#12 Tak Selamanya Kau Jadi yang Pertama

636 126 67
                                    

Tzuyu menghentikan langkah saat suaminya tiba-tiba muncul. Ia memutar balik. Namun, Jungkook lebih dulu menggapai lengannya.

"Tzuyu, sampai kapan kau mau menghindar dariku?" tanyanya, membuat Tzuyu berbalik. "Apa karena pertanyaanku?"

Tzuyu melepas genggaman tangan Jungkook. Ia berdeham, berusaha untuk membuat dirinya tenang. Namun, matanya benar-benar tak bisa berbohong jika saat ini ia merasa tak aman.

Jungkook menyentuh kedua bahu Tzuyu, berusaha untuk menatap langsung netra sang istri. "Tzuyu, aku hanya menanyakannya. Apa itu tidak boleh?"

Tzuyu menggeleng. "Aku tidak akan menjawabnya."

"Tzuyu, aku pasti melindungimu. Kau harus percaya padaku," jelas Jungkook. Namun, Tzuyu tetap bersikukuh mempertahankan pendiriannya untuk tak mengatakan apa pun. "Tzuyu, kau tidak percaya padaku?"

"Aku bukan tidak percaya. Aku hanya berusaha melindungi Jeongsan." Tzuyu mulai menangis. Bahkan ia merasa kakinya semakin lemas. Napasnya mulai sesak serta pandangannya mulai kabur. Ia juga mulai terduduk di lantai.

Apa kesepakatan itu cukup mengerikan? Kenapa reaksi Tzuyu seperti ini? gumam Jungkook dalam hatinya. Ia segera memanggil Momo untuk mengurus Tzuyu. Ia tak mungkin membiarkan sesuatu yang buruk terjadi.

Jungkook sudah berusaha mencari tahu. Ia pergi ke rumah sakit tempat Tzuyu bekerja dulu. Namun, ia lupa tepatnya tanggal saat Tzuyu bertugas. Mungkin jika ia ingat, ia akan menemukan semuanya dengan mudah.

Maafkan aku, aku benar-benar tidak bisa mengatakannya padamu, Oppa, batin Tzuyu. Ia hanya ingin melindungi putranya sebab nyawa Jeongsan bisa saja dalam bahaya jika seandainya Jungkook mendatangi Seokjin. Ia tak akan pernah membiarkan hal itu terjadi. Apa lagi Jungkook akan selalu terbawa emosi jika menyangkut soal Tzuyu.





Makan siang keluarga Kim sepertinya terasa sangat panas. Dengan Seolmi yang duduk di kursi mendiang tuan Kim, tentu membuat yang lainnya tak nyaman. Bahkan Taehyung terus memasang wajah kesalnya.

Ia baru sadar soal ucapan Namjoon. Mungkin saja sang ibu memang berniat untuk memisahkan dirinya dari keluarga Kim. Terlihat dari bagaimana posisi duduk mereka. Hanya Taehyung satu-satunya putra keluarga Kim yang duduk di ujung.

"Ah ya, hari ini pengumuman seleksi itu akan diunggah. Apa kau sudah menyelesaikan semuanya?" tanya Seolmi, membuat Taehyung mengangguk.

"Apa aku pernah menunda pekerjaan?" tanya Taehyung sambil menatap Seokjin. Jika dibanding Seokjin, mungkin ia lebih layak menjadi pemimpin yayasan Jeong. Namun, bukti itu menunjukan jika Seokjin yang  mendapat posisi itu.

"Oh? Eonni, apa kau tidak memakai cincinmu?" tanya Sana secara tiba-tiba. Hal ini tentunya membuat Taehyung memasang senyum miringnya. Ia tahu? Tentu saja. Apa yang tidak Taehyung tahu soal keluarganya? Ia hanya belum tahu siapa yang melakukan konspirasi dokumen dan juga kematian sang ayah.

"A-ah, a-aku meletakannya. Aku rasa cincinnya agak kekecilan." Nayeon mengatakannya sambil menatap Seokjin. Ia hanya menunggu reaksi suaminya saat tahu Nayeon melepas cincin pernikahan mereka. Namun, Seokjin justru bersikap seolah tak peduli.

"Sepertinya itu sebuah kode. Kau harus membelikan cincin yang baru, kakak ipar," goda Sana, mengundang tawa dari yang lainnya. Namun tidak dengan Seokjin. Pria itu masih fokus menyantap hidangan makan siang kali ini dengan wajah dingin. Ia memilih untuk tak menghiraukan tawa yang ada di sekitarnya.

"Kau tidak boleh bicara seperti itu, sayang," ujar Taehyung sambil tetap menatap Seokjin. Ia sungguh terpukau dengan bagaimana cara Seokjin menyembunyikan hubungan terlarangnya dengan Nakyung. Menurutnya, semua anggota keluarga Kim benar-benar tak terduga. Ia bahkan bertanya-tanya apakah ia bisa mempercayai Namjoon?

Athena✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang