#59 The Day

442 93 9
                                    

Yuna mengembuskan napas kemudian memastikan pakaiannya tak kusut. Ia lantas tersenyum sebelum mengenakan jepit mutiara yang diberikan sang Ayah.

Untuk putri kesayanganku, maaf jika Appa tidak bisa menemanimu. Appa sangat menyayangimu, jangan lupa bawa trophy-nya🖤🖤

Yuna tersenyum membaca surat yang tergeletak di atas meja belajarnya. Ia lantas meraih tasnya, berjalan keluar untuk sarapan.

"Aigo, kau sangat cantik," puji Jihyo kemudian merapikan rambut Yuna yang digerai begitu saja.

"Appa yang memilih pakaian ini."

Sebuah dress ungu selutut dengan detail bunga dipinggang, juga brukat yang menghiasi bagian atas, tentu terlihat imut saat Yuna mengenakannya.

"Eomma, apa aku akan memenangkan daesang-nya?" tanya Yuna yang tentu membuat Jihyo mengangguk.

"Kau pasti bisa mendapatkannya."

Aku pasti mendapatkannya untuk Eonni, batin Yuna. Ia harap operasi Naeun berjalan lancar dan mereka bisa bersama setelah operasi itu. Ia sama sekali tak keberatan meski harus berbagi segalanya. Yang terpenting, Naeun kembali sehat.

"Apa operasinya akan segera dimulai?"

Jihyo menggeleng lalu menegak segelas air. "Operasinya dimulai jam dua nanti. Do'akan Naeun bisa melewatinya."

Sementara itu, unit yang dihuni Jungkook dan keluarga kecilnya, kini benar-benar berisik. Bukan tanpa alasan, Jeongsan dan Mirae bertengkar soal warna baju yang akan mereka dipakai. Padahal, Jungkook sudah mempersiapkan baju hitam putih untuk mereka berdua. Namun, dalam dunia peradik-kakakan, sepertinya bertengkar adalah hal yang tak boleh terlewat.

"Sudah kubilang, biru," ujar Mirae kemudian meletakan baju serasi antara dirinya dan sang Kakak.

"Tidak bagus, lebih baik hitam putih. Appa sudah membelikannya 'kan?"

"Oppa mengulur waktu." Gadis yang rambutnya sudah diikat menjadi satu itu, melipat kedua tangannya. Bahkan ini membuat Jeongsan mengembuskan napas kesalnya.

"Ish, seharusnya pakai yang ini saja," ujar Jeongsan sambil menunjuk pakaian yang dipilih sang Ayah. "Keputusan sudah bulat. Kita gunakan yang ini."

"Astaga, seharusnya kau mengalah."

"Jeongsan, Mirae, cepatlah turun, kalian bisa terlambat." Teriakan Tzuyu, membuat Mirae akhirnya meraih pakaian yang dipilih sang Ayah. Ia bergegas menuju kamar mandi kemudian menjulurkan lidah sebelum masuk.

"Ck, apa perlu bertengkar dulu? Menyebalkan sekali." Jeongsan meraih pakaian miliknya, tetap menggerutu dalam hati karena sikap menyebalkan sang Adik. Padahal jika Mirae memilih pakaian itu sejak awal, mereka takkan mengulur waktu seperti ini.




Dahyun memberikan koper itu pada Mina. "Eonni, aku harap ini bisa membantumu."

"Dahyun-ah, gomawo."

Dahyun merasa jika semua yang ia lakukan, takkan menebus dosanya pada Mina. Ia dengan tega merebut Jimin juga Jaehwan dari wanita itu. Namun, Mina malah dengan mudah memberi maaf padanya. Bahkan membiarkan Jaehwan tetap menemuinya.

"Apa aku harus jelaskan pada Jimin Oppa?"

Mina menggeleng lalu meletakan tangannya di atas tangan Dahyun. "Dahyun-ah, aku tidak mau merusak kebahagiaanmu."

"Bahkan saat aku merusak kehidupanmu?" Dahyun mulai menangis, membuat Mina segera menarik wanita itu dalam dekapannya.

Mina tak lagi memikirkan kebahagiaannya sendiri. Ia hanya ingin Jaehwan juga Jimin bahagia. Meskipun ia harus sendirian, ia sangat berharap kedua pria penting dalam hidupnya itu bisa bahagia.

Athena✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang