Dia berpura-pura tidak merindukanmu, dan kamu berpura-pura tidak peduli. Ego kalian memang luar biasa.
*****
06:46 AM
Naina, gadis cantik itu telah siap dengan balutan seragamnya, serta tas punggung berwarna abu-abu yang bertuliskan 'have a nice dream' yang saat ini sedang ia peluk sembari menuruni anak tangga.
"Mau ke mana kamu?" tanya Luna saat menyadari kehadiran Naina dengan seragam sekolah khas SMA Yongsan.
"Naina mau pergi ke sekolah, Bun!" balas Naina sembari tersenyum kikuk. Seumur hidupnya, kemarin adalah kali kedua ia melihat Luna semarah itu. Tentu saja sebagai seorang Bunda, Luna tidak akan tinggal diam saat melihat anaknya diperlakukan tidak pantas oleh teman-temannya. Walaupun mereka bermaksud bercanda, tidak seharusnya candaan itu bisa menyakiti perasaan anaknya.
"Nggak ada pergi sekolah hari ini!" tegas Luna sembari menatap lekat wajah Naina.
"Tapi, Bun ...."
"Ayah sudah putuskan untuk memindahkan sekolah kamu ke Belanda," kata Arka membuat kedua bola mata Naina membulat sempurna.
Arka menyerahkan beberapa berkas ke hadapan Naina. Hal pertama yang Naina baca ialah nama sekolah yang bertuliskan 'The International School of The Hague'. Dari namanya saja Naina sudah bisa mendeskripsikan jika sekolah itu adalah sekolah yang paling terkenal dan termewah di kota Amsterdam. Gadis itu tersenyum takjub saat membaca fasilitas-fasilitas yang ada disana, bahkan Naina sempat geleng-geleng kepala dengan fasilitas yang direktur sekolah itu berikan, serta prestasi yang dicapai pun tak main-main, hampir setiap tahun mereka mendapatkan penghargaan bergengsi tingkat internasional.
"Bukannya Ayah suruh Naina buat sekolah ke Belanda setelah Naina lulus SMA, ya?" tanya Naina sembari menatap takut wajah Arka.
Tangan kekar dengan sedikit keriput karena termakan usia itu tergerak untuk mengusap lembut pucuk kepala Naina dengan sayang.
"Ayah ingin kamu melupakan semua hal tentang insiden itu, lagipula kalau kamu tetap bersekolah di Indonesia akan semakin banyak orang yang menghujat kamu."
"Bukannya anak Ayah ini udah lama banget pengen pergi ke Rijksmuseum, hm?" tanya Arka sembari tersenyum hangat.
Selain kaya akan objek wisata alam, Belanda juga sangat kaya akan objek wisata sejarah berbentuk museum dan bangunan kuno. Rijksmuseum ini contohnya. Museum yang memiliki koleksi benda seni bernilai jutaan euro ini didirikan dengan menggunakan gaya arsitektur bangunan khas Eropa Kuno. Padahal, piranti teknologi keamanan yang diaplikasikan pada gedung itu benar-benar luar biasa canggih.
"Tapi, Ayah ... Naina suka sekolah disana," kata Naina sembari menundukkan dalam kepalanya.
"Naina! Bunda nggak suka ya lihat kamu jadi anak pembangkang seperti ini! Mau sampai kapan kamu akan menjadi gadis dingin seperti ini, ha?" tanya Luna dengan penekanan di setiap kalimatnya. Ia sudah cukup sabar menghadapi sikap aneh anaknya selama ini.
"Ini semua demi kebaikan kamu, Sayang!" sahut Arka namun dengan nada yang lembut.
Naina meremas kuat ujung roknya dengan kedua bola matanya yang mulai berkaca-kaca.
"Gadis dingin? Apa Bunda kira Naina berubah menjadi gadis dingin seperti ini karena insiden itu?"
Binar mata indah itu menatap sendu wajah kedua orang tuanya. "Ayah sama Bunda emang nggak pernah mikirin perasaan Naina, kalian selalu sibuk dengan pekerjaan kalian sementara Naina selalu merasa kesepian. Apa Ayah pikir dengan hadirnya Alex saat itu bisa membuat Naina bahagia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST BE MINE [END]
Teen Fiction⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA "Kenapa lo nggak biarin gue menang, sih? Kenapa lo mala lempar bola itu ke gue?!" teriak Naina. "Buat apa gue lakuin hal itu sama lo? Sementara lo nggak pernah anggap gue ada!" jawab Gama dengan wajah datarnya. "Apa lo...