

"Kalau kamu memang benar panitia, pasti kamu tidak akan takut memberitahukan namamu." tantang Gus Azmi.

"Ana, namaku Ana. Nama panjangku Shobahatul Munawaroh. Puas? Silahkan cek kebenarannya!" ujar Ana ketus seraya meninggalkan Gus Azmi yang terkejut dengan nada bicara Ana.

Cinderella Pesantren༊*·˚ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang