CP 21

29.8K 2K 95
                                    

Happy Reading☘





"Kenapa Kak Fahmi bisa keliru sama Ana tadi? Apa karena Aisy dan Ana sama-sama pakai baju putih? Jadi Kak Fahmi mengira Ana sebagai Aisy?" tanya Ning Aisy sambil mengaduk-aduk nasinya.



_BFA༊*·˚

Empat porsi nasi pecel Madiun tersaji di depan mereka. Berikut dengan teh hangat manis yang juga menjadi pelengkap di saat hujan begitu. 

Ning Aisy mengambil sapu tangan di tasnya, lalu mencoba mengeringkan lengan Gus Fahmi yang telah basah terkena hujan. 

Gus Fahmi menghindar dengan mengambil sapu tangan dari tangan Ning Aisy.

"Makanlah, mumpung masih hangat," ujarnya memecah kecanggungan yang terjadi diantara mereka.

Gus Fahmi meraih teh hangatnya. Mencoba menenangkan hatinya dengan meneguknya perlahan.

"Kenapa Kak Fahmi bisa keliru sama Ana tadi? Apa karena Aisy dan Ana sama-sama pakai baju putih? Jadi Kak Fahmi mengira Ana sebagai Aisy?" tanya Ning Aisy sambil mengaduk-aduk nasinya.

Sontak Gus Fahmi tersedak mendengar pertanyaan Ning Aisy.

Cepat Ning Aisy menyodorkan tisu ke arah Gus Fahmi. 

Sedangkan Ana, ia mendorong pelan gelas airnya ke depan Gus Fahmi.

Gus Fahmi mengambil gelas air Ana lalu meminumnya perlahan.

Ana tersenyum melihat Gus Fahmi yang tengah salah tingkah di depannya. 

Begitu juga dengan Bagus.

"Hujannya makin deras, Rencana setelah ini kita mau kemana?" Bagus mencoba mengalihkan pembicaraan.

Tidak ada yang menjawab. 

Ning Aisy masih menekuk mukanya sedangkan Ana hanya menatapnya sejenak lalu kembali mengaduk nasinya lagi.

"Oke, kalau begitu kita langsung pulang saja!" putus Bagus.

"Kita ke Mall dulu, aku pingin lihat-lihat." akhirnya Ning Aisy buka suara. 

Ana melirik ke arah Bagus sambil tersenyum. 

Gus Fahmi masih saja membisu seolah ia tak ingin membiarkan seseorang mencecarnya dengan pertanyaan seperti tadi.

      

_BFA༊*·˚


Ana mengulurkan tangannya ke arah Gus Fahmi saat Gus Fahmi mencoba membuka payungnya.

"Boleh saya saja yang bawa payungnya? Biar saya sama Ning Aisy berjalan bersama." Tawar Ana. 

Gus Fahmi mengiyakan seraya memberikan payungnya. 

Ana lagi-lagi tersenyum geli mengingat kejadian tadi. 

Betapa Ana ingin sekali menggoda Gus Fahmi saat Gus Fahmi terlihat begitu polos dan salah tingkah.

Hingga saat di dalam mobilpun, ia masih saja tersenyum geli. 

Gus Fahmi mencoba mengatur nafasnya sambil membuang wajah ke luar jendela mobil. 

Memperhatikan rintik hujan yang mulai mereda. 

Tak sengaja ia melihat wajah Ana yang tengah tersenyum lewat spion di belakangnya.  Sudut bibirnya tertarik lebih tinggi.  Ada senyum juga dibibirnya.

_BFA༊*·˚



Di Mall.

Gus Fahmi dan Bagus memilih untuk berjalan di belakang Ana dan Ning Aisy. Mereka masuk ke areal baju muslimah. 

Cinderella Pesantren༊*·˚ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang