Tzuyu terduduk sesaat setelah membuka matanya. Ia meringis saat rasa pening itu semakin terasa.
Matanya menyipit kala cahaya langsung menyapa matanya. Ia tak ingat sudah berapa lama ia tidur. Namun, ia yakin jika sudah cukup lama ia tidur.
"Oh? Kau sudah bangun?" Jungkook duduk di samping brankar Tzuyu dengan nampan berisi bubur di tangannya. Ia berniat menyuapi Tzuyu. Namun, istrinya justru menolak. "Waeyo? Kau belum makan."
"Jeongsan."
"Jeongsan? Dia masih kritis, tapi jangan khawatir. Dia pasti baik-baik saja," ujar Jungkook. Ia menyendok bubur itu. Namun, Tzuyu justru menolaknya.
Jungkook meletakan sendok itu, tersenyum lalu menyeka air mata yang tiba-tiba saja membasahi pipi istrinya. "Jeongsan pasti baik-baik saja. Aku bisa pastikan itu. Sekarang kau harus makan."
"Apa Jeongsan benar-benar akan baik-baik saja?"
Jungkook mengangguk. "Tentu. Aku bisa pastikan itu."
Jungkook memang tak bisa pastikan jika Jeongsan akan bertahan. Namun, ia harus mengatakan hal itu agar Tzuyu bisa lebih tenang. Bahkan sekarang rasa gelisah Tzuyu benar-benar meningkat. Ia hanya tak mau Tzuyu hidup dalam ketidak tenangan selamanya. Bahkan dulu Tzuyu sempat mengalami baby blues saat Mirae lahir hanya karena ingin melindungi Jeongsan. Itulah kenapa Tzuyu lebih dekat dengan Jeongsan ketimbang Mirae.
Jungkook meletakan mangkuk bubur itu, beralih menggenggam tangan istrinya. "Aku pasti akan temukan pelakunya. Aku meminta detektif kenalanku untuk mengusut kasus Jeongsan dan aku juga sudah melaporkannya."
"Aku hanya tidak ingin Jeongsan pergi."
Jungkook berdiri lalu mendekap Tzuyu. Ia yakin Tzuyu akan lebih tak terkendali jika tahu kebenarannya. Untuk saat ini, ia akan sembunyikan dulu soal Jeongsan. Ia tak mau kondisi Tzuyu semakin parah jika tahu Jeongsan tak bisa diselamatkan. Ia bersyukur karena Tzuyu sempat tak sadarkan diri. Jadi, Tzuyu sama sekali belum tahu soal Jeongsan.
"Eonni?" Tzuyu melepas pelukannya saat melihat Momo datang. "Kapan kau datang?"
Jungkook menggeleng pelan, memberi isyarat agar Momo tak mengatakan jika ia datang setelah Jungkook memintanya.
"Urusanku sudah selesai. Jadi aku kemari. Aku dengar kau dirawat. Itulah kenapa aku kemari."
Tzuyu, maaf karena aku harus menyembunyikan ini dulu. Kau baru sadar dan aku tak mungkin memberitahu kondisi Jeongsan, batin Jungkook. Ia mendongak sesaat setelah membelakangi Tzuyu. Ia tak mau terlihat menangis di depan Tzuyu.
"Momo, aku harus pergi ke kantor. Tolong jaga Tzuyu," ujar Jungkook tanpa berbalik. Namun, suaranya yang terdengar gemetar, tentu membuat Tzuyu merasa heran.
Apa Oppa menyembunyikan sesuatu? batin Tzuyu. Namun, ia memilih untuk tak terlalu memikirkannya. Ia hanya merasa jika itu hanya perasaannya saja. Ia pikir mungkin Jungkook lelah karena harus menjaganya.
Apa akan baik-baik saja jika aku ikut menutupinya? Aku yakin Jungkook-ssi akan melakukan pemakamannya sendiri. Ah, tapi aku merasa bersalah jika harus menyembunyikannya juga. Haruskah aku mengatakannya pada Tzuyu?
Tzuyu menyentuh bahu Momo, membuat wanita itu sedikit tersentak. "Eonni memikirkan sesuatu?"
"Ti-tidak. Aku hanya memikirkan apa aku meninggalkan sesuatu di sana? Apa ya?"
Tzuyu terkekeh mendengarnya. "Kebiasaanmu masih sama ya? Mungkin jika soal makanan, kau tidak akan lupa."
Suara ponsel membuat Tzuyu segera meraihnya. Matanya membulat saat membaca pesan-pesan yang baru saja ia terima. Ia menutup mulutnya kemudian menangis sebelum akhirnya berusaha melepas infusan yang terpasang di tangannya. Namun, Momo sudah lebih dulu menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena✔️
Fanfiction"Sejatinya, peperangan bukan untuk saling melenyapkan. melainkan untuk mengembalikan keteraturan serta perdamaian." Dalam hidup setiap orang perlu menghadapi peperangan mereka masing-masing. Tak terkecuali para penghuni apartemen mewah--Athena palac...