Adakah rasa yang lebih menyakitkan dari hilangnya hak untuk menyapamu? Adakah rindu yang lebih menyesakan dari sirnahnya kebersamaan kita?
******
Kurang lebih tiga tahun yang lalu, atau lebih tepatnya saat Naina duduk di bangku SMP. Naina pernah berpacaran dengan cowok bernama Alexander, cowok itu terkenal sangat dingin dan menakutkan. Saat SMP, Naina bukanlah gadis dingin seperti sekarang, melainkan gadis ceria dan hangat. Sedari dulu, Naina memang kurang pandai bergaul dan tidak suka basa-basi. Karena itulah, sebagian orang yang tidak akrab dengannya, akan menganggap gadis itu dingin, padahal Naina tidak sedingin apa yang mereka pikirkan.
Alex mempunyai tiga sahabat karib, yaitu Gama, Ringgo, dan Darwin.
Saat tahun ajaran pertama di kelas delapan, Naina menjabat sebagai wakil ketua OSIS di sekolahnya. Gadis itu terkenal sangat garang dan tak akan membiarkan rakyatnya untuk membolos di saat pelaksanaan upacara bendera.
Hari itu, Naina tak sengaja mempergoki Alex, Gama, dan Ringgo yang sedang bersembunyi di belakang gudang sekolah saat upacara bendera berlangsung. Ringgo dan Gama berhasil melarikan diri dari amukan Naina. Namun, Alex hanya bisa pasrah saat telinganya di tarik kuat oleh Naina. Gadis itu terus saja mengomeli Alex dan mengancam akan memberikannya hukuman yang berat jika cowok itu kembali membolos.
Awalnya Alex sangat kesal dengan Naina, karena gadis itu sangat cerewet dan mempunyai hobi menarik telinganya sampai merah. Namun, seiring berjalannya waktu, ada rasa aneh yang tumbuh di dalam hatinya. Alex tidak tahu apakah ini perasaan cinta atau benci kepada Naina. Wajah galak namun terkesan imut itu terus saja bermunculan di dalam kepalanya.
Berbulan-bulan lamanya, Alex mulai terkesima dengan gadis cerewet bernama Naina Aldebaran. Alex juga merasa Naina selalu memperhatikannya dari kejauhan, gadis itu juga selalu tertarik untuk berada di dekatnya. Larangan untuk duduk di bangku kantin kekuasaan Alex ddk pun Naina langgar demi bisa duduk di sebelah Alex, walaupun jaminannya Naina harus berdebat panjang kali lebar dengan Gama Orionis. Bahkan Naina selalu memaksa Felly, sekretaris kelas 8-2 agar ia bisa satu kelompok bersama Alex. Butuh berapa pembuktian lagi untuk menjelaskan jika Naina sebenarnya sangat menyukai seorang Alexander?
Dengan tingkat kepercayaan diri di atas rata-rata, Alex memberanikan dirinya untuk menembak Naina di tengah lapangan basket saat tahun ajaran pertama di kelas sembilan. Cowok itu sengaja men-style rambutnya bak oppa Korea, dan jangan lupakan satu buket mawar merah yang ia beli khusus untuk Naina.
"Naina Aldebaran! Gue suka sama lo!" teriak Alex berharap Naina bisa mendengarnya.
Fellysia dan Tania, selaku sahabat baik bagi Naina segera menarik tangan Naina menuju lapangan basket. Sebagai sahabat yang baik dan benar, Felly dan Tania merasa sangat bahagia karena akhirnya cinta sebelah pihak Naina selama dua tahun lamanya akan berakhir. Naina memang tidak pernah terang-terangan mengatakan kepada mereka jika ia menyukai Alex. Namun, dengan cara Naina yang selalu menanyakan kabar Alex kepada Felly yang kebetulan adalah tetangga Alex. Serta Naina yang selalu tersenyum saat menatap Alex dari kejauhan sudah bisa membuktikan jika Naina menyukai Alex. Tania bahkan hampir terkena serangan jantung saat melihat Naina yang sangat berani mengganggu ketenangan Alex, padahal cowok itu terkenal sangat dingin dan menakutkan melebihi boneka Annabelle.
Binar mata indah itu menatap Alex dengan tatapan yang sangat sulit untuk diartikan. Semua murid yang menyaksikan itu semakin di buat deg-degan karena Naina yang belum juga membuka suara. Sementara Gama yang saat itu sedang memegang spanduk bersama Ringgo yang bertuliskan 'Alex cinta Naina' nampak berdecak kesal sembari menahan rasa malunya karena ulah Alex.
Semenjak bersekolah di SMP Tunas Bangsa, Naina memang sudah sangat terkenal di sekolahnya, wajah cantik serta banyaknya prestasi yang Naina raih membuat gadis itu mendapatkan predikat sebagai primadona SMP Tunas Bangsa. Namun, dari sekian banyak cowok yang menyukai Naina, tidak ada satupun yang berhasil memikat hatinya. Bahkan anak dari direktur sekolah pun Naina tolak mentah-mentah.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST BE MINE [END]
Teen Fiction⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA "Kenapa lo nggak biarin gue menang, sih? Kenapa lo mala lempar bola itu ke gue?!" teriak Naina. "Buat apa gue lakuin hal itu sama lo? Sementara lo nggak pernah anggap gue ada!" jawab Gama dengan wajah datarnya. "Apa lo...