#52 Not Mad

445 93 19
                                    

Nakyung menatap secarik kertas yang ia temukan saat membereskan piring-piring kotor itu. Dahinya mengerut, mengindikasi jika wanita itu bingung soal tulisan yang ada pada kertas.

Ia menoleh, mencoba untuk mencari siapa yang meninggalkan catatan tersebut. Namun, dari tulisan itu, ia baru sadar jika suaminya yang meninggalkan catatannya.

Jaewook aman bersamaku, aku mengirimnya ke rumah Eomma. Kau tidak perlu menyelidiki lagi, serahkan padaku sekarang

note : jika aku tak kembali, itu artinya aku gagal. Kau bisa menemuiku di ruang rahasia Bibi Dalmi. Kau akan tahu rahasia besar dari wanita itu.

Nakyung membulatkan mata. Ia segera meraih ponselnya lalu menghubungi sang suami. Namun, hal ini sia-sia saja sebab Hoseok tak bisa dihubungi.

Segera ia meraih tas tangannya, berlari untuk mengejar sang suami. Ia harap suaminya masih bisa dikejar. Ia tak mau jika sesuatu yang buruk terjadi pada Hoseok.

Taehyung menghentikan Nakyung saat ia melihat saudara kembarnya berlari dengan wajah panik. "Ada apa?"

"Tolong cari Hoseok Oppa. Dia sepertinya dalam bahaya." Nakyung mulai terisak, membuat Taehyung segera menghubungi seseorang. Ia harap sekertarisnya bisa menemukan Hoseok.

"Tenanglah, aku akan temukan dia secepatnya."

Kecurigaan Taehyung sirna begitu saja. Setelah kode terselubung yang Hoseok sampaikan, serta kekhawatiran Nakyung saat ini, ia yakin Nakyung juga Hoseok tak terlibat dalam rencana Dalmi.

"Dia tak bisa dihubungi dan mengatakan jika dia tak kembali, itu artinya dia gagal. Tolong temukan dia." Nakyung benar-benar tak ingin kehilangan Hoseok. Meski cintanya baru saja tumbuh, ia tetap mencintai suaminya.

"Baiklah, aku akan menemukannya, sekarang kau harus tenang, eoh?"







Nayeon menatap sedih kursi kosong di sampingnya. Ia memang jarang sarapan bersama putrinya. Namun, saat ini ia merasa sangat kehilangan.

Seokjin tersenyum lalu duduk di samping Nayeon. "Rasanya sangat sepi, bukan? Sebentar lagi rumah ini akan sangat berisik. Baby Kim akan segera lahir."

Nayeon tersenyum. Ia tahu hal itu akan terjadi. Namun, ia tetap kehilangan Naeun.

"Oh? Kau menangis? Naeun bisa kemari jika dia mau, tapi hari ini dia akan melakukan pemeriksaan 'kan? Aku harap sampel tuan Min cocok dengannya. Kau tahu? Membayangkan Naeun harus kembali melakukan kemoterapi, membuatku benar-benar sedih."

"Baby Kim akan lahir, tapi dia tidak akan bisa menggantikan Naeun."

Seokjin membiarkan Nayeon bersandar pada bahunya. Ia tahu, Naeun takkan tergantikan oleh apa pun. Terlebih, mereka tak tahu baby Kim akan berjenis kelamin apa. Namun, ia yakin baby Kim pasti bisa mengusir rasa kehilangan Nayeon.

"Bagaimana jika menemui Naeun siang nanti? Kau bisa masakkan sesuatu untuknya dan kita bisa makan bersama," ujar Seokjin yang tentu membuat Nayeon tersenyum.

"Benarkah?"

"Tentu. Kau bisa makan siang bersamanya." Seokjin memang masih harus membantu saudaranya. Namun, Taehyung memberikan keringanan padanya. Itulah kenapa Seokjin tak ikut menyelidiki siapa orang yang membantu Dalmi selama ini.

Seokjin perlu memperbaiki suasana hati istrinya dulu. Ia tak mau kehilangan bayi seperti sebelumnya, kembali terjadi dan untung saja, Taehyung mengerti soal posisinya sekarang.

*
*
*

Taehyung juga Nakyung sudah berada di ruang kerja Dalmi. Namun, mereka tak menemukan apa pun di sana. Bahkan hal ini membuat Nakyung frustrasi.

Athena✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang