Part 38 (Karma Tak Semanis Kurma)

801 54 0
                                    

Tak seorang pun mempercayai pembohong. Sekalipun dia menceritakan kebenaran.

******

Kalau bisa, bacanya sambil dengerin musik ya.

"Nai, lo tahu nggak nenek gue kemarin ngeselin banget loh. Masa iya, nenek gue habisin skincare gue yang baru aja gue beli, mana pakeknya nggak itung-itungan lagi. Padahal gue pakeknya hemat banget, karena gue tahu, gue cuma bisa beli skincare saat gue sisahin uang jajan gue selama dua bulan."

"Pantes aja, Nai. Waktu gue pulang ke rumah, wajah nenek gue glowing banget. Mukanya mulus banget, mirip Kim So Hyun. awalnya gue seneng banget dan punya niatan buat pamerin nenek gue ke teman-teman. Eh, waktu gue masuk kamar, seketika dada gue mendadak nyesek banget saat gue tahu ternyata nenek gue habisin semua skincare yang gue punya. Aishh, dasar nenek nggak ada akhlak!"

Keyla, gadis dengan rambut pirang itu tak hentinya menggerutu kesal saat mengingat betapa malang nasibnya yang mempunyai Nenek gaul. Walaupun umurnya sudah menginjak kepala tujuh. Namun, Neneknya masih terlihat cantik karena balutan make up. Bahkan, Neneknya punya channel YouTube pribadi serta followers Instagramnya yang sudah hampir tembus tiga ribu pengikut.

Setelah insiden tentang Ayla itu, hubungan antara Naina, Keyla, dan Tania semakin erat. Ketiga gadis itu selalu menghabiskan waktu bersama. Walaupun Tania berada di kelas yang berbeda. Namun, mereka selalu bersama pada saat jam kosong ataupun saat jam istirahat.

Sementara itu, Naina dan Tania hanya bisa menghela pelan napasnya, mereka melirik ke arah Keyla yang sedari tadi tak hentinya mengoceh tentang Neneknya. Inilah yang Naina tidak sukai pada saat jam kosong, mau tak mau ia harus mendengarkan ocehan gaje dari Keyla. Dan bisa Naina pastikan setelah ini Keyla akan menceritakan kisah cintanya yang bertepuk sebelah tangan dengan Iqbal, siswa populer dari kelas 12-2 yang paling jago bermain piano setelah dear Nathan.

Naina, gadis itu melirik ke arah bangku Gama yang kosong. Tidak biasanya cowok itu tidak datang ke sekolah tanpa alasan.

"Apa dia sakit?" pikir Naina.

Semalam, Gama mengantarkan Naina pulang sampai rumah. Awalnya Naina meminta Gama untuk mampir sebentar ke rumahnya karena semalam hujanya begitu lebat. Namun, Gama mala menolaknya dengan alasan belum siap bertemu dengan calon mertuanya karena semalam Gama tidak membawa buah tangan.

Naina membuka aplikasi WhatsApp di ponselnya, tidak ada satupun pesan masuk dari bintang orionis itu. Melainkan hanya ada pesan gaje dari dear Nathan serta pesan masuk dari Darwin yang tak hentinya meminta Naina untuk mengirimkan foto tugas matematika.

"Nat, kenapa Gama nggak masuk? Dia sakit, ya?" tanya Naina.

"Nggak tahu," jawab Nathan acuh lalu kembali merebahkan kepalanya ke atas meja sembari memejamkan kedua matanya, membuat Naina hanya bisa memutar malas kedua bola matanya, entah sesibuk apa pekerjaan Nathan di malam hari sehingga cowok itu selalu tidur saat berada di dalam kelas.

Binar mata indah itu kembali menoleh ke arah bangku Gama, entah kenapa rasanya begitu sepi tanpa hadirnya cowok menyebalkan itu. Apakah ini yang dinamakan dengan rindu?

Nathan, cowok itu melipat kedua tangannya di depan dada sembari memperhatikan Naina yang sedari tadi terlihat gelisah saat menoleh ke arah bangku Gama yang kosong. Sebenarnya, apa hubungan kedua manusia itu? Dan juga, kenapa ada rasa aneh yang bersarang di dalam hatinya saat melihat Naina begitu mengkhawatirkan Gama?

"Omo! Itu Ayla, 'kan? Cewek kelas 11-1 yang udah fitnah Naina?"

"Gue dengar dia yang udah bunuh Alexsander."

JUST BE MINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang