#33 Murder

465 106 30
                                    

Taehyung menggosok matanya lalu menguap. Kepalanya terasa sangat berat dan ia terkejut saat mendapati Nakyung sudah tak sadarkan diri dengan bersimbah darah.

Taehyung lalu menatap kaos yang ia kenakan dan terkejut saat mendapati kaos putihnya kini ternodai oleh darah. "Nakyung, kau baik-baik saja? Nakyung-ah."

Taehyung mengguncang tubuh Nakyung. Namun, wanita itu masih tak membuka matanya.

Taehyung berusaha mengingat apa yang terjadi semalam. Namun, yang ia ingat hanyalah perbincangan kecil soal masa kecil mereka.

Taehyung mengerang sambil memegang kepalanya yang semakin berdenyut. Ia sungguh kesulitan untuk mengingat apa yang terjadi semalam.

Segera ia meraih sebotol air mineral untuk membersihkan darah yang terdapat pada pakaiannya. Ia lantas meraih ponsel dan menghubungi Namjoon.

"Ayolah, Hyung. Angkat." Taehyung benar-benar cemas. Berkali-kali ia melirik Nakyung, berharap wanita itu akan membuka mata dan mengatakan jika ini hanyalah main-main. Namun, Nakyung tetap menutup matanya.

"Ada apa?"

"Hyung, tolong aku."

"Kenapa? Apa yang terjadi padamu?" tanya Namjoon, membuat Taehyung mulai menangis. Jika benar Nakyung adalah saudara kembarnya, Taehyung sungguh merasa sangat bersalah karena ia yakin pembunuh Nakyung adalah dirinya.

"Hyung, aku membunuhnya."

"Membunuh? Membunuh siapa?"

"Nakyung. Aku tidak tahu bagaimana semua ini terjadi, tapi sepertinya aku membunuhnya. Hyung, tolong aku." Taehyung menangis. Baru beberapa saat ia bisa sangat dekat dengan Nakyung. Namun, ia justru melenyapkan saudara kembarnya sendiri. Ia sungguh bingung bahkan tak bisa berlari dari tempat itu.

"Kau masih di sana? Kau bisa memeriksa napasnya? Atau detak jantungnya?"

"Aku takut, Hyung."

"Kau harus tenang lalu periksa napas dan detak jantungnya. Aku akan segera ke sana. Jangan lupa untuk beritahu aku di mana kau sekarang."

"Hyung ..."

"Kau pasti bisa. Percayalah padaku," ujar Namjoon, membuat Taehyung menarik napasnya dalam-dalam. Ia lalu mendekat ke arah Nakyung dan meraih tangannya. Ia membulatkan mata saat masih merasakan denyut nadi Nakyung meski terasa sangat lemah.

Taehyung mencari sesuatu untuk menghentikan darah Nakyung. Hingga matanya menangkap tirai yang dengan segera ia robek. Ia gunakan itu untuk membalut luka Nakyung.

"Nakyung, tolong bertahanlah. Setidaknya demi keluarga Kim," gumam Taehyung sambil menggenggam tangan Nakyung. Taehyung yakin sesuatu terjadi hingga kondisi Nakyung seperti ini.

"Kumohon bertahanlah." Taehyung merasa jika suhu tubuh Nakyung perlahan menurun. Bahkan genggaman tangannya tak lagi hangat. Ia sungguh membutuhkan ambulans sekarang.

Taehyung membulatkan mata saat mendapati sebuah pisau tergeletak tak jauh dari Nakyung. Ia mengeluarkan sapu tangannya lalu membalut pisau itu. Ia yakin pisau itu merupakan bukti  yang bisa ia gunakan untuk menemukan pembunuh Nakyung.

"Nakyung!" Seokjin segera merendahkan tubuhnya. Setelah mendapat telepon dari Namjoon, ia segera pergi ke ruang rahasia dan memanggil ambulans.

"Kau melakukannya? Apa kau gila?!" Seokjin segera menggendong Nakyung dan tak memedulikan Taehyung. Bahkan hal ini cukup untuk membuat Taehyung semakin takut. Hingga ia meringis lalu memegang tengkuknya saat ia beranjak.

Taehyung segera membulatkan mata saat mendapati darah ada di sana. Ia yakin semua ini direncanakan dengan sangat rapi. Terbukti dari bagaimana darah itu ada pada kaos Taehyung juga pisau yang digeletakan begitu saja. Ia yakin kemungkinan besar sidik jarinya ada pada pisau itu.

Athena✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang