Apakah kamu tahu saat aku bilang aku benci kamu, hatiku menjerit tak setuju. Apakah kamu tahu saat aku bilang kurela melepasmu itu kebohongan terburuk.
PLAY MUSIC
CAITLIN HALDERMAN- CINTA SALAH*****
"Parah banget tuh anak, masa iya dia pergi tanpa ngucapin selamat tinggal," tukas Darwin.
Gio mengebrak meja dengan kuat. "Kampret banget si Gama, nggak ada etika banget sih jadi manusia. Dia anggap kita apa sih? Figuran, gitu?"
"Awas aja kalau gue ke Belanda nanti, bakalan gue hajar habis-habisan tuh anak. Gue sahabat sama Gama udah sedari SMP, tapi kemarin dia pergi tanpa kasih kabar? Hahaha ... gue ngerasa nggak di anggap banget saat ini," gumam Darwin. Bisa-bisanya Gama pergi begitu saja, tanpa alasan yang jelas dan tanpa ucapan selamat tinggal.
"Anjrrrr, semua akun media sosialnya dia blokir. Bahkan nomor whatsApp-nya udah nggak aktif lagi, tuh anak ada masalah apa sih sama kita?" kesal Gio.
Tania dan Keyla hanya bisa menatap satu sama lain dengan tatapan senduh. Mereka sudah mendengar semua ceritanya dari Nathan. Mereka tahu bagaimana perasaan Gama saat ini, mereka tahu bagaimana terlukanya hati Gama saat mengetahui jika Mamanya mengalami masa-masa sulit seorang diri di sana.
Namun, tidak bisakah semalam Gama menghubungi mereka? Sesulit itukah bagi Gama untuk mengatakan salam perpisahan kepada mereka?
"Nat, lo kenapa nggak kasih kabar sama kita, sih?" kesal Keyla sembari memukul kuat belakang kepala Gama.
"Gama juga hubungin gue satu jam sebelum dia berangkat, dan Gama nggak izinin gue buat kasih tahu kalian," jelas Nathan.
"Tapi tetap aja, lo akar dari semua permasalahan ini. Walaupun Gama ngelarang, seharusnya lo tetap kasih tahu kita, jahat banget sih lo jadi orang!" teriak Tania tepat di hadapan wajah Nathan.
Walaupun akhir-akhir ini mereka sering bertengkar, tetap saja Tania merasa sangat kesal karena cowok itu pergi meninggalkan mereka begitu saja. Tania memang cukup dekat dengan Gama, mereka berdua bekerja sama untuk membangun organisasi mereka agar bisa lebih baik lagi. Tania benar-benar tak menyangka jika Gama pergi meninggalkannya begitu saja, padahal mereka telah lama berteman. Walaupun ia dan Gama tidak lagi menjabat sebagai ketua dan wakil OSIS, setidaknya Gama masih bisa bersikap profesional.
Apa Gama lupa dengan peraturan OSIS yang dia buat? Cowok itu sangat benci dengan anggotanya yang pergi tanpa ucapan selamat tinggal, makanya bagi setiap anggota OSIS yang ingin resign, anggota itu harus meminta izin dan menyampaikan satu atau dua kata sebelum memutuskan untuk pergi dan keluar dari OSIS.
Tapi ternyata, Gama sendiri yang melanggar peraturan itu.
"Tan, lo kok mala marah sama gue, sih? Lo marahin aja noh mantan partner kerja lo itu," ucap Nathan.
"Pokoknya lo yang salah!" teriak Tania dan Keyla sembari menatap tajam wajah Nathan.
Nathan hanya bisa memasang ekspresi kesal dengan bibirnya yang sedikit mengerucut. Semua cewek memang selalu benar dan cowok selalu salah. Walaupun mulutnya sudah lelah menjelaskan kebenarannya, tetap saja cowok yang akan di salahkan.
"Emm ... Naina gimana, ya?" tanya Darwin sembari menatap lekat wajah keempat temannya.
"Nggak perlu lo tanya, udah pasti dia yang paling sedih di antara kita," jawab Gio.
"Selama sahabatan sama Naina, baru kali ini gue lihat Naina sebahagia itu saat berada di dekat Gama. Dia pasti sedih banget saat ini," ujar Tania.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST BE MINE [END]
Teen Fiction⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA "Kenapa lo nggak biarin gue menang, sih? Kenapa lo mala lempar bola itu ke gue?!" teriak Naina. "Buat apa gue lakuin hal itu sama lo? Sementara lo nggak pernah anggap gue ada!" jawab Gama dengan wajah datarnya. "Apa lo...