🎠 ꒰ all idol x felix ꒱ ━━━
❝ pengen macarin felix deh ❞
❝ antriannya masih panjang bro ❞
•••
[ desc.] kompilasi manusia segala macam spesies yang sama sama bucin dengan pria cantik ber freckles itu. duduk manis dan siapakan popcorn kalian.
➜ bxb ;...
Genre: angst, Japanese life, it's happy end trust me :>
Description: Felix parents died, he almost gives up but someone saved him.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Felix menyeret kaki di sepanjang trotoar sementara air mata mengalir di pipinya. Ternyata ini rasanya ditinggal orang terkasih dalam hidupnya.
Salju mulai turun dan Felix hanya memakai sweater tipis. Musim dingin selalu menjadi favoritnya. Salju selalu membuatnya bahagia ... tetapi tidak untuk saat ini.
Felix tak bisa melupakan bagaimana pihak rumah sakit tiba tiba menelpon beberapa jam yang lalu. Mengabarkan keluarganya mengalami kecelakaan lalu lintas dan para dokter tidak sempat menyelamatkan nyawa mereka.
Ayolah, Felix tidak berharap kuliah di Jepang hanya untuk pulang disambut makam kedua orangtuanya.
Kepala Felix masih pusing mendapat kabar seburuk itu. Felix tak tahu kemana lagi ia harus melangkah. Masa depannya terasa buram, ia bahkan tak tahu bagaimana ia bisa mendapatkan uang untuk pulang ke Korea Selatan setelah ini.
Kuliahnya.. mungkin Felix akan menyerah. Kerabat dari ayah maupun ibu tak ada yang mengabari Felix. Sekarang Felix sempurna sendirian.
Salju masih belum mereda. Felix akan terkena radang dingin namun ia tak menyadarinya. Kelopak mata Felix terasa berat.
Ia menemukan bangku di depan konbini 24 jam dan duduk di atasnya. Felix mencoba untuk tidur meskipun cuaca sangat dingin dan bersalju. Perlahan matanya mulai terpejam.
· • —– ٠ ✤ ٠ —– • ·
Di sisi lain, Yuta sang pemilik konbini hendak bergantian shift dengan kawannya. Ia akan membuang beberapa sampah setelah ini.
"ah... yuki ga futte imasu ne"
Yuta memandang salju yang turun lebat dari jendela. Ia segera memakai jaket tebal dan mengambil payung karena tempat pembuangan sampah komplek itu agak jauh dari konbini Yuta.
"AAHHH!!"
Yuta terlonjak kaget. Ia baru saja keluar dari konbini dan dikejutkan dengan seorang anak muda yang duduk di depan konbini miliknya.
Kenapa pula ada anak semanis ini tidur di cuaca salju? Di depan konbininya? Hanya dengan sweater tipis?!
Banyak lagi pertanyaan yang muncul di kepala Yuta. Ia meletakkan sebentar kantung sampah yang ia bawa dan menghampiri anak muda tersebut. Ia menggenggam tangan sang putri salju.
