Kau tahu contoh orang bodoh? Menunggu, selalu menunggu sesuatu yang akan menyakiti dirinya sendiri.
Gama Orinonis
*****
Tolong jangan bunuh gue ...," lirih Naina. Ia belum mau mati saat ini. Masih banyak hal yang harus ia selesaikan saat ini.
BRUK ...!
"Akhh ...." Naina kembali berteriak histeris saat tiba-tiba pintu toilet itu di paksa terbuka oleh seseorang. Saat ini Naina bisa merasakan tubuhnya semakin bergetar hebat, lehernya terasa sangat sesak seperti ada seseorang yang sedang mencekik lehernya.
"Naina?"
"Pergi!" teriak Naina sembari menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya.
"Nai, ini gue! Lo kenapa, sih?"
Merasa tak asing dengan suara itu, Naina membuka pelan kedua matanya. Binar mata indah itu menatap lekat wajah Gama.
Naina segera berlari keluar, gadis itu membuka jendela yang berada di depan toilet. Naina butuh banyak oksigen saat ini, dadanya terasa sangat sesak dan sakit.
Keanehan pun kembali terjadi, handphone yang tadinya mati secara tiba-tiba. Sekarang bisa berfungsi secara normal. Dengan jantungnya yang kembali berdetak kencang karena rasa takut itu, Naina membuka riwayat pesan masuk yang selama berbulan-bulan ini menggangu hari-harinya.
Gama menatap khawatir wajah Naina yang nampak pucat dan ketakutan. "Nai, lo baik-baik aja, 'kan? Kenapa lo bisa terkunci di dalam toilet?"
Naina menggeleng lemah. "Berhenti bicara sama gue!"
Naina, gadis itu segera berlari meninggalkan Gama yang saat hanya bisa diam mematung. Entah apa yang terjadi dengan gadis itu sehingga ia bisa terkunci di dalam toilet. Tidak mungkin jika Naina dibully oleh murid lain, mengingat betapa kasar dan menakutkannya seorang Naina Aldebaran jika sedang marah. Para cowok saja banyak yang takut untuk mendekati Naina, mana mungkin ada yang berani membully gadis dingin itu.
*****
"Perkembangan akuntansi bermula dari Luca Pacioli pada tahun 1494, ia memperkenalkan dan mengajarkan sistem pembukuan berpasangan yang disebut dengan sistem kontinental ..."
Semua siswa-siswi kelas 11-1 mendengarkan dengan khidmat penjelasan dari Pak Nanda mengenai sejarah akuntansi sebagai sistem informasi. Ada yang terpaksa menyimak penjelasan darinya karena Pak Nanda terkesan sangat killer, padahal dirinya baru beberapa hari bertugas menjadi guru di sekolah mereka. Ada pula yang kagum melihat penampilan Pak Nanda yang sangat tampan, hidungnya yang mancung, badannya yang kekar, rambut berwarna hitam pekat persis seperti oppa-oppa Korea.
Naina, gadis itu menatap ke arah jendela. Rasanya begitu menenangkan hanya dengan melihat langit biru, gadis itu menompang satu sisi wajahnya menggunakan tangan sembari memejamkan kedua matanya. Rasanya begitu nyaman saat angin menerpa wajahnya, ia merasa bebannya selama ini tersapu oleh angin sehingga hatinya bisa merasa sedikit lega.
Bel pulang istirahat berdering cukup keras, membuat semua anak-anak kelas 11-1 bersorak bahagia.
"Cukup sekian untuk hari ini, jangan lupa kerjakan resume yang Bapak pinta dan kumpulkan Minggu depan," kata Pak Nanda sembari tersenyum ramah.
Setelah Pak Nanda meninggalkan kelas, keadaan semakin menjadi ricuh. Bukan karena tugas pemberian dari Pak Nanda, melainkan karena postingan Naina di Instagram. Gadis itu memposting sebuah foto yang menampilkan wajah dinginnya dari samping dengan rambutnya yang sedikit berantakan karena tersapu angin. Namun, tetap saja para cowok dibuat terkesima dengan kecantikan seorang Naina Aldebaran, walaupun gadis itu sangat jarang tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST BE MINE [END]
Teen Fiction⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA "Kenapa lo nggak biarin gue menang, sih? Kenapa lo mala lempar bola itu ke gue?!" teriak Naina. "Buat apa gue lakuin hal itu sama lo? Sementara lo nggak pernah anggap gue ada!" jawab Gama dengan wajah datarnya. "Apa lo...