Walau waktu sudah berlalu, tetap saja rasanya menyakitkan. Kau berpura-pura sudah melupakannya, tapi dalam hati yang terdalam, pasti tetap menyakitkan.
PLAY MUSIC
YOON MI RAE- A WORLD THAT IS YOU*******
Gwangju Airport
Setelah keluar dari dalam taksi, Gama segera berlari memasuki bandara dengan wajahnya yang sedikit panik. Ia sangat takut jika pesawat yang Mamanya tumpangi sudah lepas landas.
Sangking paniknya, Gama beberapa kali menabrak orang-orang yang sedang lalu lalang di sekitaran bandara. Umpatan demi umpatan pedas yang ia dapatkan tidak membuat Gama merasa terusik sama sekali, cowok itu terus saja berlari untuk mencari keberadaan Mamanya, sampai saat ia berada di tengah bandara, cowok itu tidak sengaja menabrak seorang anak kecil hingga menangis karena es krim miliknya terjatuh akibat ulah Gama.
Alih-alih meminta maaf ataupun mengganti es krim milik anak kecil itu, Gama mala melanggeng pergi begitu saja, iris coklat kelam itu tak hentinya menatap ke sekelilingnya untuk mencari keberadaan Mamanya.
Gama menghentikan langkahnya sembari mengatur napasnya yang masih terengah-engah, kedua tangannya memegang lututnya yang terasa sedikit sakit dan pegal karena berlari.
Gama mengusap kasar wajahnya, ia sudah lelah berlarian kesana kemari. Namun, ia tak kunjung bertemu dengan Mamanya.
Dengan wajahnya yang terlihat begitu kecewa, Gama memutar tubuhnya lalu berjalan dengan langkah gontai untuk pulang.
"Gama?"
Suara lembut itu membuat Gama mengangkat pelan kepalanya, iris coklat itu menatap Amanda yang saat ini tengah tersenyum manis di hadapannya.
"Mama!"
Gama segera berlari lalu memeluk tubuh Mamanya dengan begitu erat.
"Mama kira kamu tidak akan datang, Mama benar-benar minta maaf karena telah membuat kamu kecewa."
Gama melepaskan pelukannya, cowok itu menatap hangat wajah Mamanya sembari menghapus pelan air mata Amanda yang mengalir begitu deras. Gama memang bukan ahli dalam membaca ekspresi wajah. Namun, ia bisa melihat tatapan sedih sekaligus menyesal dari kedua mata Mamanya.
"Dengan Mama yang udah menepati janji aja udah buat Gama bahagia banget. Gama nggak marah sama keputusan Mama. Oh iya, suatu hari nanti Gama boleh 'kan, ketemu sama adik Gama? Ya ... Gama cuma penasaran aja apakah Alden lebih tampan dari Gama atau nggak," ucap Gama sembari terkekeh kecil.
Amanda ikut tertawa sembari mengusap lembut pucuk kepala Gama dengan sayang, ia sangat bersyukur mempunyai anak sebaik Gama.
"Kamu boleh datang kapan saja kamu mau, papa kamu di Belanda juga sangat ingin bertemu dengan kamu. Sekali lagi, Mama minta maaf jika keputusan Mama membuat kamu terluka."
Walaupun hatinya memang sedikit terluka, Gama mencoba menutupinya dengan senyuman manisnya. Gama mencoba menyakinkan Mamanya jika ia baik-baik saja ini, karena definisi bahagia baginya sangat sederhana. Hanya dengan melihat dua wanitanya bahagia, Gama juga merasa bahagia.
Tentu kalian tahu siapa dua wanita yang Gama maksud, bukan?
"Keputusan Mama nggak salah kok, Gama yakin lelaki itu memang lebih pantas bersama Mama ketimbang papa. Oh iya, Gama bawain syal rajut buat Mama," ucap Gama sembari memasangkan syal rajut yang ia beli khusus untuk Mamanya. Sebenarnya ia sudah lama menyimpannya, hanya saja ia baru bisa memberikannya hari ini.
"Makasih, Sayang!" ucap Amanda sembari tersenyum.
Gama menganggukan kepalanya sembari mengusap lembut kedua tangan Mamanya yang saat ini masih memegangi kedua sisi wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST BE MINE [END]
Teen Fiction⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA "Kenapa lo nggak biarin gue menang, sih? Kenapa lo mala lempar bola itu ke gue?!" teriak Naina. "Buat apa gue lakuin hal itu sama lo? Sementara lo nggak pernah anggap gue ada!" jawab Gama dengan wajah datarnya. "Apa lo...