Tzuyu mengerutkan dahi saat Jungkook tiba-tiba saja meletakan sebuah kotak di hadapannya. "Kenapa Oppa meletakannya di sana?"
Jungkook tersenyum kemudian duduk di samping Tzuyu. Selanjutnya, ia merangkul bahu Tzuyu dan mengecup pucuk kepalanya. "Tzuyu, akhir-akhir ini kau sangat tertekan. Jadi, aku membawa ini."
"Lalu Oppa akan mengajakku bermain catur?"
Jungkook mengangguk lalu duduk di hadapan Tzuyu. Ia cukup bingung bagaimana menghibur istrinya. Hingga ia menemukan cara ini. Ia harap Tzuyu akan melupakan soal hal yang membuatnya tertekan.
"Kau tahu? Catur yang membuat kita bertemu waktu itu. Kau bilang bermain catur akan membuat rasa bosan hilang." Jungkook mulai merapikan bidak-bidak catur itu, membuat Tzuyu hanya tersenyum tipis. Ia ingat betul hari saat Jungkook dilarikan ke rumah sakit karena luka di kepalanya.
"Oppa masih ingat?"
"Tentu saja. Hari itu kau benar-benar menghiburku. Padahal aku sedang sangat terpuruk."
Bisa dibilang takdir Jungkook cukup buruk. Ia tak terlahir di keluarga berada. Ia juga tak mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya. Bahkan hari itu Jungkook hampir tiada karena sang Ayah mengajaknya serta sang Ibu untuk bunuh diri. Untung saja Jungkook bisa bertahan meski kepalanya terluka akibat terkena benda tajam.
Meski begitu, perlahan Jungkook mulai bangkit. Ia beruntung karena bertemu Tzuyu dan memutuskan untuk menikah. Sejak hari itulah Ayah Tzuyu memberikan anak perusahaannya yang kini berkembang pesat karena Jungkook.
Tzuyu menghela napas lalu mengerucutkan bibir. "Oppa sengaja mengalah?"
"Apa pun, untukmu. Lagi pula, aku hanya ingin sedikit mengalihkan rasa sedihmu," ujar Jungkook diakhiri dengan senyumnya.
Apa Oppa akan tetap bersamaku saat tahu yang sebenarnya? batin Tzuyu. Ia menyesal karena tak mengatakannya dari awal. Mungkin jika ia mengatakannya dari awal, Jungkook tak akan meninggalkannya. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Tzuyu harus tetap menyembunyikan semua itu sampai waktu yang belum ia tentukan. Untuk saat ini, ia hanya ingin hidup dengan tenang bersama keluarganya.
Tzuyu, aku sudah pergi ke rumah sakit itu. Hanya saja aku tidak mendapat apa pun. Aku harap kau tidak mengalami hal yang mengerikan, batin Jungkook. Ia tersenyum lalu memindahkan bidaknya. "Tzuyu, kemampuan caturmu cukup berkurang."
"Aku sudah lama tidak memainkannya." Tzuyu tersenyum kemudian kembali bermain. "Meski begitu, kemampuanku tidak sepenuhnya hilang."
Yuna hanya menundukkan kepala. Ia masih tak berani mengatakan siapa yang menyakitinya. Ia juga tak bisa mengatakan kenapa ia pulang menggunakan pakaian olahraga milik orang lain.
"Kau berkencan?"
"Aniyo, Eomma. Pakaianku basah dan seseorang meminjamkan pakaiannya," jelas Yuna. Ia tak mungkin mengatakan seseorang mengganggunya. "Aku terpeleset lalu masuk ke kolam renang."
"Katakan yang sejujurnya, Yuna. Ini bukan yang pertama kali."
"Seseorang mengganggunya." Suara Yoongi mengalihkan atensi ibu dan anak itu. Namun, pria itu tetap memasang wajah seriusnya kemudian duduk di samping Yuna. "Apa karena mereka tinggal di Athena?"
"Tidak, Appa. Ah, kalian berdua benar-benar salah paham." Yuna berusaha bersikap normal. Ia sungguh tak ingin membuat masalah jika pada akhirnya ia dikeluarkan. Ia ingin bertahan di SMA Jeong sampai lulus nanti.
"Yuna, jangan berbohong. Gurumu mengirimkan rekaman CCTV saat mereka mengganggumu." Yoongi merogoh ponselnya lalu menunjukan video yang Chaeyoung kirimkan. Hal ini tentu saja membuat Jihyo sangat terkejut sebab selama ini Yuna memang selalu menjadi korban perundungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena✔️
Fanfic"Sejatinya, peperangan bukan untuk saling melenyapkan. melainkan untuk mengembalikan keteraturan serta perdamaian." Dalam hidup setiap orang perlu menghadapi peperangan mereka masing-masing. Tak terkecuali para penghuni apartemen mewah--Athena palac...