Bahkan, bilapun kau berkata bahwa kau menghapusnya, cinta tidak akan sirnah semudah itu. Cinta tak bersemayam di ingatan, tapi ia terpati dalam hati.
PLAY MUSIC
SHAUN- WAY BACK HOME******
Seutas senyuman nampak melengkung dari sudut bibirnya saat menatap wajah Naina. Namun, Naina hanya bisa terdiam kaku dengan kedua bola matanya yang membulat sempurna. Beribu perasaan aneh muncul di dalam hatinya saat menatap kedua bola mata pasiennya yang berbinar.
"Lama tak jumpa, Naina Aldebaran."
Naina tidak tahu perasaan apa yang saat ini tengah ia rasakan. Rasa kesal, benci, marah, rindu, bahagia, sesak, pedih, semuanya bersatu menjadi sebuah kesatuan yang membuatnya ingin menangis saat ini juga.
"Kiara, apa ini pasien terakhir kita?" tanya Naina melalui sambungan telepon.
"Iya, Dok. Dia pasien terakhir kita," jawab Kiara.
"Saya ada keperluan mendesak, tolong kamu gantikan saya."
Belum sempat Kiara menjawab, Naina segera menutup sambungan telepon itu lalu memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. Namun, cowok itu segera menahan tangan Naina.
"Lepas!" tukas Naina lalu melanggeng pergi begitu saja, membuat Kiara yang baru memasuki ruang konseling hanya bisa menatap bingung punggung Naina yang semakin menjauh.
Kiara menatap lekat wajah pasien yang sedang berdiri di hadapannya, selama ini Naina tidak pernah pulang lebih awal seperti ini.
Setelah sampai di halaman depan rumah sakit, Naina segera menghubungi nomor Nathan. Namun sayang, Nathan sama sekali tidak mengangkat teleponnya, sepertinya cowok itu masih sibuk mengurus toko rotinya.
Dengan langkah tergesa-gesa, Naina berjalan menyusuri jalanan yang nampak ramai. Berulang kali Naina menoleh ke belakang, berharap ia bisa segera menemukan taksi.
Naina menghela pelan napasnya lalu kembali menoleh ke depan. Kedua bola matanya kembali membulat sempurna saat menyadari siapa yang tengah berdiri di hadapannya saat ini. Naina segera menghentikan langkahnya dengan kedua matanya yang mulai berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST BE MINE [END]
Teen Fiction⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA "Kenapa lo nggak biarin gue menang, sih? Kenapa lo mala lempar bola itu ke gue?!" teriak Naina. "Buat apa gue lakuin hal itu sama lo? Sementara lo nggak pernah anggap gue ada!" jawab Gama dengan wajah datarnya. "Apa lo...