Dengan menggunakan pengacara kepercayaan almarhum suaminya, Seolmi mulai mengurus segalanya. Ia merasa jika semua harta keluarga Kim harus segera dibagikan agar suaminya bisa beristirahat dengan tenang.
"Apa nyonya tidak akan membebaskan Dalmi-ssi?"
Gerakan tangan Seolmi terhenti. Ia meletakan pena itu kemudian menatap sang pengacara. "Apa aku harus membebaskan seorang kriminal? Aku rasa tidak."
Seolmi memang memiliki keinginan untuk membebaskan sang Adik. Namun, ia tak mau membiarkan kriminal seperti Dalmi, lolos begitu saja. Terlebih, wanita itu sudah membuat keluarganya sangat berantakan.
"Tolong selesaikan semua ini dengan cepat sebelum sidang Dalmi."
Jaehwan mengerutkan dahi saat mendapati lipatan kertas ada di jaketnya. Ia baru ingat jika Naeun memberikan surat untuknya.
"Ah, aku sampai lupa untuk membacanya." Jaehwan duduk di tepi ranjang, berniat untuk membaca surat itu sebelum pergi menemui Naeun.
Jaehwanie! Ah, apa yang harus kukatakan padamu? Kau tahu? Kau benar-benar membuatku berubah. Bahkan kau yang membuatku berhenti menyakiti diriku sendiri. Jika kau membaca ini saat aku pergi, percayalah, aku pasti akan memelukmu dengan erat setiap kau tidur.
Semangat untuk kompetisinya! Aku yakin kau akan dapatkan trophy-nya!
Jaehwan terkekeh setelah selesai membaca surat itu. Namun, air matanya justru jatuh begitu saja. Ia bersyukur karena Tuhan masih membiarkannya bersama Naeun.
"Astaga, kau bahkan menyiapkan ini?" Jaehwan menyeka air matanya yang seolah tak berhenti jatuh. Ia benar-benar takut kehilangan Naeun dan surat itu benar-benar merefleksikan ketakutannya.
Suara pintu terbuka, membuat Jaehwan segera menoleh. Di pintu, Mina sudah berdiri sambil melipat kedua tangan. Wanita itu pun akhirnya berjalan menghampiri sang putra lalu duduk di sampingnya.
"Astaga, kau menangis?"
"Naeun membuatku menangis." Jaehwan tersenyum lalu meletakan surat itu. "Dia berpikir jika operasinya akan gagal dan memberikanku sebuah surat."
"Dia manis sekali," ujar Mina sambil menyeka air mata Jaehwan. Ini kali kedua ia melihat Jaehwan menangis. Sebelumnya, Jaehwan menangis saat tahu kebenaran hubungannya dengan Mina. "Kau sudah menemuinya?"
"Sepulang lomba tadi. Aku menemuinya untuk memberikan trophy."
Sebuah ingatan mulai menyerang pikiran Mina. Ia jadi ingat saat Jimin juga rela menembus hujan untuk menjenguknya. Jaehwan memang mewarisi semua sikap manis Jimin. Itulah kenapa, mustahil untuk Mina melupakan semua hal soal mantan suaminya.
"Eomma, malam ini temani aku tidur."
"Kau seperti anak kecil saja."
"Satu kali ini saja. Aku jarang memeluk Eomma."
Mina tersenyum. "Baiklah, Eomma akan menemanimu."
Andai Eomma tidak membiarkan semuanya terjadi, mungkin kau takkan pernah terpisah dari Eomma, Jaehwan.
Meski sudah memaafkan, Mina tetap merasa jika semua yang terjadi masih bisa diperbaiki. Namun, ia tak bisa menceritakan kejadian yang sebenarnya karena Dahyun sedang hamil. Ia tak sejahat itu dengan kembali merebut suaminya. Ia tahu bagaimana rasanya ditinggal tanpa punya satu pun pegangan. Bahkan Mina hampir mengakhiri hidupnya di penjara.
Namun, keyakinan jika suatu hari ia bisa kembali menemui sang putra, membuat Mina memutuskan untuk tetap hidup. Ia bersyukur karena Tuhan bisa berbaik hati membiarkan dirinya memperhatikan Jaehwan meski dari kejauhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena✔️
Fanfiction"Sejatinya, peperangan bukan untuk saling melenyapkan. melainkan untuk mengembalikan keteraturan serta perdamaian." Dalam hidup setiap orang perlu menghadapi peperangan mereka masing-masing. Tak terkecuali para penghuni apartemen mewah--Athena palac...