Happy riding 🌱"Ada apa?" tanya Gus Azmi yang kini sudah berbalik, bersandar ke bingkai pintu. Menatap Ning Aisy penuh tanya.
"Aisy ..."
"Sebentar!" Gus Azmi memotong pembicaraan Aisy karena getar ponsel di sakunya.
"Ini pengurus, sebentar ya!" ujarnya lagi seraya memberi kode pada Ning Aisy dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya sibuk mendekatkan ponsel ke telinganya. Setelah berbicara sebentar, Gus Azmi kembali menatap Ning Aisy.
"Aisy, kalau kita bicara nanti bisa? Kak Azmi harus menghadiri rapat ini sepuluh menit lagi. Kak Azmi sendiri belum siap-siap."
Ning Aisy mengangguk, menyetujui permintaan kakaknya."Ya sudah kalau begitu. Oya, katanya mau ke rumah Fahmi, mau minta maaf, jadi?" tanyanya sebelum benar-benar keluar dari kamar Ning Aisy. Ning Aisy mengangguk lagi, mengiyakan.
Gus Azmi tersenyum lalu meninggalkan Ning Aisy setelah mengucap salam. Ning Aisy terduduk di sisi tempat tidur. Mungkin memang sebaiknya ia diam dulu saat ini. Begitu pikirnya. Toh, Gus Azmi belum mengambil rencana untuk segera melamar Ana.
beberapa kali helaan nafas berat ia keluarkan. Seolah mengharap bebannya akan lebih berkurang dengan begitu.
_BFA༊*·˚
Gus Azmi tersenyum membaca jawaban Ana.
Cepat Gus Asmi mengirimkan screenshoot gambar profil Ana, lengkap dengan nama Ana di bawahnya. Shobahatul Munawaroh.
Ana tersenyum di seberang dengan balasan Gus Asmi di sepanjang perjalanan menuju pesantrennya. Dering telponnya berbunyi.
"Assalamu'alaikum!" suara di seberang.
"Ada apa?" jawab Ana.
"Loh, salamnya belum dijawab."
"Wa'alaikum salam warohmah." Ana menyerah.
Gus Azmi tersenyum senang karena bisa membuat Ana menurut. Ia masih stay di kantor pesantrennya sebelum memulai rapat kepengurusan.
"Aku mau ngabarin tentang Fahmi."
"Kenapa Gus Fahmi?" tanya Ana mulai khawatir.
"Wuah, sampe segitunya?! Fahmi sudah baik-baik saja, dan sekarang dia sudah ada di pesantrennya."
"Oh, Alhamdulillah kalau begitu."
"Ana sedang apa?"
"Aku ada urusan di luar sama Ayah dan Bunda."
"Oooh.. ya sudah, selesaikan saja dulu urusannya!"
"Assalamu'alaikum." Ana memilih untuk menutupnya lebih dulu. Telpon berhenti setelah Gus Azmi menjawab salam dari Ana.
"Siapa?" tanya Bunda.
"Gus azmi. Oya Yah, nanti sepulang dari pesantren, kita bisa gak mampir ke dalem Kyai Kholil?"
"Bisa, mau ngapain?"
"Sowan saja, sekalian mau ngembaliin barangnya Gus Azmi."
"Boleh," Ayah menjawab sambil melirik ke arah istrinya yang duduk di sampingnya.
_BFA༊*·˚
"Ana?" Lina menatap tak percaya ke arah Ana yang tengah berdiri di bingkai pintu asramanya.
Ana tersenyum, rindu pada sahabatnya ini. Cepat Lina berhambur memeluk Ana.
"Apa kabar?" tanya Lina seraya mengusap pelan punggung sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella Pesantren༊*·˚ [END]
Ficção Adolescente[SUDAH DI TERBITKAN] sekelumit tentang... #Ana : Perempuan yang mempunyai sifat ceria, ceplas ceplos dan santri baru yang mondok karena rasa ingin taunya, mengenai penyebab kakak sepupunya yang tiba tiba pergi ke Turki tanpa pamit padanya. dan Pen...