Aku suka mendengarkan gosip, aku kagum bagaimana orang-orang bisa tahu hal-hal yang tak kuketahui tentang diriku sendiri.
Naina Aldebaran
*****
"Masalah terbesarmu adalah kau tidak tahu apa masalahmu."
Sontak, semua pasang mata menatap ke arah sumber suara. Mereka semua segera memberi jalan kepada seorang murid yang memakai hoodie berwarna army dengan tudung kepala yang hampir menutupi sebagian wajahnya.
Orang itu membuka pelan tudung kepalanya dengan gerakan slow motion, membuat semua anak-anak yang berada disana dibuat deg-degan.
Orang itu menatap dingin wajah Ayla, tatapan itu sangat tajam dan menusuk.
"Naina," lirih Ayla.
Naina, gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada sembari melangkahkan kakinya untuk mendekati Ayla yang saat ini tengah menatapnya tajam.
"Lo dan gue adalah bom. Lo seperti granat tangan yang bisa meledak langsung. Sebaliknya, gue adalah bom waktu yang meledak di waktu tertentu!" kata Naina dengan nada yang begitu dingin.
Sepertinya saat ini Ayla memang sudah tidak waras, alih-alih menyesal ataupun menangis karena kesalahan yang telah ia perbuat. Gadis dengan rambut sebahu itu ikut melipat kedua tangannya di depan dada sembari terkekeh renyah. Entah apa yang ada di dalam pikiran gadis aneh itu, sehingga masih bisa mengangkat tinggi dagunya walaupun kebusukannya selama ini telah diketahui oleh seluruh anak SMA Yongsan. Bahkan semua penjual makanan yang berada di stand kantin pun tidak mau ketinggalan informasi, emak-emak rempong yang memang mempunyai hobi nge-gosip itu kini mulai berisik-bisik di belakang kerumunan anak SMA Yongsan.
"Jangan kira lo menang hanya karena mereka udah tahu kebusukan gue, Nai! Sampai kapanpun, gue akan pastiin kalau hidup lo nggak akan pernah tenang!" teriak Ayla sembari tertawa lepas.
Mendengar penuturan dari Ayla, membuat Naina hanya bisa tersenyum miring. Kini ia sadar jika ada manusia yang lebih aneh dari dear Nathan. Naina kira, hanya cowok itulah populasi manusia yang paling aneh di muka bumi ini.
"Coba lihat wajah lo di cermin terlebih dahulu sebelum berkata seperti itu." Naina mendekatkan wajahnya ke telinga Ayla. "Apakah wajah pucat pasih lo itu bisa menutupi semuanya?"Masih dengan wajah sombongnya, Ayla kembali terkekeh renyah. Membuat Nathan hanya bisa geleng-geleng kepala, ia kira hanya Gama manusia paling aneh di dunia ini. Namun, ternyata ia salah.
"Nai, lo lupa? Alex meninggal itu karena lo, lo yang udah bunuh dia!" Ayla menatap lekat wajah teman-temannya. "Kalian lupa sama vidio yang gue share? Disana kalian bisa lihat 'kan? Vidio Naina yang lagi cabut pisaunya dari perut Alex?"
"Ay, gue udah pernah beri peringatan sama lo untuk berhenti ikut campur sama urusan orang lain. Lo kira gue selama ini diam karena nggak tahu semua kebusukan, lo?" tanya Naina membuat semua anak-anak yang berada disana terdiam kaku sembari menatap lekat wajah Naina, bahkan Ayla pun ikut terdiam.
Naina mengcengkram kuat kerah baju Ayla dengan tatapan tajamnya, membuat Ayla semakin dilanda rasa takut.
"Aku suka mendengarkan gosip, aku kagum bagaimana orang-orang bisa tahu hal-hal yang tak kuketahui tentang diriku sendiri."
"Lo-lo tahu semuanya?" tanya Ayla dengan kedua bola matanya yang mulai berkaca-kaca.
"Sebenarnya gue nggak ada niat buat cari tahu siapa yang orang yang nggak punya kerjaan dengan cara kirimin gue pesan bodoh ini. Tapi, tanpa sadar, lo sendiri yang udah kasih tahu kebusukan lo sama gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST BE MINE [END]
Teen Fiction⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA "Kenapa lo nggak biarin gue menang, sih? Kenapa lo mala lempar bola itu ke gue?!" teriak Naina. "Buat apa gue lakuin hal itu sama lo? Sementara lo nggak pernah anggap gue ada!" jawab Gama dengan wajah datarnya. "Apa lo...