#30 Are You ...

487 96 39
                                    

Perlahan tubuh Jaehwan merosot ke bawah hingga akhirnya benar-benar terduduk. Ia menangis dalam diam hingga dadanya terasa sangat sesak. Ia sungguh tak menyangka jika wanita yang terus bersamanya adalah orang yang ia cari.

Bukan karena terkejut saja. Jaehwan juga menyesal karena selalu bersikap buruk pada Mina saat awal-awal mereka bertemu. Ia tak menyangka jika ia akan sejahat itu pada sang Ibu.

Dahyun juga sama-sama menangis di depan kamar putranya. Ia bukan menangis karena pada akhirnya Jaehwan tahu siapa dirinya. Ia terlalu takut Jaehwan akan benar-benar pergi. Terlebih karena akhir-akhir ini Mina dan Jaehwan memang sangat dekat.

Jimin segera menghampiri Dahyun saat melihat sang istri menangis dan terduduk di atas lantai. "Kau baik-baik saja?"

Jimin membantu Dahyun untuk beranjak. Ia juga menggendong Dahyun menuju kamar. Ia benar-benar tak tahu apa penyebab Dahyun bisa seperti ini.

Jimin memberikan segelas air. Tatapannya sungguh menyiratkan jika ia memang sangat khawatir pada kondisi Dahyun. "Apa kau bertengkar dengan Jaehwan?"

Dahyun menggeleng dengan air mata yang seolah tak ada hentinya. Ia ingin sekali mengatakan jika Jaehwan adalah putranya Mina dan Jimin.  Namun, ia terlalu takut hal ini akan membuat Jimin ikut pergi. Ia sungguh takut akan ditinggalkan sendirian nantinya.

"Lebih baik kau tidur saja. Aku akan menemanimu," ujar Jimin kemudian berbaring di samping Dahyun. Ia mendekap Dahyun juga mengusap halus tangannya. "Apa Jaehwan mengatanan sesuatu yang menyakitimu?"

"Tidak."

Jimin merasa jika ini memang bukanlah waktu yang tepat untuk bertanya hal seperti ini pada Dahyun. Namun, ia cukup yakin sesuatu terjadi antara Jaehwan dan juga Dahyun. Jika tidak, mungkin Dahyun takkan seemosional ini.

Apa Jaehwan tahu soal Ibunya? Aku harap dia tak akan menyakiti Dahyun dengan pergi begitu saja, batin Jimin. Ia sama sekali tak tahu jika Jaehwan benar-benar putranya. Ia hanya tahu jika Jaehwan adalah putranya Mina dengan pria lain. Terlebih karena mereka bercerai sekitar satu bulan setelah pernikahan mereka. Jadi, sampai detik ini ia pikir jika Jaehwan bukan putranya.

Jimin tersenyum saat Dahyun mulai terlelap. Sejak dulu Dahyun memang selalu tidur jika Jimin memeluknya. "Kau tidak pernah berubah ya. Tidurlah yang nyenyak."









Nakyung berhasil menghentikan langkah Taehyung. Namun, pria itu justru memutar malas kedua bola matanya saat wanita itu tiba-tiba saja muncul.

"Aku tidak punya urusan apa pun denganmu. Jangan berpikir kau bisa menyuapku dengan mudah. Kau tetap saja seorang wanita penggoda," ujar Taehyung kemudian mendorong pelan Nakyung agar tak menghalangi jalannya. Ia lalu masuk ke dalam lift. Namun, dengat cepat Nakyung juga masuk ke sana.

"Apa kau tidak punya rasa malu?" tanya Taehyung, membuat Nakyung menaikan kedua bahunya. Tentu saja hal ini membuat Taehyung geram.

"Jika kau berniat menggodaku, sayang sekali aku tak akan tertarik."

Nakyung memutar malas kedua bola matanya. Ia sungguh gemas ingin memukul Taehyung. Namun, ia ingat soal misinya yang harus membuat pria itu percaya jika Nakyung memang bagian dari keluarga Kim.

"Bisakah kau berhenti bicara agar aku juga bisa bicara?"

Taehyung menghela napas. Ia menunjuk Nakyung dengan dokumen yang ada di tangannya. "Apa kau berusaha agar aku percaya? Ck, aku hanya merasa jika kau dan saudaraku yang lain justru merencanakan pemberontakan. Lagi pula kau hanya orang luar."

"Kita punya ikatan yang bahkan seharusnya lebih kuat dari yang lain."

Taehyung berdecih lalu kembali menyingkirkan Nakyung dari jalannya. Ia segera melangkah keluar dibanding harus mendengar ocehan tak masuk akal dari Nakyung.

Athena✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang