CP 9

39.8K 2.3K 60
                                    

Happy Reading 🌱



"Jangan senyum!" larang Ana tiba-tiba.

Karena senyummu itu malah membuatku ingin terus bersamamu. Batin Ana.

_BFA༊*·˚

Pemuda itu menerima handphone Ana ragu, lalu menekan beberapa nomor dengan cemas.

Setelah mendengar bunyi Tit yang ke 12, Ana langsung meraih handphone-nya.

Cepat ia memilih menu tambah kontak seraya berkata "Nama?"

"Anshori" jawab pemuda itu cepat.

Sontak Bagus menoleh ke arahnya.

Mukanya penuh tanda tanya, tapi pemuda itu malah tersenyum melihat Ana mulai tersenyum sambil mengeja namanya.

"Oke, sudah aku save, nanti aku hubungi ya?! Dah Kak Bagus!" terlihat wajah sumringah Ana sebelum ia pergi dari hadapan Bagus.

Bagus masih tidak habis fikir, kenapa sahabatnya menyebut nama Anshori di depan Ana.

"Kenapa tidak Fahmi?" tanya Bagus akhirnya.

"Aaa... Fahmi, Fahmi Anshori".

Keduanya tergelak bersamaan, sebelum akhirnya mereka duduk.

"Bagaimana kabar di pesantren?" tanya Bagus.

"Lumayan lah" jawab pemuda berkopyah putih yang tak lain adalah Gus Fahmi, putra mahkota Kyai Jakfar, calon pengasuh pesantren An-Nur yang baru.

"Lumayan apa?" selidik Bagus.

"Lumayan merepotkan" kembali mereka tertawa lirih.

"Tadi kenapa mengaku Anshori?"

"Masih penasaran ceritanya?"

"Gak juga si, cuma Gus Fahmi yang ku kenal biasanya tak pernah menyembunyikan identitas begini"

"Kalau sudah waktunya pasti Ana ku beri tahu, oiya.. dia adik sepupu yang kamu ceritakan bukan?"

"Iyah, betul sekali"

Gus Fahmi menengok ke arah Ana yang tengah sibuk bercengkrama dengan Mama Bagus.

'Ternyata itu kamu Ana, orang yang disukai Bagus sahabatku, bagaimana denganmu Ana?!'Batin Gus Fahmi.

"Menginaplah, sebentar lagi petang, ada banyak kamar di sini, apalagi kamu tidak bawa abang yang biasa nyupir" Tawar Bagus.

"Gak usah, mungkin setelah sholat maghrib aku bisa langsung pulang" Tolak Gus Fahmi.

"Ya sudah kalau tidak mau, masuk dulu yuk, kita makan sambil nunggu maghrib!"

Gus Fahmi mengangguk mengiyakan seraya mengikuti langkah Bagus masuk ke dalam rumahnya.


_BFA༊*·˚

Ana merapikan shaf-nya saat keluarga Bagus dan para tamu yang lain melaksanakan sholat maghrib berjamaah di musholla rumah Bagus.

Bagus yang baru saja selesai membacakan iqomah tampak tengah mempersilahkan seseorang untuk menjadi imam sholat.

Ana berjinjit mencoba mengintip siapa yang kakaknya minta.

Seketika jantung Ana berdebar keras, saat melihat siapa yang maju ke tempat imam.

Anshori yang tak lain adalah Gus Fahmi maju selangkah, menempati tempat imam.

"Allaahuakbar.." terdengar suara Gus Fahmi memulai takbiratul ihram.

Ana tidak bisa fokus, merapalkan niat untuk sholat maghrib saja keliru menjadi sholat shubuh.

Cinderella Pesantren༊*·˚ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang