Karena cinta sepihak tidak hanya menyakiti orang yang merasakannya, ini juga menyakiti bagi orang yang menerimanya.
Naina Aldebaran
*****Bel istirahat berdering cukup keras, membuat semua anak-anak kelas 11-1 menjerit bahagia. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya tiba waktunya untuk beristirahat, setelah tenaga dan pikiran habis terkuras memecahkan berbagai macam rumus matematika yang begitu rumit. Namun, tidak ada satupun rumus yang bisa menjelaskan tutorial membuat do'i peka dengan berbagai macam kode yang telah diberikan.
Dengan wajah tanpa dosanya, Nathan mencoba masuk secara paksa ke dalam kerumunan manusia yang sedang lapar, entah kenapa kebanyakan anak perempuan lebih senang memakan makanan ringan seperti snacks atau roti ketimbang makan makanan berat di stand kantin.
"Nathan!"
"Woi, ngantri dong!"
"Dasar kagak ada akhlak lo!"
"Gue sumpahin lo jomblo seumur hidup!"
Kira-kira seperti itulah umpatan pedas yang Nathan terima karena ulahnya. Setelah mendapatkan beberapa roti serta susu colkat, Nathan menatap lekat wajah seorang gadis yang baru saja menyumpahinya jomblo seumur hidup.
"Lo bilang apa barusan?" tanya Nathan dengan tatapan yang sangat sulit untuk diartikan.
Tania, gadis itu menatap kesal wajah Nathan. "Gue heran kenapa Gama mau sahabatan sama cowok aneh kayak lo, udah ngeselin bego lagi!"
Mendengar ucapan Tania yang memang benar adanya membuat Nathan hanya bisa terkekeh geli, cowok itu menatap Tania dari atas sampai bawah.
"Seharusnya kata-kata itu lebih cocok buat lo, Tania. Lo itu cewek yang nggak punya urat malu karena udah hancurin persahabatan orang, seenggaknya walaupun gue aneh di mata orang. Tapi gue nggak seberengsek lo yang udah ambil kebahagiaan orang demi kepentingan pribadi."
Kedua tangan Tania mengepal kuat dengan kobaran api di kedua bola matanya, ia tahu kemana arah pembicaraan Nathan saat ini.
"Bukan gue yang udah hancurin persahabatan Naina, ya!" teriak Tania, membuat kedua manusia itu mendapat tatapan aneh dari anak-anak di sekelilingnya.
Nathan tersenyum miring. "Gue nggak bilang kalau retaknya persahabatan Naina karena lo."
Nathan memajukan langkahnya untuk lebih dekat dengan Tania sembari menatap tajam gadis di hadapannya. "Hanya karena lo bertingkah sok kuat dan teriak-teriak, memangnya bisa lo tutupi?"
Setelah mengatakan kalimat panjang nan bijak yang entah dapat dari mana itu, Nathan tersenyum sinis lalu melanggeng pergi meninggalkan Tania yang saat ini sedang menahan air matanya. Entah kenapa mendapat bentakan serta tatapan tajam dari Nathan membuat Tania serasa ingin menangis.
"Tan, lo nggak apa-apa?" tanya Keyla sembari melambaikan tangannya di hadapan wajah Tania.
"Kutu kupret bilang apa sama lo? Ngajak ribut mulu tuh anak!" kesal Ayla sembari menarik lengan bajunya bersiap hendak melayangkan pukulan kepada Nathan.
Tania tersenyum manis sembari menggandeng tangan Keyla. "Nathan bilang dia suka sama lo, Key!" ucap Tania sepelan mungkin.
"Serius lo?" tanya Keyla dengan kedua matanya yang berbinar dan di balas anggukan semangat dari Tania.
"Kok bisa?" tanya Keyla sembari menatap lekat wajah Tania.
Tania mencubit gemas kedua pipi chubby milik Keyla. "Sebenarnya Nathan itu juga suka sama lo, tapi dia nggak enak sama Naina, lagian lo tahu 'kan kalau Naina duluan yang nembak Nathan."
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST BE MINE [END]
Teen Fiction⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA "Kenapa lo nggak biarin gue menang, sih? Kenapa lo mala lempar bola itu ke gue?!" teriak Naina. "Buat apa gue lakuin hal itu sama lo? Sementara lo nggak pernah anggap gue ada!" jawab Gama dengan wajah datarnya. "Apa lo...