Dulu kita selalu mengucap kata sayang di penghujung malam. Kini, kita tidak lebih dari dua orang asing yang merindukan masa lalu secara diam-diam.
PLAY MUSIC
MONOGRAM- LUCID DREAM******
Setelah selesai menghabiskan waktunya bersama Luna, Naina memutuskan untuk pulang sendirian karena ia harus menemui temannya sebentar di taman kota. Sepuluh menit yang lalu, Naina mendapatkan pesan dari Gama, cowok itu sangat ingin menemuinya dan meminta Naina untuk menunggu Gama di taman kota.
Naina mendudukkan dirinya di atas kursi yang berhadapan langsung dengan danau. Sudah lama sekali ia tidak mengunjungi tempat ini. Setelah kepergian Gama ke Belanda, Naina tidak pernah lagi mengunjungi taman ini karena ia tidak mau mengingat kenangan berharga itu. Taman yang terletak di depan cafe milik Pamannya Gama ini mempunyai sejuta kenangan yang tidak dapat ia lupakan, karena itulah Naina membenci tempat ini, kenangan berharga itu terlalu menyakitkan untuk kembali ia ingat.
Namun, hal itu tidak berlaku lagi untuknya malam ini. Hatinya terus saja berdebar karena tak sabar melihat wajah Gama.
Di sisi lain, Gama baru saja keluar dari sebuah toko. Cowok itu tersenyum manis saat melihat satu buket bunga mawar merah yang saat ini sudah berada di dalam genggamannya. Gama yakin, Naina pasti akan salah tingkah saat melihatnya membawakan bunga mawar ini. Gama benar-benar merindukan rona merah di pipi Naina yang terlihat begitu manis dan menggemaskan.
Gama segera memasuki mobilnya. Dering ponselnya membuat Gama merogoh saku bajunya dan mendapati nama seniornya di atas layar ponselnya.
"Halo!"
" .... "
"Apa? Baiklah, saya akan segera ke sana."
Tanpa banyak berpikir panjang, Gama segera memasang sabuk pengaman lalu mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi untuk kembali ke kantornya. Gama baru saja mendapatkan kabar dari seorang detektif jika Devan merupakan orang yang telah membuat Nathan mengalami kecelakaan. Devan sengaja menabrak mobil Nathan hingga temannya itu mengalami patah tulang.
Karena kesal melihat Naina yang selalu bersikap baik dengan Nathan dan tak hentinya bersikap judes kepadanya, membuat Devan melancarkan aksinya dengan cara membuat Nathan menderita. Awalnya Devan berharap jika wajah Nathan yang tampan itu akan terluka, sehingga Naina akan infeel dengan model terkenal itu. Namun, realitanya berbanding terbalik dengan ekspektasinya. Nathan hanya mengalami patah tulang yang tidak terlalu parah. Karena itulah, malam itu Devan berniat untuk berbuat macam-macam dengan Naina. Namun, lagi-lagi rencananya gagal karena kehadiran Gama.
Satu jam berlalu begitu saja, Naina sudah mulai bosan duduk seorang diri di taman yang sudah sepi karena hari semakin larut malam. Lagi-lagi Naina melakukan hal yang sama, menunggu, menunggu sesuatu yang seharusnya tidak ia lakukan. Sudah tak terhitung berapa kali Naina menghubungi nomor Gama. Namun, Gama sepertinya enggan untuk mengangkat panggilannya.
Naina menghembuskan kasar napasnya. Lagi-lagi Gama membuatnya menunggu seperti ini. Naina tidak tahu hal apa yang tengah Gama alami saat ini sehingga cowok itu kembali mengingkari janjinya sendiri, bukankah cowok itu sendiri yang ingin menemuinya. Namun, kenapa Gama jugalah yang tak datang dan kembali mengingkari janjinya sendiri? Sekalinya suka menghilang dan mengingkari janji akan terus melakukan hal yang sama dan berakhir melahirkan sebuah rasa kekecewaan yang membuat Naina kembali terluka.
Gama sendiri yang bilang jika cowok itu masih menyukainya, merindukannya, dan mencintainya setiap hari. Namun, sepertinya Gama dewasa bukanlah Gama yang dulu Naina kenal. Gama yang saat itu selalu memprioritaskan dirinya dan selalu ada untuknya kini telah berubah menjadi Gama yang suka berbohong dan ingkar janji.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST BE MINE [END]
Teen Fiction⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA "Kenapa lo nggak biarin gue menang, sih? Kenapa lo mala lempar bola itu ke gue?!" teriak Naina. "Buat apa gue lakuin hal itu sama lo? Sementara lo nggak pernah anggap gue ada!" jawab Gama dengan wajah datarnya. "Apa lo...