Epilog

641 92 37
                                    

Jihyo menghela napas. Ia ingin sekali pergi dan tak merekam suaranya. Namun, senyum dan semangat yang Yoongi, Naeun, dan Yuna berikan, membuatnya memilih tetap melakukan rekaman.

Sebelumnya, Jihyo memang sangat menginginkan karir sebagai penyanyi. Namun, sekarang impiannya berubah. Ia hanya ingin keluarganya hidup bahagia.

"Oke."

Jihyo melepas headphone yang ia gunakan kemudian keluar dari ruangan itu. Ia harap suaranya tak terlalu parah karena sudah sangat lama ia tak bernyanyi.

"Suaramu sangat bagus. Sayang sekali kau belum debut di mana pun," puji produser Choi, membuat Jihyo segera tersenyum. Namun, ini justru membuat Yoongi kesal.

"Jangan tersenyum. Sama sekali tidak cantik," ketus Yoongi kemudian meninggalkan studio. Bahkan ini membuat produser Choi terkekeh.

"Astaga dia masih sama."

"Kalian saling mengenal?" tanya Yuna, membuat produser Choi mengangguk.

"Dulu, dia juga sering membuat lagu, tapi entah kenapa dia malah memilih membuat perusahaan, tapi itu bagus karena Yoongi sukses dengan perusahaannya," jelas produser Choi. "Ah ya, Nyonya Min, aku akan menghubungimu lagi nanti. Sepertinya, kau harus mengejar suamimu dulu."

Jihyo meraih tasnya, menyusul Yoongi, sementara Naeun juga Yuna masih di sana.

"Paman, bisa ceritakan soal Eomma dan Appa?" tanya Yuna sambil menarik kursi agar bisa duduk dekat produser Choi.




"Yak! Min Yoongi pabo!"

Yoongi menghentikan langkah lalu memutar malas kedua bola matanya. Selanjutnya, ia berbalik dengan wajah malas. "Wae?"

"Apa begitu caramu cemburu? Tidak berkelas?"

"Kau pikir aku cemburu?" tanya Yoongi kemudian berdecih. "Aku hanya ingin menyadarkanmu. Tidak perlu terlalu percaya diri."

Jihyo heran pada Yoongi. Sebenarnya pria itu mencintainya atau hanya sebatas formalitas saja karena mereka sudah menikah. Bahkan Jihyo bisa hitung berapa kali pria Min itu bersikap manis.

Yoongi meraih tangan Jihyo, membuat sang istri merasa sangat bingung. Bahkan ini membuat Jihyo berpikir jika Yoongi punya kepribadian ganda. "Kenapa? Kau yang ingin seperti ini 'kan?"

"Tidak."

"Sungguh? Kalau begitu, aku akan lepas tanganmu," ujar Yoongi, membuat Jihyo refleks menghentakkan kaki. "Baiklah, aku hanya bercanda."

"Kau sebenarnya mencintaiku atau tidak?" tanya Jihyo dengan tatapan menuntut.

"Logikanya, jika aku tidak mencintaimu, bagaimana bisa Yuna dan Naeun bisa ada? Tidak perlu kujelaskan, jika kau pintar, kau akan mengerti."

"Ish, lama-lama aku ingin menyumpal mulutmu dengan cabai."

"Kalau begitu aku juga akan menyumpal mulutmu."

Jihyo membulatkan mata saat Yoongi tiba-tiba menciumnya. Bahkan di tempat umum. Mereka pasti mengira jika Jihyo dan Yoongi adalah pasangan yang sangat dimabuk cinta hingga tak tahu tempat.

"Yak! Apa yang kaulakukan?"

"Mulutku cukup pedas, jadi tidak perlu cabai."





Athena✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang