part 65_"Fakta"

13.5K 1.1K 362
                                    

Udah ku peringatkan dari awal yak!

Kalian minta up kan.

Trus kalo Baper, jangan minta tanggung jawab :v

SIAPIN TISU OK 🤣

Salah siapa mau baca hayo wkwkkw

KALO EMANG GA KUAT MENDING JAUHI PART INI

Happy reading 😘

Suara di luar tampak ramai.

Baguspun sudah mengetuk pintu kamar Ana. Menyembulkan wajah berjanggisnya dari balik pintu.

Ning Syila langsung undur diri saat melihat Bagus masuk bersama dengan seorang wanita yang masih belum Ana kenal sama sekali.

“Assalamu’alaikum, Ana!”

“Wa’alaikum salam, Kak Bagus?” Ana tak percaya, Kak Bagusnya benar-benar datang ke acara lamarannya. Ana mengangkat lengannya yang sudah memakai kembali gelangnya.

Bagus mengurai senyum lebih lebar.

Sementara gadis yang masuk bersamanya, menatap lengan Ana tak percaya. Gelang yang selama ini selalu ada di gantungan tas Bagus, ternyata milik Ana?

“Oya, kenalin! Ini Naya!”
Bagus menunjuk gadis yang sedikit canggung berada di kamar Ana itu. Ana melirik Bagus, menggoda, lalu cepat mengulurkan tangannya pada gadis bernama Naya di depannya.

“Ana!” ujarnya dengan tersenyum.

“Kita sudah pernah bertemu, Ana. Aku Naya.”

“Oya? Di mana?”

“Di pasar waktu itu.”

“Pasar?”

“Bagus yang nangis.”

Bagus membuang mukanya saat Naya mengungkit lagi kejadian itu. Pipinya memerah.

“Ooh.. he,he, maaf! Aku hanya peduli pada Kak Bagus waktu itu!”

“Gak pa-pah, aku ngerti. Oya, selamat ya!”
Naya mengulurkan sebuah kotak kecil berwarna pink ke arah Ana.

Ana mengangkat alisnya, surprise. Bagus sendiri juga terkejut melihat Naya sudah menyiapkan hadiah untuk Ana yang baru ia keluarkan dari tas tangannya.

“Wah, gak perlu gini juga kok Nay, ini hanya lamaran.”

“Gak pa-pah, anggap aja hadiah perkenalan kita.”
Ana menerimanya ragu. Lalu beralih menatap Kak Bagusnya.

“Sepertinya Naya orang spesial buat Kak Bagus, karena Kak Bagus gak pernah bawa cewek ke acara keluarga seperti ini.”

Bagus berdehem.

Sementara Naya mulai tersipu.

“Subhanallah.. Ana! Cantik bener!” Mama Bagus masuk ke kamar Ana dan langsung menepuk-nepuk lengan Ana.

“Tante!” Ana mencium tangan wanita paruh baya itu.

“Bagus, jangan lama-lama di sini, nanti hati kamu kembali meleleh!” tegur sang mama sambil mencolek pinggang Bagus.

“Iya, ini juga Bagus mau pergi.”

Bagus menatap mamanya lalu tersenyum kearah Ana, “Kak Bagus tunggu di luar ya?” ujarnya kemudian.

“Calonnya bukan kamu cah baguuuss…!” mamanya mulai menggodanya lagi. Tak peduli pada kehadiran Naya di samping Bagus.

“Assalamu’alaikum, Ana!” Bagus terkekeh mendengar godaan mamanya.

Cinderella Pesantren༊*·˚ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang