"Aku benar-benar gugup, Eomma."
Pagi ini Yuna sudah bersiap. Ia mengenakan seragam SMP-nya untuk kemudian mengikuti ujian seleksi. Meski sudah berlatih dengan baik, gadis itu tetap merasa sangat gugup.
"Cha, semoga kau berhasil." Jihyo memasukan kotak makan ke dalam tas Yuna kemudian mengusap pipi putrinya. "Kau pasti berhasil."
"Apa paman Yoongi lupa?" Yuna memasang wajah sedihnya, membuat Jihyo segera tersenyum lalu memeluk putri kesayangannya.
"Eomma ada bersamamu 'kan? Mungkin paman Yoongi sedang sangat sibuk hari ini."
"Baiklah."
Lain halnya dengan Yuna, anak-anak Athena nampaknya sudah tak mengkhawatirkan apa pun. Mereka dengan santainya berjalan menuju mobil masing-masing untuk kemudian pergi ke SMA Jeong.
"Naeun-ah, Appa yakin kau pasti bisa melakukannya." Seokjin tersenyum kemudian menatap Nayeon. Namun, Nayeon hanya membalas senyum itu dengan senyum palsunya. Ia benar-benar merasa sangat tersakiti karena senyum yang sudah menarik perhatian wanita lain itu.
Hari ini bertepatan dengan pelantikan Seokjin juga. Itulah kenapa Nayeon juga ikut ke sana. Selain itu, ia juga merupakan salah satu juri dalam ujian seleksi ini.
Andai hari ini bukan hari yang penting, aku sungguh malas untuk menahan rasa sakit ini, batin Nayeon sambil menatap Seokjin. Namun, pria itu sibuk membicarakan banyak hal dengan putri mereka.
"Appa akan mengajakmu jalan-jalan sepulang ujian nanti. Lakukan dengan baik, hm?" ujar Seokjin. Ia tahu, pasti akan ada manipulasi yang dilakukan Nayeon sebagai juri dan Taehyung sebagai kepala sekolah. Namun, ia akan rahasiakan itu dan membuat Naeun tak selalu mengandalkan hubungan kekerabatan yang ia miliki.
"Doakan aku." Naeun menunjuk kedua pipinya, membuat Nayeon serta Seokjin mencium pipinya. "Aku pasti akan lolos."
Naeun berlari, bersatu dengan anak-anak lainnya, membuat Seokjin tersenyum bangga. "Bukankah dia terlalu cepat dewasa?"
Nayeon memilih untuk segera masuk. Namun, Seokjin lebih dulu mencengram lengannya. "Apa kau bersikap seperti ini karena--"
"Bisakah kau lupakan soal masa lalu?" sela Nayeon dengan nada dingin. Ia kemudian melepas tangan Seokjin lalu berjalan masuk.
Seokjin hanya menatap Nayeon heran. Ia sebenarnya tak tahu apa yang terjadi pada Nayeon. "Apa dia tahu sesuatu? Astaga, aku tidak akan membiarkan semuanya terbongkar lebih awal. Ck, kenapa dia jadi sangat dingin?"
Seokjin menyusul Nayeon dengan segera, membuat Namjoon segera keluar dari persembunyiannya. Ia pikir ia akan dapat informasi baru. Namun, yang ia dapatkan justru sebuah teka-teki dari pembicaraan Nayeon dan Seokjin.
"Masa lalu? Sebenarnya masa lalu apa?" gumam Namjoon kemudian menggaruk tengkuknya. "Aku pikir mereka akan membicarakan soal dokumen yang dipalsukan. Ah ya, aku perlu menemui mantan asistenku terlebih dahulu. Aku harus tanyakan kenapa Jeongyeon bisa tahu soal Hanjun."
*
*
*
Satu persatu calon siswa baru SMA Jeong masuk ke dalam ruangan itu. Tak sedikit dari mereka yang menangis hingga frustrasi karena hasil dari ujian seleksi tersebut.
Memang dalam ruangan itu ada pembatas antara peserta dan juri. Namun, Nayeon sudah tahu siapa saja yang harus ia berikan nilai terbaik. Termasuk Naeun. Ia sudah tahu nomor peserta Naeun sehingga ia bisa dengan mudah memberi nilai.
Nayeon yang awalnya tersenyum lalu menuliskan nilai dengan senang hati, kini berhenti. Suara yang ia dengar sungguh mengingatkannya pada seseorang. Ia yakin suara ini benar-benar sama dengan Jihyo. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk memberikan nilai sekenanya saja. Ia benar-benar yakin jika suara yang ia dengar adalah suara dari putrinya Jihyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena✔️
Фанфикшн"Sejatinya, peperangan bukan untuk saling melenyapkan. melainkan untuk mengembalikan keteraturan serta perdamaian." Dalam hidup setiap orang perlu menghadapi peperangan mereka masing-masing. Tak terkecuali para penghuni apartemen mewah--Athena palac...
