#43 Aware

458 99 20
                                        

Jeongsan mengerutkan dahi saat sang Ibu tiba-tiba saja memeluknya. Padahal ia hanya pergi beberapa saat untuk berlatih di akademi seni seperti biasanya. Namun, sang Ibu justru beranggapan seolah ia baru saja pergi jauh.

"Aku baik-baik saja, Eomma."

Tzuyu melepas pelukannya. Ia terlalu khawatir hingga merasa sesak menunggu kepulangan putranya. Ia benar-benar takut sesuatu yang buruk terjadi. Terlebih karena ia sudah memberitahu Jihyo soal putrinya.

Jeongsan tersenyum. "Aku baik-baik saja, Eomma. Tidak perlu khawatir. Aku pulang terlambat karena membelikan bebek bakar untuk Eomma."

"Eomma sudah katakan tunggu Appa menjemput. Kenapa pulang lebih dulu?"

"Mirae sudah kesal jadi aku pulang naik bus." Jeongsan melangkah menuju dapur, meletakan bebek bakar yang ia beli lalu mengambilkan piring untuk sang Ibu. "Eomma belum makan 'kan? Ayo makan."

Jeongsan menarik kursi untuk sang Ibu. Ia tersenyum saat tatapan mereka bertemu agar sang Ibu bisa lebih tenang. Ia tak mengerti kenapa Ibunya terlihat sangat khawatir. Padahal Mirae juga ada bersamanya. Ia heran karena sang Ibu hanya mengkhawatirkan dirinya.

"Apa aku harus memanggil bibi Hirai?" tanya Jeongsan, membuat Tzuyu menggeleng. "Baiklah, sekarang Eomma makan saja. Aku harus mandi dulu."

Jeongsan melangkah menuju kamarnya. Sudah hampir seharian ia berada di akademi seni. Tak mungkin jika ia tak membersihkan diri sebelum tidur.

Aku masih bingung kenapa Eomma sangat khawatir padaku? batin Jeongsan. Selama ini sang Ibu tak sepanik itu. Ia harap sang Ibu tak tiba-tiba pingsan saat ia sedang mandi.








Tzuyu berusaha untuk mengendalikan diri. Tangannya terus gemetar hingga membuatnya sulit untuk menikmati makanan yang sang putra belikan. Hingga akhirnya seseorang menggenggam tangannya, mencubit sedikit daging itu lalu menyuapinya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Jungkook yang justru membuat Tzuyu menangis. Ia sungguh muak dengan segala rasa khawatir yang terus menghantuinya. Ia juga sulit tidur karena terus memikirkan putranya. Ia benar-benar takut Seokjin menyakiti putranya.

Jungkook mengusap halus punggung Tzuyu saat sang istri menyandarkan dahi di bahu kanannya. Cahaya temaram, tentu membuat Tzuyu semakin emosional apalagi berada dalam pelukan suaminya. "Percayalah padaku, Jeongsan akan baik-baik saja."

"Aku sungguh takut."

"Tzuyu, tenanglah, kau membuatku takut jika seperti ini." Jungkook menuangkan air dengan tangan kirinya lalu meraih gelas itu. Ia memang selalu khawatir jika Tzuyu mulai histeris seperti ini. Masalahnya, Momo sedang pergi ke Jepang karena Ibunya sedang sakit dan satu-satunya orang yang bisa menjaga Tzuyu saat ini hanya dirinya.

"Tzuyu?" Jungkook melihat ke bawah dan kini Tzuyu sudah tak sadarkan diri dalam pelukannya.

Bahkan setelah jujur pun, hidupmu semakin tak tenang. Apa kita harus pergi dari sini? batin Jungkook. Ia kemudian menggendong Tzuyu menuju kamar. Ia lupa meminta resep obat penenang yang biasanya Momo berikan pada Tzuyu. Mungkin jika ada, Tzuyu takkan sampai pingsan seperti ini.

*
*
*

Taehyung membawakan makan malam untuk Jaewook. Memang keponakannya itu tak tinggal di penjara. Namun, ia merasa jika ia harus tetap memperhatikan Jaewook.

"Apa Eomma tidak kemari?"

"Eomma-mu tiba-tiba demam. Mungkin karena dia terlalu terkejut melihatmu dijemput polisi," jelas Taehyung, membuat Jaewook mengangguk. "Jangan khawatir, Paman akan menjaganya. Kau diam saja di sini sampai Paman menjemputmu nanti."

Athena✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang