Setiap kali aku kesulitan, aku tidak punya siapapun di sampingku, aku berpikir semua akan baik-baik saja. Namun, seiring berjalannya waktu, aku baru sadar kalau sebenarnya selama ini aku tidak baik-baik saja.
******
"Aldebaran jelek ... Aldebaran jelek, hahahaha."
"Lo ya, ngeselin banget!"
Gadis dengan seragam sekolah khas SMP Tunas Bangsa itu berlari kecil untuk mengejar Alex.
"Kejar aja kalau bisa!" ejek Alex sembari menjulurkan lidahnya dengan kedua matanya yang ia buat juling. Membuat Naina semakin dibuat kesal karena ulah cowok itu.
Naina berusaha keras untuk bisa mengejar Alex. Namun, cowok itu berlari dengan sangat cepat, Naina yakin jika ada lomba lari, Alex akan selalu berada di posisi pertama.
Naina menghentikan langkahnya sembari memegangi lututnya yang terasa sangat sakit, dan jangan lupakan keringat yang mengalir deras di keningnya.
"Gue capek kejar lo!" gumam Naina. Gadis itu terduduk lemas di tengah lapangan sembari mengibaskan telapak tangannya ke arah wajahnya yang terasa sangat panas.
Alex terkekeh kecil, cowok itu segera berlari untuk menghampiri Naina yang memang sangat payah dalam pelajaran olahraga, makanya gadis itu tidak akan kuat jika diajak bermain kejar-kejaran.
Alex mengelap keringat di kening Naina mengunakan tisu. "Makanya sering-sering olahraga, masa iya baru gitu aja udah capek!"
"Lo mah enak di anugrahi fisik yang kuat! Sedangkan gue? Kepala gue kena bola aja gue bisa pingsan, syukur-syukur kalau gue nggak kena amnesia karena bola sialan itu," gumam Naina dengan wajah dinginnya.
Mendengar penuturan dari Naina, membuat Alex terkekeh kecil. Cowok itu merapikan rambut Naina yang sedikit berantakan.
"Lo iri karena gue jago dalam pelajaran olahraga?" tanya Alex dan dibalas anggukan kecil dari Naina.
"Gue mala lebih iri sama hidup lo. Lo anak semata wayang dari orang tua yang sayang banget sama lo, lo juga cantik dan manis, pintar dalam segala mata pelajaran kecuali olahraga, jago nyanyi, dan juga lo punya banyak teman yang sayang dan selalu dukung lo."
"Ck, gue nggak seberuntung itu juga kali, walaupun gue banyak teman, gue tetap aja sering merasa kesepian."
Alex tersenyum hangat saat menatap wajah Naina. "Lo tahu hal apa yang paling gue sukai dalam hidup ini?"
"Tahu, lo paling suka main hujan. Nggak sekalian aja lo nikah sama air hujan!" gerutu Naina.
"Hal yang paling membahagiakan dalam hidup gue itu saat bisa menghabiskan waktu bersama lo, Nai!" ujar Alex dengan senyuman manisnya. Senyuman yang hanya bisa dilihat oleh Naina seorang diri, karena memang cowok itu sangat jarang tersenyum di depan orang lain.
Naina hanya bisa tersenyum kecut saat mengingat betapa bahagianya seorang Alexsander saat menghabiskan waktu bersama dirinya. Naina ingat betul, mereka bedua sering sekali datang ke cafe ini untuk sekedar menikmati kopi panas sembari mengerjakan tugas sekolah. Alex sangat menyukai hujan, makanya setiap hujan mengguyuri kota, Alex akan mengajak Naina bermain hujan-hujanan. Walaupun Alex tahu konsekuensinya, dimana Naina akan menatapnya tajam sembari mengomel dengan kata-kata yang pedas.
Cowok itu begitu menyayangi Naina. Entah apa alasannya. Padahal Naina selalu bersikap dingin dan judes padanya, Naina juga pernah bilang jika ia terpaksa menerima cintanya Alex. Namun, cowok itu sama sekali tidak mengindahkan ucapan Naina.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST BE MINE [END]
Teen Fiction⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA "Kenapa lo nggak biarin gue menang, sih? Kenapa lo mala lempar bola itu ke gue?!" teriak Naina. "Buat apa gue lakuin hal itu sama lo? Sementara lo nggak pernah anggap gue ada!" jawab Gama dengan wajah datarnya. "Apa lo...