[ GUANLIX ] taste of lips.

732 94 16
                                    

【story profile】

Starring: -GUANLIX- Dom! Guanlin Sub¡ Felix

Genre: slice of life, childhood, maybe the cutest oneshot i've ever made TT

Description: Felix and Guanlin are friends from tutor class. Felix is just a sunshine who's wanna be friend with tsundere Guanlin. 

Felix memasuki ruangan les ukuran sedang. biarpun tersirat wajah lelah karena baru pulang sekolah, senyum di bibirnya itu tak sedikitpun luntur. Ia menyapa beberapa teman dari sekolah lainnya kemudian duduk di salahsatu kursi.

"haii aliinn" kata Felix menyapa anak yang duduk di sebelahnya.

Guanlin hanya mengangguk kecil sebagai balasan lalu fokus lagi dengan buku yang ia baca. Ia heran sekali sama Felix, anak itu selalu memilih duduk di sebelahnya padahal semua orang bebas mau duduk dimanapun dengan siapapun.

kalau di sebelah kanan Guanlin ada orangnya Felix memilih duduk di sebelah kirinya. kalau ada orang di seblah kiri Guanlin, Felix duduk di kanannya. kalau dua duanya penuh Felix akan duduk di belakang Guanlin. entahlah, aneh sekali Felix menurut Guanlin.

tetapi ada juga kebiasaan yang lebih aneh daripada itu. lihat saja nanti, sebentar lagi Felix akan melakukannya. Guanlin yakin sekali.


· • —– ٠ ✤ ٠ —– • ·


pelajaran matematika sore itu berlangsung. anak anak les diminta sang pengajar untuk mengerjakan lembar soal sebanyak dua puluh biji. mereka diperbolehkan bekerja sama asal tidak berisik.

"pssttt pssttt Aliin!" panggil Felix menepuk pelan pundak lelaki tinggi di sebelahnya.

"ada apa?"

"Felix mau tanya yang nomer ini" kata Felix menunjukkan ke lembar latihan soalnya.

Guanlin mengangguk ia kemudian menjulurkan kepala menunduk agar bisa melihat lembar jawaban Felix. saat tubuh dan wajah mereka cukup dekat, Felix maju lalu melancarkan serangannya.

chu!

satu buah kecupan mendarat di bibir Guanlin. Felix menciumnya sejenak selama beberapa detik dan menarik bibir kembali. ia tersenyum manis seperti tak terjadi apapun.

"ini yang nomer sembilan cara ngerjakannya gimana?" tanya Felix menatap lembar soalnya.

Guanlin menatap Felix sebentar baru kemudian ia menjelaskan dengan baik. maklum, dia kan ikut les untuk mengasah kemampuan angkanya bukan seperti Felix yang ikut les karena emang payah dalam pelajaran tersebut.

"Felix paham!! terima kasih Alin!!"

Guanlin ngangguk seadanya kemudian fokus kembali dengan soal soal yang ia kerjakan. melupakan kejadian rutin yang baru saja terjadi. iya, Felix selalu mencuri satu ciuman dari Guanlin setiap waktu les entah karena apa.


· • —– ٠ ✤ ٠ —– • ·


pekan berikutnya tiba, Guanlin terlambat datang. hari itu semua kursi sudah penuh tersisa satu di pojok belakang ruangan. Guanlin duduk di temapt itu dengan tenang tak tahu kalau Felix cemberut menatapnya sedih karena tidak bisa duduk sebelahan.

les hari itu berlangsung begitu lama untuk Felix. ia ingin segera menciu—maksudnya menyapa Guanlin. rasanya sepi sekali kalau tidak ada tiang listrik itu di sisinya. setelah menit menit yang membunuh Felix, les itu berakhir juga.

"hai alin! hari ini tumben kamu telat" kata Felix tetap tersenyum merekah mendekati Guanlin yang membereskan buku bukunya.

"tadi pulang sekolah aku dipanggil dulu sama pak guru buat latihan olimpiade matematika"

"wahhh alin keren bangett!!" Felix bertepuk tangan kagum. Guanlin menatap Felix yang tertawa lebar ia tersenyum tipis, Felix lucu sekali.

chu!

bibir Felix menempel kembali di bibir Guanlin selama beberapa detik. Felix tersenyum saat melepas ciuman mereka.

Guanlin terdiam dengan kaku seperti yang biasa ia lakukan. tidak pernah bertanya tidak pernah mengeluh tidak merasa risih. kalau begitu apa Guanlin menyukainya? hmmm tidak juga. ia merasa biasa saja saat dicium Felix mungkin karena sudah kebiasaan kali, ya?

TIINNN TIINNN

"ahh itu papa.. dadah Alin, Felix pulang duluan, ya~" Felix melambaikan tangan antusias dan pergi meninggalkan ruangan les tersebut. Guanlin hanya tersenyum tipis membalas lambaian tangan mungil Felix.


· • —– ٠ ✤ ٠ —– • ·


ciuman rutin itu terus berlangsung selama hampir beberapa bulan. Felix selalu berhasil mencuri kesempatan untuk mencium bibir Guanlin bahkan tanpa diketahui siapapun.

hari itu kebetulan Guanlin dan Felix dijemput terlambat dengan kedua orang tua mereka. bosan menunggu di dalam ruangan, mereka pergi ke emperan les yang sudah sepi. guru mereka menunggu di dalam kelas.

"mau permen jeli?" tawar Felix menyodorkan satu bungkus ke arah Guanlin.

"mau. terima kasih." Guanlin memakan permen itu bersamaan dengan Felix. Felix mengayunkan kakinya yang menggantung di udara persis seperti anak kecil.

"Felix aku boleh tanya nggak? kenapa kamu suak cium aku?" tanya Guanlin pada akhirnya setelah sekian purnama. wajah Felix memerah sebelum tertawa kecil.

"heehee sini aku bisikin..." Felix menyuruh Guanlin mendekatkan telinga ke bibirnya jadi si tiang listrik menunduk sedikit agar Felix sampai.

"jangan bilang siapa siapa ya, aku suka rasa chap stick kamu rasa stoberi hihihi" Felix berbisik kecil lalu terkikik lucu. gantian Guanlin yang memerah sekarang.

"i-ini mamaku yang suruh!!" kata Guanlin malu. mamanya selalu menyuruh Guanlin menggunakan chap stick padahal kan dia cowok, tentu saja Guanlin jadi malu pas ketahuan pakai chap stick.

"wah.. kalau mamaku nggak bolehin pake chap stick soalnya bibirku udah merah. padahal kan enak pake chap stick jadi bibirnya ada rasanya kaya bibir Alin!!"

Guanlin sedikit lega karena ia pikir Felix akan ilfeel dan mengejeknya. ternyata Felix tak seburuk yang ia kira, Guanlin akhirnya memutuskan untuk mengakrabkan diri pada si mungil manis itu.

Guanlin memandang wajah Felix yang cantik terutama di bagian bibirnya. Bibir itu benar benar merah dan ranum padahal tak dipoles apapun. pantas saja mama Felix melarangnya pakai chap stick. Kalau dibiarkan, bisa bisa Felix jadi mangsa banyak lelaki dan Guanlin tak mau hal itu terjadi.

"tapi Fel, jangan sering sering cium aku soalnya kata buku yang pernah kubaca yang boleh sering sering cium itu cuma orang yang udah pacaran aja" kata Guanlin. entah buku macam apa yang ia baca akhir akhir ini....

"ohh gitu ya? Felix baru tau" Felix membulatkan mata kaget dengan informasi tersebut.

"iyaa. kan kita nggak pacaran. jadi kalau Felix masih mau cium aku berarti kita harus pacaran dulu!"

"ya udah deh kita pacaran!" kata Felix semangat. Guanlin mengangguk senang lalu memeluk tubuh mungil Felix di sebelahnya.

sang guru yang berada di dalam kelas hanya gigit jari gemas dengan interaksi dua anak muridnya.

◦•●◉✿ e n d ✿◉●•◦

a/n guanlix never die :>

guanlix kapal hantu paling roket. i take no backsies. :D

well, even its gonna be different case when you offer me yeonlix :3

❪ 愛 ❫ CUPCAKE • harem felix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang