#54 Sayap Pelindung

451 95 20
                                    

"Seharusnya kau--"

Pria itu mendelik saat Dalmi kembali memerintahnya. Ia melipat kedua tangannya, berdecak kesal karena harus terus mengikuti perintah. Padahal ia punya banyak rencana dalam kepalanya.

"Eomma, aku lelah. Bahkan setelah semua yang kulakukan, apa ada perubahan? Tidak 'kan? Aku tetap seperti bayangan di balik nama besar keluarga Kim." Pria itu beranjak, menatap sang Ibu dengan tatapan penuh amarah. "Aku muak. Kali ini aku akan benar-benar merebut hakku dengan caraku sendiri."

"Kang Daniel!" Dalmi terus memanggil putranya. Namun, hal itu justru tak digubris. Putranya terus melangkah keluar tanpa menoleh sedikit pun.

***

June 1996

Seorang wanita menatap beda kecil itu dengan tatapan yang semakin buram. Air mata itu terus terbendung hingga akhirnya jatuh. Ini sungguh bukanlah yang ia inginkan. Meski ia sangat mencintai pria yang kini menjadi saudara iparnya, ia tetap tak ingin ini telah jadi.

Ia memasukan benda kecil itu dalam saku. Ia kemudian melangkah keluar dari kamar mandi dan menyeka air matanya.

Dalmi menatap pantulan dirinya di cermin. Ia tersenyum miris dengan nasibnya saat ini. Namun, satu pikiran licik terlintas di benaknya. Ia yakin dengan hal ini, ia akan mudah merebut pria Kim kaya raya itu dari sang Kakak.

"Oh? Dalmi? Kau baik-baik saja?" tanya Seolmi saat sang Adik kembali ke meja makan dengan wajah pucatnya.

"Aku baik-baik saja," jawabnya kemudian membalik piring di hadapannya. Namun, matanya memicing, menatap sang Kakak yang kini tengah menyajikan makan malam.

"Ah ya, aku punya kandidat untuk pria yang akan menjadi suamimu. Dia sahabat dari suamiku. Iya kan, Oppa?"

Seokhwa mengangguk. "Kau ingat tuan Kang 'kan? Pemilik salah satu TV swasta itu mengatakan jika dia menyukaimu."

Yang aku inginkan hanya kau, batin Dalmi.

"Seokjin, ayo duduk. Tidak boleh makan sambil berlari," ujar Seolmi, membuat anak laki-laki itu kemudian duduk di samping Dalmi.

"Apa Taehyung sudah tidur?" tanya Dalmi, membuat Seolmi segera mengangguk.

"Dia tidur lebih awal. Jadi, aku bisa menyuapi Namjoon sekarang."

Kehidupan bahagia dari saudara kembarnya, tentu membuat Dalmi merasa iri. Sang Kakak mendapat seorang pria kaya juga baik. Namun, hatinya merasa kecewa saat pria itu malah menjodohkannya dengan pria lain. Hingga akhirnya ia putuskan untuk merencanakan sebuah balas dendam. Bahkan ia sudah menjalankannya dengan menculik salah satu bayi Seolmi.

Selanjutnya, aku pasti akan merebut suamimu, Eonni, batin Dalmi.

***

Mirae memejamkan matanya setelah lama menangis. Ia terus meminta maaf sambil menangis hingga akhirnya ketiduran dalam pelukan sang Kakak.

Jeongsan tak marah pada Mirae. Lagi pula, ia juga mengerti kenapa sang Adik bisa senekad itu. Apalagi selama ini Jeongsanlah satu-satunya orang yang bisa Mirae andalkan. Sudah jelas Mirae akan marah jika Jeongsan berpaling pada yang lain.

"Mirae-ya, aku bahkan lebih menyayangimu dibanding apa pun dan siapa pun." Jeongsan merapikan rambut sang Adik yang berantakan. Ia terus mendekapnya karena tubuh sang Adik terus menggigil. Ia yakin Mirae sakit karena sangat merindukannya.

Athena✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang