Bahkan ketika cuacanya mendung, aku dapat menertawakan hal-hal kecil bersamanya. Dia membuat setiap hal kecil nampak sangat istimewa, kupikir itulah sebabnya dia istimewa.
*******"Oke guys, karena beberapa bulan lagi kalian akan menghadapi ulangan semester pertama, hari ini Bapak akan memberikan tugas praktek kepada kalian."
Terdengar dengan jelas helaan napas pajang dari anak-anak kelas 12-1 saat ini, inilah kenapa terkadang mereka membenci menjadi senior di sekolah. Kepala mereka seperti akan pecah karena hampir seluruh guru memberikan tugas praktek kepada mereka, belum lagi tugas menghafal dan memahami prediksi ujian sekolah nanti yang semakin membuat mereka merasa stres.
Kelas dua belas adalah saat-saat di mana mereka harus belajar dengan keras demi masa depan mereka nanti. Setidaknya walaupun mereka bisa tidak bisa mendapatkan nilai tertinggi, mereka harus bisa mendapatkan nilai yang cukup baik agar bisa di terima di salah satu universitas impian mereka.
"Pak, tugasnya di kurangin sedikit aja, boleh 'kan?" pinta Keyla dengan wajahnya yang ia buat seimut mungkin. Keyla benar-benar frustasi akhir-akhir ini, otaknya yang kecil itu seperti akan terbakar karena memikirkan banyaknya tugas yang sudah mengantri di atas meja belajarnya.
Pak Jojo hanya bisa terkekeh pelan saat melihat raut wajah anak didiknya. Sebagai guru yang sudah pernah merasakan duduk di bangku kelas dua belas, tentu saja ia tahu bagaimana perasaan murid-muridnya saat ini. Sudah pasti mereka sangat lelah dan sedikit merasa tertekan dengan banyaknya tugas yang guru berikan kepada mereka.
"Tugas dari Bapak tidak terlalu sulit kok, kalian hanya perlu melakukan 'speaking' bersama teman kalian. Tapi ...." Pak Jojo sengaja menjeda ucapannya, membuat murid kelas 12-1 semakin dibuat penasaran. "Wajib memakai bahasa Inggris, your understand?"
"Arrgggghhhh!"
Semua murid kembali mendesah berat, berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang baik saja mereka belum sepenuhnya benar, apalagi jika harus berbicara menggunakan bahasa Inggris.
"Tema dialognya adalah love. Jadi, kalian bisa mendeskripsikan pengertian cinta menurut diskusi teman kelompok kalian."
"Pak!" panggil Darwin sembari mengangkat tangan kanannya, "kelompoknya yang tentuin siapa?"
"Tidak perlu pusing, masing-masing dari kalian yang duduk di bangku pertama, ketiga, dan kelima, coba lihat ke belakang," ujar Pak Jojo.
Anak-anak yang duduk di barisan yang Pak Jojo ucapkan segera menghadap ke arah belakang.
"Itulah teman dialog kalian, gampang bukan?"
"Apa?" pekik Tania saat mengetahui jika teman dialognya adalah Gio, YouTubers-nya SMA Yongsan yang tidak mempunyai pekerjaan lain selain membuat konten.
Sementara Naina hanya bisa menghembuskan kasar napasnya saat mengetahui jika teman dialognya adalah Nathan. Entah kenapa sedari dulu ia selalu satu kelompok dengan Nathan. Sebenarnya Naina baik-baik saja dengan hal itu, hanya saja Naina sedikit merasa takut jika Nathan akan mengacaukan nilai prakteknya.
Di kelas sebelas, mereka sangat jarang melakukan ujian praktek dan lebih fokus dengan materi saja, karena itulah Naina tidak masalah harus satu kelompok dengan siapa, karena ia bisa menutupi kesalahan kelompoknya.
Namun, jika mereka melakukan ujian praktek speaking bersama teman, mustahil bagi Naina bisa menutupinya. Terlebih lagi ia harus satu kelompok bersama Nathan, cowok paling bobrok dengan otaknya yang begitu kecil yang hanya berisi perintah untuk makan.
"Keknya kita berjodoh deh, Nai. Setiap ada tugas kelompok, kita pasti selalu disatukan layaknya Romeo dan Juliet," ucap Nathan sembari tersenyum dengan lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST BE MINE [END]
Teen Fiction⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA "Kenapa lo nggak biarin gue menang, sih? Kenapa lo mala lempar bola itu ke gue?!" teriak Naina. "Buat apa gue lakuin hal itu sama lo? Sementara lo nggak pernah anggap gue ada!" jawab Gama dengan wajah datarnya. "Apa lo...