Junseo terus menatap pantulan wajah Yuna kemudian tersenyum. Namun, aksinya ini terhenti sebab gadis itu menginjak kakinya. "Astaga, kenapa kau menginjak kakiku?"
"Kau pikir wajahku lucu? Ah, astaga, make-up sungguh membuatku gila."
Junseo terkekeh. Make-up? Bahkan menurutnya, itu sama sekali tak cocok untuk wajah Yuna. Bukan karena tak terlihat cantik. Namun, Yuna bahkan sudah terlihat cantik tanpa menggunakan riasan apa pun.
"Memangnya kau mau menemui siapa? Astaga, aku yang melihatnya saja sudah sangat kerepotan."
Yuna memutar kursi yang ia duduki, menatap tajam pria yang duduk di tepi ranjangnya. "Aku memintamu datang bukan untuk meledekku. Lagi pula, apa salahnya aku belajar?"
"Begini ya, Kang Yuna, apa itu hal yang harus kau pelajari? Aku rasa tidak." Junseo beranjak dari duduknya, menghampiri Yuna. Kemudian, ia memegang kedua bahu gadis itu. Tatapannya sunggub dalam. Hingga membuat Yuna terbius dengan tatapan itu.
"Kau tidak berbakat."
Ledekan itu tentu membuat Yuna tak terima. Hingga gadis itu menendang tulang kering Junseo dengan tatapan kesal. Ia merutuki diri sebab malah mengharapkan hal-hal romantis seperti yang ia lihat dalam film.
"Astaga, tenagamu kuat juga."
"Kau benar-benar menyebalkan!"
Yuna mencebik sebelum kembali memutar kursinya agar menghadap cermin. Kemudian, ia menghela napas saat menyadari jika kalimat Junseo tak ada salahnya. Bahkan make-up-nya sungguh parah.
Naeun masuk ke dalam kamar dengan tangan terlipat. Jangan lupakan wajah dingin yang bisa membuat siapa saja merasa terintimidasi itu.
"Bisakah kau tidak meledek Adikku? Jika seperti itu, sebaiknya kau tidak berteman dengannya." Menjadi musuh Junseo sejak awal, tentu tak membuat Naeun mudah dekat dengan sahabat sang Adik. Bahkan gadis itu tetap bersikap dingin pada Junseo.
"Baiklah baiklah, aku salah, Yuna, aku minta maaf."
Yuna berdecak. Bisa-bisanya Junseo mengatakan maaf dengan mudah saat dirinya sudah sangat kesal. Ia hanya ingin cantik seperti gadis-gadis yang ia lihat di sosial media. Namun, Junseo malah menjatuhkan semangatnya.
"Aku yang akan mengajarimu. Lebih baik kau bersihkan dulu wajahmu," ujar Naeun, membuat Yuna beranjak menuju kamar mandi. Sementara, Naeun duduk di samping Junseo--masih dengan tangannya yang terlipat.
Naeun melirik Junseo. "Aku tahu kau menyukainya. Ck, setidaknya kau harus katakan pada Yuna jika kau tidak suka melihat Yuna berjuang untuk Jeongsan Oppa."
"Tidak perlu so tahu dan lebih baik tutup mulutmu saja."
Naeun memutar malas kedua bola matanya. "Menurutmu aku tidak menyadarinya?"
"Ini perasaanku, untuk apa kau mengurusnya? Ah ... Aku baru ingat jika kau menyukai Jeongsan Hyung. Jadi, kau memintaku untuk mendekatinya? Rencanamu benar-benar terbaca dan sayangnya, aku tidak akan ada di pihakmu."
"Ck, kau sungguh buruk dalam menyimpulkan. Apa aku sejahat itu? Aish, benar kata Yuna, kau sangat menyebalkan."
Jihyo menggenggam erat tangan Yoongi. Ia sebenarnya tak ingin berurusan lagi dengan Daniel. Namun, sang suami malah membawanya untuk menemui pria itu.
"Sudah lama, ya? Park Jihyo."
"Tujuanku kemari bukan untuk berbasa-basi," pungkas Yoongi. Ia memberikan kode pada beberapa pria yang ikut dengannya untuk bersiap dengan senapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena✔️
Fanfiction"Sejatinya, peperangan bukan untuk saling melenyapkan. melainkan untuk mengembalikan keteraturan serta perdamaian." Dalam hidup setiap orang perlu menghadapi peperangan mereka masing-masing. Tak terkecuali para penghuni apartemen mewah--Athena palac...