Cinta pertama adalah saat kita berharap terlalu banyak, menanti terlalu lama, cemas terlalu sering, menginginkan happy ending yang terkadang tidak mungkin.
PLAY MUSIC
CHANYEOL FT, PUNCH- STAY WITH ME*******
Naina menghela pelan napasnya. Ia benar-benar tak habis pikir kenapa Gama mengingkari janjinya seperti ini, dan parahnya lagi sampai saat ini ponsel cowok itu tak kunjung aktif.
Naina merasa ia sama sekali tidak membuat kesalahan yang akan membuat Gama marah kepadanya. Atau mungkin, Gama marah karena kemarin Naina memukul kuat punggungnya?
Naina rasa bukan itu alasannya, sudah tak terhitung berapa kali Naina berteriak ataupun memukul punggung Gama. Alih-alih merasa kesal ataupun marah, Gama mala tertawa lepas saat melihat wajah Naina yang nampak kesal.
Lalu, apa yang membuat Gama mencampakkan Naina hari ini?
Berulang kali Naina menyakinkan dirinya sendiri untuk tetap menunggu Gama, karena Naina yakin Gama pasti akan datang. Iya, Gama pasti akan datang.
Naina hanya bisa menghela panjang napasnya saat melihat orang-orang yang tengah lalu lalang bersama pasangan mereka masing-masing. Semua orang terlihat berbahagia dan bersenang-senang di dalam sana, hanya Naina seorang dirilah yang saat ini sedang berdiri di depan gerbang fun fair. Menunggu Gama yang entah akan datang atau tidak.
Terbesit rasa bodoh di dalam diri Naina saat ini, ia bodoh karena telah menunggu selama ini. Seharusnya ia pulang saja karena Gama sepertinya tidak akan datang. Namun, kenapa kakinya terasa sangat berat untuk melangkah?
Satu notifikasi pesan masuk dari ponselnya membuat Naina segera mengambil benda pipih itu dari dalam tasnya.
Revanza Nathan Hermawan [Ke bandara Gwangju sekarang juga!]
Naina hanya bisa mengerutkan keningnya bingung saat membaca pesan masuk dari Nathan, untuk apa ia pergi ke bandara malam-malam begini?
Naina Aldebaran [Buat apa?]
Revanza Nathan Hermawan [Gama pergi ke Belanda malam ini.]
Seolah tersambar petir di tengah malam, dadanya mendadak terasa sangat sesak dan sakit. Naina segera berlari dan menghentikan taksi.
Saat berada di dalam taksi, Naina tak hentinya menghubungi Gama, berharap jika Nathan berbohong kepadanya. Namun, sampai saat ini ponsel Gama masih tidak aktif, membuat rasa was-was menghantui diri Naina.
Naina meminta supir taksi itu untuk menyetir dengan cepat menuju bandara Gwangju. Naina terus saja berdoa jika semua ini bohong, tidak mungkin Gama akan meninggalkannya begitu saja, bukan?
Setelah keluar dari dalam taksi, Naina segera berlari dan memasuki bandara yang lumayan ramai. Gadis itu masih terus mencoba menghubungi Gama.
Hingga akhirnya, Naina menghentikan langkahnya saat ia melihat Gama yang sedang berdiri tak jauh darinya, cowok itu nampak menunduk dalam sembari menyadarkan tubuhnya di sisi tembok. Di samping Gama berdiri seorang pria paruh baya yang Naina yakini adalah asisten Papanya Gama. Namun, hal yang menjadi pertanyaan di dalam otaknya saat ini adalah, kenapa ada banyak koper di samping Gama? Dan kenapa pakaian Gama begitu rapi?
Binar mata indah itu menoleh ke samping, membaca tulisan besar jika pesawat menuju Belanda akan segera lepas landas beberapa menit lagi.
"Gama ...," lirih Naina sembari melangkahkan kakinya untuk menghampiri Gama.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST BE MINE [END]
Fiksi Remaja⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA "Kenapa lo nggak biarin gue menang, sih? Kenapa lo mala lempar bola itu ke gue?!" teriak Naina. "Buat apa gue lakuin hal itu sama lo? Sementara lo nggak pernah anggap gue ada!" jawab Gama dengan wajah datarnya. "Apa lo...