Namjoon menggenggam tangan Junseo. Ia terlalu fokus menjatuhkan Dalmi hingga lupa jika ada hal yang perlu ia lindungi. Andai ia ingat pada Junseo, semuanya tak akan berakhir seperti ini.
"Kau tidak berniat memberitahu hal ini pada Jeongyeon-ssi?" tanya Taehyung, membuat Namjoon menggeleng. "Bukankah dengan memberitahu siapa Junseo sebenarnya, banyak yang akan melindunginya."
"Wanita itu akan membunuhnya, Jeongyeon, dan Dahyun. Aku tidak punya pilihan selain menyembunyikannya. Aku tidak tahu pada akhirnya dia tetap menemukan Junseo."
Taehyung mengusap bahu Namjoon saat pria itu mulai menangis. Ia bisa merasakan apa yang Namjoon rasakan. Mungkin jika ia ada di posisi Namjoon, ia juga akan melakukan hal yang sama. "Aku akan melindunginya sementara kau awasi Jin Hyung."
"Taehyung, sampai kapan kau tidak akan percaya padanya?"
Taehyung memutar malas kedua bola matanya. "Bagaimana aku bisa mempercayai pria berengsek seperti dia? Aku yakin setelah masalah ini selesai, dia akan menguasai yayasan."
"Taehyung-ah, hanya kau satu-satunya orang yang tak tahu bagaimana berantakannya keluarga Kim selama ini. Bahkan kau tidak tahu kenapa aku harus pura-pura membunuh putraku sendiri, atau apa kau tahu hubunganmu dengan Nakyung? Taehyung-ah, kita berada di pihak yang sama untuk menjatuhkan wanita itu," jelas Namjoon. Itu memang kenyataannya. Hanya Taehyung satu-satunya putra keluarga Kim yang tak tinggal bersama Kim bersaudara dan hanya Taehyung yang mungkin bisa menolong Kim bersaudara.
"Ck, berhenti menghubungkanku dengan Nakyung. Bahkan aku tak sudi mendengar namanya."
"Dia saudara kembarmu. Kau bahkan tidak tahu soal itu?" tanya Namjoon, membuat Taehyung berdecih.
"Saudara kembar katamu? Oh astaga, kenapa terlalu banyak drama dalam keluarga ini?" Taehyung terkekeh dengan situasi yang ada. Ia tengah fokus mencari bukti kuat untuk menghukum Dalmi. Namun, beberapa situasi yang ada membuatnya ingin tertawa. Terlebih karena situasinya yang tak masuk akal.
"Kau masuk jebakannya, Hyung." Taehyung mendorong dada Namjoon dengan telunjuk. "Jangan percaya atau kau akan berakhir kecewa."
"Taehyung-ah, inilah maksud dari perkataanku waktu itu. Dia ingin kita terpecah."
Taehyung memberikan tatapan dinginnya. Saat ini ia tak ingin percaya pada siapa pun kecuali dirinya. Ia yakin bisa menyelesaikan segalanya sendiri. "Baiklah, kau bisa tetap berada pada jalan yang sama dengannya. Aku akan tetap berada pada jalanku. Ah ya, aku sudah minta seseorang untuk menjaga Junseo di sini. Tidak perlu khawatir."
Taehyung-ah, terlalu berbahaya jika kau melakukannya sendirian, batin Namjoon. Ia sungguh takut jika sesuatu yang buruk terjadi pada Adiknya. Terlebih ia sangat tahu bagaimana Dalmi.
Yoongi tersenyum saat Jihyo mulai memasak. Kemarin kondisi istrinya cukup kacau hingga membuat Yoongi benar-benar khawatir. Namun, saat ini ia senang saat Jihyo sudah kembali bangkit.
Yoongi melingkarkan tangannya pada pinggang Jihyo lalu meletakan dagunya pada bahu sang istri. "Kau sudah baik-baik saja sekarang?"
"Sedikit," ujar Jihyo diakhiri dengan senyum. Ia merasa tak perlu terus terpuruk hanya karena kemunculan Daniel kembali. Lagi pula saat ini ia sudah bersama Yoongi dan ia percaya pria itu akan sangat melindunginya.
"Teruslah bahagia," ujar Yoongi kemudian mengecup pipi kiri Jihyo hingga membuat wanita itu salah tingkah.
"Apa yang kau lakukan?"
"Memberikan sedikit semangat untukmu," jawab Yoongi kemudian bersandar pada kabinet berwarna putih itu. Ia tersenyum sambil memperhatikan Jihyo yang sibuk memotong bahan makanan. "Aku sudah meminta beberapa orang untuk berjaga di luar. Kau bisa menghubungiku jika pria itu datang lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena✔️
Fanfic"Sejatinya, peperangan bukan untuk saling melenyapkan. melainkan untuk mengembalikan keteraturan serta perdamaian." Dalam hidup setiap orang perlu menghadapi peperangan mereka masing-masing. Tak terkecuali para penghuni apartemen mewah--Athena palac...