Part 11 (What Is Wrong?)

1.2K 109 2
                                    

Aku melewati masa sulitku sendirian. Sementara semua orang percaya bahwa aku baik-baik saja.

Naina Aldebaran

*****

Setelah insiden menghilangnya Naina di acara perkemahan musim panas, Luna sangat marah sekaligus khawatir dengan apa yang menimpa anaknya. Sangking khawatirnya, Luna segera membawa Naina ke rumah sakit setelah Naina pulang ke rumah. Luna sempat memaksa para dokter disana agar Naina segera dioperasi, padahal luka di lututnya tidak terlalu besar, hanya perlu diberi sedikit obat merah lalu dibalut dengan perban saja, lukanya itu akan hilang sendiri.

Begitulah kodrtanya seorang Bunda. Wanita berhati lembut itu tidak akan rela melihat anak yang ia sayangi dan banggakan terluka saat melangkah di dunia.  Sebenarnya Naina merasa sangat malu karena sikap Bundanya yang sedikit berlebihan. Namun, ia mengerti bagaimana perasaan Bundanya.

Mobil sports berwarna hitam pekat milik Arka berhenti tepat di depan gerbang SMA Yongsan. Tak berselang lama, Naina turun dari mobil setelah Pak Mamat, selaku supir pribadi Arka membukakan pintu mobil untuk Naina. Tentu saja hal itu memancing kehebohan tersendiri bagi anak-anak SMA Yongsan, terbesit rasa iri di antara mereka saat melihat betapa mewahnya kehidupan seorang Naina Aldebaran. Selain di berkati wajah yang cantik dan manis, otak yang genius, serta suara emasnya saat bernyanyi. Naina merupakan anak semata wayang dari pengusaha kaya raya. Mengetahui fakta jika Naina adalah anak tunggal, mereka sudah bisa menebak jika Naina adalah anak yang paling disayang dan dimanja.

"Sepatu Naina bagus banget!"

"Woah! Gue pernah lihat tas yang dipakai Naina di mall. Itu tas limited edition loh, harganya juga nggak main-main."

"Enak banget ya jadi Naina."

"Andai gue bisa jadi pangeran buat Naina."

"Sok cantik banget, sih!"

"Dasar pansos!"

Seperti itulah kira-kira ucapan anak-anak SMA Yongsan saat melihat Naina. Semuanya nampak iri dengan kemewahan serta kelebihan yang dimiliki oleh seorang Naina Aldebaran.

Dengan wajah dingin serta tatapan tajamnya, Naina berjalan memasuki halaman sekolahnya.

"Hai Kak Naina!"

"Pagi, Nai."

"Annyeong Eonni!"

Banyak sekali sapaan yang Naina dengar sepanjang perjalanannya menuju kelas 11-1. Seperti biasa, Naina hanya akan tersenyum tipis saat di sapa oleh murid perempuan. Senyuman itu sangat tipis, sangking tipisnya tidak terlihat jika gadis itu sedang tersenyum. Tak lupa, Naina juga menyumpal kedua telinganya menggunakan earphone. Walaupun banyak yang menyukainya di sekolah ini. Namun, tetap saja masih ada yang tidak menyukainya. Begitulah hidup, mustahil semua orang akan menyukaimu.

Setelah memasuki kelasnya, Naina segera duduk di bangkunya yang berada di baris kedua dekat jendela. Binar mata indah itu menatap sekelilingnya, untuk mencari sosok Gama. Entah kenapa semalaman Naina tidak bisa tidur nyenyak karena kepalanya terus saja memikirkan semua hal tentang Gama.

Apa Naina sedang jatuh cinta saat ini?

Entahlah, setelah insiden dirinya tersesat di dalam hutan waktu itu, bayangan wajah Gama terus saja berputar di dalam memori otaknya. Naina benar-benar bersyukur karena Gama datang menghampirinya disaat yang tepat, ia benar-benar tak habis pikir bagaimana jika Gama terlambat satu detik saja.

Naina bisa saja menelpon Gama semalam dan mengatakan jika saat ini ia sedang merindukan cowok itu. Namun sayang, rasa gengsi yang selama ini tumbuh di dalam diri Naina tidak memungkinkannya untuk mengatakan hal seperti itu. Hal hasil, semalaman Naina hanya bisa memandangi foto-foto Gama di akun Instagram. Terbesit di benak Naina untuk mengikuti akun Instagram milik Gama. Namun, Naina urungkan. Di akun Instagram milik Naina, ia sama sekali tidak mengikuti satu akun Instagram pun. Bahkan Keyla dan Ayla pun tidak ia ikuti.

JUST BE MINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang