#46 Hug

475 101 28
                                    

Jungkook menghela napas sebelum melangkah masuk ke kamar. Ia kemudian duduk di tepi ranjang. Namun, ini nampaknya tak mengganggu atensi Tzuyu sama sekali. Wanita itu tetap dengan tatapan kosongnya dengan tangan memeluk potret sang putra.

Tzuyu menepis tangan Jungkook sebelum mencapai kepalanya. Ia kemudian menoleh. "Bahkan kau berani menemuiku setelah apa yang kaulakukan?"

"Tzuyu, aku hanya tidak ingin kau semakin sakit."

"Setidaknya kau harus memberitahuku!"

Jungkook tak menatap langsung mata Tzuyu. Matanya justru terfokus pada kuku jari Tzuyu yang kotor. Ia yakin istrinya tak sadar membuat kuku-kukunya berdarah karena terus meremat selimut.

Jungkook menarik laci, meraih gunting kuku lalu meraih tangan Tzuyu. "Tzuyu, apa ini tidak sakit?"

"Lebih sakit saat tahu Jeongsan pergi," ujar Tzuyu dengan tatapan kosongnya. Beberapa memori bersama Jeongsan mulai memasuki pikirannya, membuatnya kembali menangis.

"Apa terasa sakit?" Jungkook menghentikan aktivitasnya untuk memotong kuku Tzuyu yang sebagiannya patah. "Jeongsan akan sedih jika melihatmu menangis seperti ini. Kau mau menemuinya?"

"Aku hanya ingin tidur. Setidaknya aku akan lupa soal Jeongsan meski sesaat," ujar Tzuyu. Ia membuka laci untuk mencari obat tidur. Namun, Jungkook segera mencegahnya. Ia tak mau jika Tzuyu ketergantungan obat tidur nantinya.

Tzuyu berontak. Namun, Jungkook segera menariknya ke dalam dekapan. Ia tak masalah jika Tzuyu terus memukulinya. Ia hanya tak ingin melihat Tzuyu terus melamun atau menyakiti diri sendiri.

"Kenapa ini harus terjadi padaku?" Tzuyu meremat kemeja biru yang digunakan suaminya. Ia tak lagi peduli pada jari-jarinya yang terasa semakin sakit. Ia hanya berusaha meyakinkan diri jika semua ini hanya mimpi belaka. Namun, rasa sakit yang ia rasakan tentu menjadi tanda jika semuanya bukanlah sebuah kebetulan.

"Tzuyu, aku janji akan menemukan pelakunya dan menghukumnya," ujar Jungkook. Untuk saat ini masih belum ada petunjuk yang ditemukan oleh detektif suruhannya. Namun, ia cukup yakin jika pelakunya tinggal di Athena sebab ia tahu sudut yang mungkin tak tersorot kamera pengintai.

"Aku terus curiga pada semua orang dan rasanya itu sangat memuakkan," ujar Tzuyu di sela tangisnya. Ia sungguh mencurigai setiap orang yang dekat dengannya termasuk Jihyo. Bagaimana tidak? Sebelum kejadian Jeongsan terluka, Jeongsan sempat izin untuk menemui Yuna. Namun, sisi lain ia juga curiga pada Seokjin karena pria itu memang mengancamnya.







"Lepas! Aku tidak bersalah!" Teriakan itu membuat Taehyung yang sejak tadi bersandar pada tiang di lobi, menyunggingkan senyum. Ia memasukan kedua tangannya ke saku lalu menghampiri wanita yang kini tangannya diborgol.

Taehyung berdecih. "Bagaimana rasanya menjadi Ibuku selama ini? Ah ... Pasti menyenangkan, bukan?"

"Kau!"

"Apa aku salah? Menggunakan identitas orang lain, melenyapkan Ayah, juga memalsukan dokumen. Ck, kesalahanmu terlalu banyak. Aku takkan mudah memaafkannya," ujar Taehyung diakhiri dengan tawa meremehkan.

"Taehyung, kau sungguh melakukan ini pada Eomma?"

"Kau bahkan masih tak tahu malu?" tanya Seokjin yang kini melangkah lalu berdiri di samping Taehyung. "Bahkan kau mengancam akan melenyapkan Nayeon karena bayinya tiada."

"Itu tidak benar!"

"Benarkah? Lalu bagaimana jika soal ancaman untuk melenyapkan Jeongyeon dan Dahyun jika istriku melahirkan putra dan cucu pertama untuk keluarga Kim?" tanya Namjoon kemudian berdiri di samping Taehyung. "Bukankah Eomma ... Ah, tidak. Maksudku, Bibi. Kau juga menyakiti putraku saat tahu dia masih hidup."

Athena✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang