"Kau masih sakit?" tanya Taehyung kemudian memijat kepala Sana. Sejak kemarin ia selalu memasak sarapan karena Sana masih belum pulih.
"Rasanya benar-benar lemas. Padahal aku tidak salah makan atau terlambat makan." Sana meraih sendok. Namun, ia justru mengaduk sup hangat yang Taehyung buat.
"Eomma masih sakit? Aku berjanji akan melakukan pekerjaan rumah hari ini. Oppa, kau juga."
Taemin yang tengah menyantap sarapannya, tiba-tiba tersedak. "M-mwo?"
"Eomma sedang sakit. Jadi, kita harus menggantikannya 'kan? Tidak perlu protes," ujar Taeyeon, membuat Taemin memutar malas kedua bola matanya. Ia memilih meneguk sedikit air sebelum meninggalkan meja makan.
Taeyeon berdecih. Padahal, Taemin sudah berjanji akan menjaga Sana juga dirinya.
"Tidak apa-apa, aku akan lakukan semua sendirian."
"Tidak perlu, Eomma akan minta seseorang melakukannya. Kau belajar saja," ujar Sana.
"Baiklah, aku sudah terlambat untuk les. Aku akan pulang sebelum makan siang nanti." Taeyeon memakai tas punggungnya kemudian berlari. Ia memang sangat bersemangat
Taehyung memang awalnya ingin kembali ke Amerika. Namun, ia putuskan untuk tetap di sana. Terlebih, Taeyeon lebih suka berada di Korea. Itulah kenapa, Taehyung putuskan untuk tetap tinggal di Athena. Ia menganggap ini sebagai pengganti dari hari-harinya tanpa keluarga.
"Aku akan meminta seseorang melakukan pekerjaan rumah. Kau istirahat saja," ujar Taehyung kemudian meraih ponselnya. Namun, satu pikiran mulai terbesit, membuat pria Kim itu menatap Sana.
"Ada apa?"
"Apa kau memikirkan hal yang sama?" tanya Taehyung kemudian meletakan ponselnya. "Sana, kau memikirkan yang sama denganku?"
Sana berdecak. Ia heran kenapa suaminya terlihat terlalu antusias hanya karena memikirkan sesuatu. "Tidak."
Taehyung mengembuskan napas kesal. Ia merangkul bahu Sana, mendekatkan wajahnya hingga sang istri menatapnya heran sambil menjauh.
"Kau sungguh tidak memikirkan hal yang sama?"
Sana menggeleng. "Maksudmu soal hal apa?"
Taehyung tersenyum lalu mendekatkan wajahnya lagi. Kali ini ia tak membiarkan Sana menjauh. Ia kemudian berbisik, "Sepertinya akan ada anggota baru."
"Maksudmu?"
Taehyung memutar malas kedua bola matanya. Kali ini ia menjauhkan wajahnya, duduk seperti sedia kala meski tetap menatap Sana. "Haruskah kau seperti ini sekarang? Ah, tidak apa-apa, aku tidak akan marah. Apa kau menginginkan sesuatu? Aku bisa membuatkan apa pun."
"Kau bersikap aneh. Sangat aneh." Sana beranjak dari meja makan. Namun, ia kembali hanya untuk mengambil sebuah apel.
"Bisa berhenti tersenyum? Tolong kupas ini."
"Baiklah, sayangku, aku akan mengupasnya."
Sana bergidik ngeri dengan perubahan Taehyung pagi ini. Suaminya memang selalu bersikap manis. Namun, pagi ini malah membuatnya geli. "Tolong berhentilah bersikap seperti itu. Aku muak."
"Sungguh? Ah, ayolah, apa aku tidak boleh semanis ini?"
"Jika kau bicara lagi, aku akan tutup mulutmu dengan selotip," kesal Sana. Bahkan wanita itu memilih pergi ke kamar dibanding menunggu apelnya selesai dikupas.
"Aku semakin yakin," gumam Taehyung. Ia melirik ke arah pintu kamar. Ia mengulum senyum sebelum menyantap apel yang tadinya akan diberikan pada Sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena✔️
Fanfiction"Sejatinya, peperangan bukan untuk saling melenyapkan. melainkan untuk mengembalikan keteraturan serta perdamaian." Dalam hidup setiap orang perlu menghadapi peperangan mereka masing-masing. Tak terkecuali para penghuni apartemen mewah--Athena palac...