#40 Apa pun Akan Kulakukan

409 99 25
                                    

Setelah perdebatan hebat, kini Jaewook sudah tertidur pulas sementara Hoseok memutuskan menunggu di luar. Nakyung tahu perbuatan Jaewook sangat salah. Namun, ia tak mau menyerahkan putranya ke polisi. Lagi pula seseorang sudah mengaku sebagai pelakunya.

Nakyung mengusap kepala sang putra hingga membuat tidurnya terganggu. "Ah, maaf. Eomma mengganggu tidurmu ya?"

Jaewook tersenyum lalu menggeleng. Ia meraih tangan sang Ibu, berharap kali ini ia akan punya keberanian untuk mengatakan alasan kenapa ia sampai melakukan hal keji.

"Jaewook-ah, kenapa kau menusuk Eomma?" Tidak, Nakyung tak marah pada putranya. Ia hanya masih tak percaya jika pelaku yang sudah menusuknya adalah sang putra. "Seseorang mengancammu? Katakan saja."

Nakyung yakin ketidak sengajaan Jaewook pasti ada kaitannya dengan sebuah ancaman. Selama ini putranya benar-benar baik. Tak mungkin jika Jaewook nekad menusuknya dengan sengaja. Ia yakin sesuatu terjadi hingga Jaewook melakukan hal ini.

Jaewook mulai takut. Ia benar-benar tak ingin tiada jika menjawab pertanyaan itu. Ia sudah mengaku dan menurutnya itu sudah cukup untuk saat ini. Ia memang berniat memberi tahu alasannya. Namun, ia yakin semuanya akan lebih kacau nantinya.

Kenapa aku merasa Jaewook bukan pelaku aslinya? Tapi siapa yang menyuruhnya? batin Nakyung. Ia yakin Jaewook takkan dengan mudah menjawab meski ia desak. Bahkan setelah tamparan itu ia terima, Jaewook tetap mengatakan jika tak ada seorang pun yang menyuruhnya.

Nakyung berpikir seperti itu bukan karena ia Ibunya Jaewook. Ia hanya merasa jika tatapan Jaewook padanya benar-benar lain. Ia yakin seseorang memang mengancam putranya. Lagi pula semarah apa pun Jaewook, ia hanya akan sedikit berontak.

"Jaewook, Eomma janji akan melindungimu bagaimana pun caranya. Eomma sangat menyayangimu."

"A-aku melakukannya untuk seseorang, tapi tolong jangan melaporkannya. Dia akan melenyapkan Appa dan keluarga Kim jika aku mengatakan sesuatu. Tolong jangan laporkan dia."

"Siapa dia? Apa seorang wanita? Kau tahu siapa namanya?" tanya Nakyung. Namun, Jaewook justru menggeleng. "Kau sungguh tak tahu?"

Jaewook merogoh sakunya lalu mengeluarkan ponselnya. Ia mulai mencari sebuah pesan lalu menunjukannya pada sang Ibu. "Awalnya aku pikir pisau itu palsu. Aku terlalu terkejut saat Eomma pingsan dan Paman Taehyung mulai menghajarku."

Nakyung menarik Jaewook ke dalam dekapannya. Ia yakin putranya merasa trauma karena kejadian malam itu. Apalagi dengan tangannya, ia hampir membunuh sang Ibu.

Apa bibi Dalmi dalangnya? Atau ... Salah satu dari Kim bersaudara? Astaga, saat ini Kim bersaudara benar-benar terpecah. Bagaimana bisa aku menyelesaikannya? batin Nakyung. Untuk saat ini ia yakin Taehyung akan tetap menyelidiki kasus ini. Begitu pun dengan Seokjin yang sibuk mengumpulkan bukti untuk meyakinkan dirinya jika Taehyung adalah pelaku yang sebenarnya.

"Tidak apa-apa, Eomma pasti akan melindungimu. Eomma janji." Nakyung yakin putranya benar-benar takut sekarang. Namun, ia bisa pastikan semuanya akan aman asalkan ia bisa mengambil langkah yang tepat.

Haruskah aku membuat rencana sendiri? Setidaknya aku bisa menyelamatkan Jaewook dan membersihkan nama Taehyung, batin Nakyung.

*
*
*

Jaehwan tersenyum kemudian menuruni anak tangga sebelum duduk di samping Naeun. Namun, gadis itu segera beranjak saat pria itu duduk di sampingnya.

"Kau sendiri yang mengatakan jika kau tidak punya teman. Lalu kenapa tidak mau berteman denganku?" tanya Jaehwan yang tentu saja menjadi pukulan telak untuk Naeun. Bahkan gadis itu langsung menghentikan langkahnya.

Athena✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang