Kalau cemburu, bilang aja cemburu. Nggak ada yang ngelarang kok.
PLAY MUSIC
KIM SO HYUN- NOTHING IS EASY******
Dengan wajah menahan amarah karena si kampret Tania yang tiba-tiba saja menghilang bak ditelan bumi, akhirnya Naina harus membawa setumpukan buku seorang diri. Sesekali Naina hampir saja terjatuh dan hampir menabrak orang-orang yang lewat karena banyaknya tumpukan buku yang harus ia bawa, sangking banyaknya buku itu membuat wajah Naina sudah tidak terlihat lagi. Entah kenapa wali kelasnya selalu menyuruh Naina untuk mengembalikan buku ke perpustakaan padahal di kelasnya cukup banyak siswa laki-laki.
"Jalan yang bener dong!"
"Sok-sokan kuat banget sih lo, bawa buku segitu banyaknya!"
"Kalau jalan pakek mata dong."
"Anjrrrr, minuman gue tumpah gara-gara nih cewek!"
Seperti itulah kira-kira umpatan demi umpatan yang Naina terima saat melewati sepanjang koridor kelas, gadis itu berusaha untuk tetap bersabar, seharusnya mereka kasihan karena ada cewek yang sedang membawa banyak buku seorang diri, bukan mala mengumpat seperti itu.
Saat berjalan di sepertigaan, Naina tidak sengaja menabrak seseorang hingga handphone cowok itu hampir saja terjatuh.
"Lo kalau jalan pakek mata dong!" kesal cowok itu seraya menatap tajam wajah Naina dari samping. Dari suaranya, Naina tahu siapa cowok itu. Dia adalah Febrian, cowok yang mempunyai hobi menyebarkan gosip.
"Orang kalo jalan pakek kaki, mana ada orang jalan pake mata!" gumam Naina.
"Minggir lo!"
"Seharusnya lo yang minggir! Lo kira ini jalan nenek moyang lo apa?!"
Tangan Febrian mengepal kuat, tanpa belas kasihan sedikitpun ia mendorong tubuh Naina. Membuat semua buku yang Naina bawa berserakan di atas lantai. Sementara Febrian berjalan dengan santainya meninggalkan Naina yang sedang menatapnya tajam.
"Dasar cowok nggak punya perasaan!" Naina berkacak pinggang. Ia menatap tajam punggung Febrian yang semakin menjauh.
"Gue sumpahin lo kena karma kepeleset di depan gebetan lo!" teriak Naina sembari mengangkat kedua tangannya yang mengepal kuat.
Saat Naina menoleh ke belakang, ia sedikit terkejut saat mendapati Gama yang sedang memasukkan buku-bukunya ke dalam kotak, lalu cowok itu membawanya seorang diri.
"Biar gue aja yang bawa," ucap Naina sembari menarik kotak itu dari tangan Gama.
Gama tersenyum jahil. "Kenapa harus lo yang bawa? Sedangkan disini ada pangeran tampan."
"Gama, gue serius."
"Jangan serius gitu dong, Nai. Gue belum siap kalau mau seriusin lo, lulus SMA aja belum. Gimana mau seriusin lo?"
Naina memutar malas kedua bola matanya. "Gama, itu buku-buku mau gue balikin sama ibu Fani. Kalau lo yang balikin, yang ada lo bakalan dimarahin karena buku itu seharusnya dibalikin kemarin."
"Kenapa harus lo yang dimarahin? Sementara disini ada gue yang siap lakuin apa aja buat lo."
"Gama, balikin! Lo nggak takut apa di marahin ibu Fani?" teriak Naina seraya merebut kotak yang berisikan buku paket biologi. Sebenarnya buku-buku itu harus ia kembalikan pulang sekolah kemarin. Namun, karena ia hampir terlambat pergi bimbel, mau tak mau ia harus mengembalikannya hari ini. Walaupun Naina tahu konsekuensinya, dimana ia akan dimarahi habis-habisan oleh ketua perpustakaan yang sangat galak.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST BE MINE [END]
Teen Fiction⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA "Kenapa lo nggak biarin gue menang, sih? Kenapa lo mala lempar bola itu ke gue?!" teriak Naina. "Buat apa gue lakuin hal itu sama lo? Sementara lo nggak pernah anggap gue ada!" jawab Gama dengan wajah datarnya. "Apa lo...