Happy Reading🌱Beberapa mahasiswa dan mahasiswi berdiri di halaman kampus, tampak dari mereka tengah memberi jalan pada dua orang wanita muda cantik yang berjalan beriringan menuju perpustakaan kampus.
Ana yang saat itu tengah berdiri di lantai atas memperhatikan beberapa mahasiswa yang terlihat terpesona dengan kehadiran dua wanita itu.
"Lihat apa?" tanya Lina yang baru saja keluar dari kelas.
Ia turut menengok ke bawah.
"Ning Aisy," ucap Lina pelan.
Ana menoleh ke arah Lina.
"Ning Aisy?" tanya Ana tak percaya.
"He-emh, yang kemarin ada di depan kita!"
'Aah, benar, Wanita cantik malam itu,' Batin Ana.
Lina ikut berdiri disamping Ana. Memperhatikan keramaian di bawah.
Ada seseorang yang tak asing bagi mereka berdua tengah berjalan menuju Ning Aisy.
Gus Fahmi.
Beberapa mahasiswi berteriak menggoda, beberapa lagi ada yang menutup mulutnya sambil berbisik.
Lina dan Ana pasti sudah bisa menebak, apa yang menjadi pembahasan mereka sekarang.
"Mereka cocok ya?" ujar Lina.
Ana memalingkan wajahnya. Ia berusaha menutupi kesedihannya dengan mengalihkan pandangannya ke areal persawahan di depannya.
Lokasi kampus yang baru dibangun memang terletak di tengah-tengah area persawahan milik warga.
Pagar pembatas hanya berupa rajutan dari kawat-kawat kecil yang dipasang berjejer mengelilingi gedung.
Tak heran, banyak orang menghabiskan waktu di kampus walau hanya sekedar mengobrol di taman kampus. Karena suasananya yang sejuk dan nyaman.
"Lin, aku rasa.. aku tidak cocok berada di sini."
Lina terkejut mendengar ucapan Ana.
"Kenapa?" tanyanya kemudian.
"Aku sudah pernah cerita kan, alasan aku dulu masuk ke pesantren ini apa?"
"Karena Kakakmu?"
"Iya, dan sekarang Kakakku sudah kembali. Jadi mungkin lebih tepatnya tidak ada alasan aku harus di sini lagi."
"Kenapa harus tidak ada alasan An? Kamu mahasiswi sekarang. Kamu juga memperdalam agama sekarang, bukankah itu alasan yang bagus untuk kamu tetap ada di sini?"
Ana tersenyum seraya menggeleng.
"Aku tidak tau, aku merasa tidak cocok saja dengan kepribadianku."
Ana melangkah menuruni anak tangga, diikuti oleh Lina.
"Apa karena Gus Fahmi?"
"Lina, apaan si? Jangan terus menerus menyangkut pautkan hidupku dengan orang itu!"
"Marah?"
"Bukan marah Lina, tapi bukankah kita sudah sepakat untuk tidak membahas itu lagi? Toh orang yang aku suka bukan Gus Fahmi. Lagipula, bukannya kamu juga sudah menegaskan kalau orang itu lebih cocok sama yang setara dengan dia."
"Ning Aisy."
"Sejak kapan Ana mempunya pemikiran tentang level seseorang? Bukannya kamu dulu yang bilang bahwa setiap kemungkinan bisa saja terjadi. Termasuk dalam Cinderella Pesantren?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella Pesantren༊*·˚ [END]
Teen Fiction[SUDAH DI TERBITKAN] sekelumit tentang... #Ana : Perempuan yang mempunyai sifat ceria, ceplas ceplos dan santri baru yang mondok karena rasa ingin taunya, mengenai penyebab kakak sepupunya yang tiba tiba pergi ke Turki tanpa pamit padanya. dan Pen...