#29 Mina & Dahyun

519 100 38
                                    

Jeongsan tersenyum saat mendapati Yuna duduk sendiri di samping lapang. Biasanya gadis itu akan duduk di sana bersama Junseo. Sepertinya kali ini pria itu tak masuk sekolah.

"Kenapa kau ada di sini sendirian? Di mana Junseo?"

"Dia tidak masuk sekolah karena sakit."  Yuna menghela napasnya. "Padahal aku punya sesuatu yang ingin aku ceritakan padanya."

"Ada apa?"

"Tidak ada apa-apa, aku hanya sedang sedih saja hari ini." Yuna lebih suka menceritakan segala hal pada Junseo. Entahlah, ia hanya merasa canggung jika harus bercerita pada Jeongsan. Namun, hari ini Junseo justru tak masuk sekolah karena sakit. Mungkin secara terpaksa ia akan bercerita pada Jeongsan.

Jeongsan tersenyum. "Tidak perlu menceritakannya jika kau tidak mau."

"Aku tidak bermaksud seperti itu, Oppa."

Jeongsan merogoh sakunya lalu memberikan sebatang cokelat. Namun, Yuna justru hanya menatapnya. "Kau tidak mau? Baiklah, aku yang akan memakannya sendiri."

Yuna menahan tangan Jeongsan kemudian menggeleng. "Aku tidak mengatakan jika aku tidak mau."

"Yuna-ya, aku mencarimu kemana pun dan kau malah di sini." Taeyeon tersenyum kemudian duduk di samping Yuna. Namun, hal ini sepertinya tak disukai oleh Jeongsan. Ia yakin Taeyeon punya alasan khusus untuk mendekati Yuna seperti ini.

Yuna memotong cokelat itu menjadi tiga bagian kemudian memberikan potongan itu pada Jeongsan dan Taeyeon. "Aku tidak mungkin memakannya sendiri. Eomma tidak pernah mengajariku seperti itu."

"Yuna-ya, kapan kau akan mengajakku bermain ke rumahmu? Bahkan Junseo sudah," ujar Taeyeon, membuat Yuna berpikir sejenak. Saat ini kondisi rumah sedang sangat tidak bagus. Bagaimana bisa ia membawa temannya 'kan?

"Sepertinya lain kali saja."

"Baiklah, lain kali."

Dari kejauhan Naeun mengepalkan tangannya. Ia bahkan tak sadar jika tangannya mulai berdarah karena menggenggam sebuah cutter.

Melihat hal ini, tentu membuat Jaehwan meraih cutter itu dan membuat Naeun segera berbalik.

"Menurutmu dengan cara seperti ini rasa sakitmu akan berkurang?" tanya Jaehwan kemudian membalut luka Naeun dengan sapu tangannya.

"Apa pedulimu?"

Jaehwan tersenyum. Ia lalu melirik ke arah tepi lapang. "Karena kedekatan mereka?"

"Satu persatu temanku pergi padanya," ujar Naeun dengan nada dingin serta tatapan nyaris kosong. "Lalu Ayahku juga berpihak padanya demi perusahaan."

"Tetap saja menyakiti dirimu sendiri bukan jalan keluarnya. Jika kau ingin berteman, setidaknya kau harus menjadi orang yang baik. Aku permisi." Jaehwan segera berlalu, ia tersenyum saat menatap sebuah gelang yang ia kenakan. Ia sudah berjanji pada Mina untuk menjadi anak baik. Jadi, ia tak akan melanggar janjinya.

Kian hari sikap Jaehwan semakin berubah. Mungkin karena seringnya ia berbincang dengan Mina. Bahkan sekarang ia merasa lebih nyaman bercerita apa pun pada Mina. Namun, ia juga tak putus komunikasi begitu saja dengan Dahyun. Lagi pula, Dahyun sudah merawatnya dari bayi. Ia hanya cukup kesal karena Dahyun tak memberitahu siapa ibu kandungnya.








Taehyung menyeka air matanya. Entah sudah berapa lama ia menangis di sana. Ia hanya berharap sang Ibu mau membuka matanya. "Eomma, maafkan aku. Apa aku datang terlambat?"

Hanya Taehyung yang tahu soal Seolmi saat ini. Ia tak mau memberitahu siapa pun sebab ia yakin orang-orang Athena sangat berbahaya. Apalagi karena Namjoon serta Dahyun berada di pihak Seokjin. Ia takut jika hal itu akan membuat sang Ibu tiada.

Athena✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang