Chapter 1 - Its begin

5.2K 212 15
                                    


Hari ini adalah hari yang cerah bagi penghuni bumi bulat tercinta, manusia, hewan, atau tumbuhan. Tidak ada yang namanya bumi datar karena air akan segera habis dalam hitungan hari dan cukup jalan sisi gelap bikini bottom saja yang ekstrimis. Tidak perlu jalan seperti itu di dunia nyata.

Hiruk pikuk pagi berlangsung seperti biasa, jalanan penuh kendaraan bermotor batuk asap dari dubur mereka mengotori udara bumi, lampu merah kuning dan hijau memerintah setiap kendaraan tidak berakhlak itu di persimpangan jalan beraspal, manusia berlalu lalang di trotoar jalan menyisihkan diri dari asap celaan kendaraan bermotor.

Para manusia baik pria maupun wanita berseragam rapi dengan sebuah, beberapa atau tanpa bawaan di tangan mereka. Satu persatu lalu lalang di sekitar taman mempercepat langkah kaki mereka. Seolah tidak ingin terlambat di hari pertama mereka bekerja padahal menit pagi masih panjang.

Jepang memang terkenal dengan etos kerja mereka yang... cukup berlebihan. Masih menjadi misteri kenapa beberapa masyarakat jepang memiliki maniak kerja yang tinggi. Etos kerja mereka memang bagus tapi ada beberapa yang memaksakan diri hingga membebani tubuh mereka. Nah itu hal lain karena tidak akan menjelaskan apapun di sini.

Para pedagang kios-kios di keliling meter setiap sudut negara ini membuka kedai mereka satu per satu. Tidak ingin ketinggalan dari rekan mereka yang berseragam.

Mereka menunaikan hari seperti hari-hari terlewat dengan satu dan beberapa harapan bahwa hari ini akan menjadi lebih baik, baik itu untuk pekerjaan atau sekedar tanggung jawab mereka masing-masing ... dan mungkin tidak sama sekali... dari hari kemarin.

Para siswa pun tidak mau kalah dengan orang dewasa. Mereka dengan gembira mengobrol ringan bersama teman sekolah mereka sambil berjalan santai menuju tempat mereka akan belajar. setiap anak mengenakan seragam tertentu dari sekolah mereka masing-masing.

Di sebuah sekolah tertentu di titik peta luas negara Jepang. Para siswa dan guru telah lalu lalang sedikit bergegas sebab ini adalah semester awal. Mereka perlu memperpagi jadwal mereka untuk penyambutan dan sebagainya. Seperti halnya rutinitas setiap tahunnya.

Namun,... Jauh, 10 mil jauhnya dari lokasi gedung sekolah tersebut..

Di sebuah taman di salah satu kota di Jepang yang indah ... duduk seorang anak remaja berseragam sekolah yang baru saja kita bicarakan. Dia sedang menatap ke depan dengan serius, mendapatkan pandangan aneh dari sekitarnya.

Anak laki-laki itu memiliki rambut perak berdiri ke belakang, sebuah headphone hitam dengan sentuhan merah tergantung bebas di lehernya.

Mata, pupil berwarna merah delima mengisi kedua rongga tengkorak atas wajahnya masing-masing yang dapat membuat gemetar siapa pun yang menatapnya.

Wajahnya yang rupawan dapat membuat para wanita linglung jika mereka menatap intens padanya..... dan mungkin beberapa pria bengkok.

Pada badan, Ia mengenakan pakaian salah satu dari banyak sekolah menengah yang terkenal. Tentu saja, jika sekolahnya tidak terkenal maka tidak akan ada yang bersekolah di sana. Siapa yang akan bersekolah di sekolah tanpa nama? Seperti bercanda.

Di kedua telinganya masing-masing terpasang satu anting-anting, menjadikannya sepasang. Anting-anting tersebut bergelantung, membentuk spiral dari ujung hingga ujung, membentuk dua lingkaran lonjong dan dua buah bola mengisi kekosongan lingkaran itu.

Secara keseluruhan dia mendapatkan pandangan aneh dari sekelilingnya. Tapi itu dengan cepat menghilang ketika wajahnya terpampang di benak mereka, hanya untuk para wanita. Linglung sejenak hingga mereka tersadar sebelum bergegas memenuhi tanggung jawab masing-masing.

Deviate Otaku di MultiverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang