Jihyo membuka matanya saat mendengar teriakan dari pria yang tadi mengganggunya. Ia lantas berlari menuju Yoongi dan bersembunyi di balik tubuhnya.
Pria itu menyeringai saat mendapati darah di telapak tangannya. "Apa keberanianmu mulai muncul sekarang? Kau merebut Jihyo."
Yoongi terkekeh miris mendengarnya. Merebut? Bahkan Daniel sendiri yang pergi saat Jihyo harus melalui masa-masa sulitnya. "Bahkan setelah kau tidak mau mengakui anakmu? Astaga, seharusnya kau malu."
"Aku? Sayangnya kata itu tak akan ada dalam kamusku." Daniel berusaha meraih tangan Jihyo. Namun, hal ini justru membuat Yoongi menahannya. "Bukankah seharusnya kau yang merasa malu?"
Yoongi memutar malas kedua bola matanya. "Yak! Saat ini aku bukan bawahanmu lagi dan tidak ada lagi alasan untukku tunduk padamu. Jadi, menjauhlah sebelum aku benar-benar marah."
Daniel tampaknya mulai kesal. Ia hampir melayangkan bogem mentah pada Yoongi. Namun, pria itu bisa dengan mudah menangkisnya. "Kau gila?!"
"Kau yang gila! Bagaimana bisa kau pergi setelah tahu Jihyo hamil?!" Yoongi mencengkram erat kerah Daniel. Matanya menyala penuh amarah. Mungkin jika ia tak punya rasa kasihan, ia akan langsung menghajar pria itu.
"Pergi sebelum aku memanggil polisi kemari," ujar Yoongi dengan penuh penekanan. Namun, sepertinya Daniel sudah sangat kebal dengan ancaman. Bahkan ia nampak santai menanggapi ancaman tersebut.
"Ey, bukankah seharusnya kau mengembalikan Jihyo padaku? Aku tak peduli soal anakku. Kau bisa membawanya bersamamu."
"Sayang sekali aku tidak akan memberikannya padamu." Yoongi tak peduli meski pada akhirnya ia akan dihancurkan. Setidaknya ia masih memiliki Jihyo di sampingnya. Ia yakin Daniel tak akan menyerah begitu saja untuk kembali mendapatkan Jihyo.
Daniel berdecih. Ia benar-benar merasa risih dengan Yoongi yang menganggap jika Jihyo benar-benar miliknya. "Aku punya alasan untuk pergi saat itu."
"Lalu kau mau aku percaya? Sayangnya tidak akan. Lebih baik kau pergi dari pada mempermalukan dirimu sendiri di sini."
"Aku pasti akan kembali dan mengambil Jihyo," ancamnya kemudian berlalu.
Yuna membulatkan mata saat suara langkah terdengar mendekat. Ia segera bersembunyi di balik lemari buku dan merasa heran saat melihat pria asing itu berlalu. Namun, ia memilih untuk tak peduli soal itu. Segera ia masuk ke kamar itu untuk memastikan kondisi sang Ibu.
Daniel tersenyum kemudian menoleh. "Apa dia putrinya Jihyo? Ck, untuk apa aku peduli soal itu? Dia bukan putriku."
"Gwaenchana." Yoongi mendekap erat Jihyo. Ia yakin kehadiran Daniel secara tiba-tiba membuatnya sangat terkejut. Terlebih kedatangan pria itu hanya untuk kembali bersamanya.
"Eomma?" Yuna terkejut dengan kekacauan kamarnya. Bahkan vas bunganya pecah. "Apa Eomma baik-baik saja?"
Yoongi segera mengangguk. "Dia hanya cukup terkejut. Tidak apa-apa, Appa akan menghukum pria itu."
Jihyo, aku akan memastikan kau takkan kembali padanya, batin Yoongi. Ia benar-benar menjadi saksi bagaimana terpuruknya Jihyo saat menikahi pria seperti Daniel. Semua lukanya memang sudah sembuh. Namun, Yoongi tak yakin soal luka yang ada dalam hati Jihyo.
*
*
*Athena tak sepanas biasanya. Semua masalah seolah terpendam untuk waktu yang mungkin saja singkat. Namun, emosi Taehyung tetap saja meluap. Ia datang ke unit tempat Ibu palsunya tinggal. Ia berniat melabraknya dengan melampirkan bukti sebuah buku yang ia dapat dari ruang rahasia itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena✔️
Fanfiction"Sejatinya, peperangan bukan untuk saling melenyapkan. melainkan untuk mengembalikan keteraturan serta perdamaian." Dalam hidup setiap orang perlu menghadapi peperangan mereka masing-masing. Tak terkecuali para penghuni apartemen mewah--Athena palac...