Part 22 (Heart Break)

953 84 6
                                    

Jangan katakan apapun jika tidak tahu ceritanya.

Naina Aldebaran

*****

Keesokan harinya, semua anak SMA Yongsan tak hentinya membicarakan tentang Naina. Mereka benar-benar tidak menyangka sekaligus kecewa jika siswi yang selama ini mereka sayangi dan kagumi ternyata bisa berbuah seburuk itu.

"Key, gimana perasaan lo saat tahu kalau sahabat lo itu ternyata seorang kriminal?" tanya Vano kepada Keyla.

Gadis dengan rambut sedikit berwarna pirang itu memasang ekspresi sedih sembari menundukkan kepalanya. "Gue benar-benar nggak nyangka kalau ternyata berita di madding itu benar."

Buliran air mata mulai membanjiri wajah manis milik Keyla, membuat semua murid kelas 11-1 menatapnya iba.

Sedari tadi, Keyla hanya merebahkan kepalanya di atas meja. Ia benar-benar tak menyangka jika Naina merahasiakan semua itu kepadanya. Keyla tidak masalah jika ia harus berteman dengan Naina yang mempunyai kenangan masa lalu yang suram. Karena Keyla yakin, jika Naina memang benar melakukan semua itu, Naina pasti akan sangat menyesalinya dan tidak akan berbuat seburuk itu lagi. Namun, Keyla tetap saja berharap jika semua ini bohong.

"Sabar ya, Key!" kata Lutfi dan Disya sembari mengusap kedua bahu Keyla yang bergetar, menandakan jika gadis itu sedang menangis.

"Key, sedari tadi lo belum makan apapun. Makan bareng gue di kantin, ya?" ajak Darwin.

Keyla menatap malas wajah Darwin, tidak biasanya cowok itu berbaik hati padanya. "Gue lagi nggak mood buat bertengkar!"

Darwin menghela pelan napasnya, entah kenapa melihat Keyla yang tidak bersemangat seperti ini membuatnya ikut tidak bersemangat. Biasanya Keyla dan Darwin selalu berkelahi dan mengumpat satu sama lain.

"Gue harus gimana supaya lo nggak sedih lagi? Gue ngerasa jadi pengangguran sekarang tahu nggak, karena biasanya gue suka ribut sama lo!" gumam Darwin dengan bibirnya yang mengerucut.

"Nggak tahu," balas Keyla acuh sembari menenggelamkan kepalanya di atas lipatan kedua tangannya.

Ayla, sedari tadi gadis itu hanya diam dengan tatapannya yang menatap lurus ke depan. Membuat Nathan segera melambaikan tangannya di hadapan Ayla, Nathan takut jika gadis tomboy itu akan kerasukan jin penunggu sekolah ini.

"Jangan ngelamun, Ay! Nanti lo kesambet!" ujar Gladys dan dibalas anggukan setuju dari sebagian siswa.

Ayla, gadis itu menatap senduh wajah teman-temannya. "Emm ... sebenarnya ada hal yang perlu kalian tahu tentang Naina."

Ucapan Ayla membuat semua murid kelas 11-1 mendekati Ayla sembari memasang ekspresi kepo, tak terkecuali para tukang gosip yang saat ini sedang membuka telinganya lebar-lebar untuk mereka jadikan bahan gosip terhangat.

Ayla meremas kuat kedua tangannya dengan ekspresinya yang sangat sedih, seakan mengisyaratkan jika ia adalah manusia yang paling menderita saat ini.

"Kalian tahu 'kan kalau gue sama Naina pernah berantem?" tanya Ayla dan di balas anggukan kecil dari mereka.

"Mungkin kalian mengira kalau gue yang jahat, karena udah ikut musuhin Naina. Tapi, sebenarnya gue menjauh dari Naina karena dia udah bully gue."

Tentu saja ungkapan Ayla membuat mulut mereka terbuka lebar, bahkan Keyla nampak mengepalkan kuat kedua tangannya. Sebagai teman yang baik, tentu saja Keyla marah karena Naina tega telah membully sahabatnya sendiri.

Ayla memejamkan sejenak kedua matanya, membuat buliran bening itu kembali keluar dari kedua matanya.

"Na-Naina pernah pukul gue dan ngunci gue di dalam toilet, hiks ... hiks."

JUST BE MINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang