#35 Petunjuk Baru

445 100 23
                                        

Jimin menghalangi Dahyun. Ia sungguh tak ingin Dahyun pergi ke mana pun untuk saat ini. Ia takut sang istri akan berada dalam bahaya. "Apa tidak bisa Namjoon Hyung saja yang melakukan segalanya? Dahyun-ah, kau harus banyak istirahat."

"Saat ini tak ada lagi yang bisa membujuk Jin Oppa selain aku. Percayalah padaku semuanya akan baik-baik saja."

Jimin sangat khawatir. Sudah sekian lama Dahyun ingin memiliki anak sendiri dan saat mengetahui dirinya sedang hamil, wanita itu justru memilih untuk mengurus soal kasus pembunuhan Nakyung.

Jimin memegang kedua bahu Dahyun, menatapnya dengan tatapan yang dalam. Ia sungguh takut jika sesuatu yang buruk terjadi. "Diam saja di rumah dan aku akan melakukan segalanya untukmu. Aku akan mendatangi Jin Hyung dan bicara padanya."

"Oppa--"

"Aku akan melakukannya untukmu. Jadi kau cukup katakan padaku apa yang harus kulakukan," sela Jimin.

Apa Oppa bisa melakukannya? batin Dahyun. Ia yakin saat ini Seokjin takkan mau mendengar siapa pun. Namun, ia harap Jimin bisa membujuk Seokjin agar mau mengusut kasus ini dengan baik. Ia curiga jika Dalmi ada di balik semua ini.

"Baiklah, tolong bujuk dia agar mau mengusut kasus ini dengan benar." Dahyun menangkup wajah suaminya dan tersenyum. "Semoga kau berhasil."

Dahyun menghentikan suaminya saat mendapat telepon dari Nayeon. Ia memutuskan untuk menerimanya sebelum membiarkan Jimin pergi menemui Seokjin. Ia yakin Nayeon menghubunginya karena hal penting.

"Dahyun-ah, aku punya sesuatu yang harus kutunjukan padamu. Kemari dan lihatlah."

"Baiklah, aku dan Jimin Oppa akan segera ke sana."

Dahyun menarik tangan Jimin lalu membawanya ke unit Nayeon. Untung saja unit mereka berada di lantai yang sama. Sehingga, Dahyun bisa dengan cepat menemuinya.

Aku harap Nayeon Eonni bisa membantu Taehyung Oppa. Aku yakin Taehyung Oppa tak akan sekejam itu, batin Dahyun. Ia curiga jika orang lain ada di balik semua ini. 










Taeyeon melipat kedua tangannya sambil duduk menumpangkan kaki. ia seolah tak peduli dengan penampilan sang Ayah yang mulai berantakan meski baru 2 hari berada di penjara.

Namun, Taeyeon tetaplah Taeyeon. Detik berikutnya Taeyeon mulai menangis. Ia tak peduli meski orang-orang mengatakan jika ia adalah anak pembunuh. Ia tetap menyayangi sang Ayah dan ia tak ingin melihat Ayahnya seperti ini.

"Cepatlah pulang, Appa. Aku benar-benar takut." Taeyeon ingin sekali memeluk sang Ayah meski hanya sebentar. Namun, sekat kaca itu benar-benar membuatnya tak bisa melakukan hal itu.

Taemin menggenggam tangan sang Adik. Memang bukan Taeyeon satu-satunya yang takut dengan ancaman dari orang-orang. Namun, ia ingin terlihat kuat. Setidaknya untuk Taeyeon juga Ibunya. Bahkan Taemin tak tidur demi menjaga Taeyeon juga Ibunya.

"Taeyeon, Appa pasti pulang. Kau harus bersabar." Taehyung menatap Taemin dan tersenyum. Ia yakin putra sulungnya akan menjaga Taeyeon dengan baik. "Taeyeon, jika kau menangis siapa yang akan menghibur Eomma? Appa baik-baik saja di sini."

"Lalu kenapa wajah Appa terluka?" tanya Taeyeon, membuat Taehyung tersenyum.

"Appa baik-baik saja, tenanglah. Apa kalian tidak pergi ke sekolah? Kalian membolos?"

"Pihak sekolah meminta kami berdua belajar di rumah sampai masalah ini selesai," jelas Taemin. Ia sungguh tak masalah jika harus pindah sekolah. Lagi pula ia tak mau melihat Taeyeon dirundung oleh yang lain.

Athena✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang