Ada cahaya dalam senyapku, ada beribu rindu tak terbalas, ada rasa getir dalam rintik. Dan ada beribu perasaan aneh dalam diriku saat melihat kehadiranmu.
PLAY MUSIC
YOUNHA- PRAY******
Hari ini adalah tahun ajaran pertama bagi anak-anak SMA Yongsan. Terhitung hampir dua minggu mereka diliburkan setelah pembagian rapor, masa libur mereka sedikit diperpanjang karena adanya kegiatan masa orientasi siswa baru yang diadakan selama tiga hari.
Tidak ada aktivitas spesial yang Naina lakukan saat menghabiskan waktu liburannya, gadis itu hanya mengabiskan waktunya di tempat les dan perpustakaan kota. Walaupun ia berhasil berada di peringkat pertama untuk kedua kalinya di SMA Yongsan, Naina tidak mau menghabiskan waktunya dengan bermalas-malasan.
Sesekali Naina menghabiskan waktunya bersama Gama dan kelima temannya untuk sekedar mengobrol, jalan-jalan, dan melakukan hal yang biasa dilakukan anak remaja seusia mereka.
"Yes! Gue satu kelas lagi sama Naina!" teriak Nathan heboh sembari berjoget-joget. Ia merasa sangat bahagia karena Tuhan masih mengizinkannya untuk satu kelas bersama Naina walaupun ia berada di peringkat tidak bagus tahun ini.
Nilai Nathan benar-benar anjlok tahun ini, cowok itu berada di peringkat seratus dua puluh lima dari dua ratus siswa. Dan entah kenapa, Nathan masih bisa masuk ke kelas unggulan walaupun peringkatnya amat mengecewakan.
"Huaaa ... kita satu kelas!" teriak Keyla sembari memeluk Naina dan Tania. Ketiga gadis itu nampak bahagia karena akhirnya mereka bisa satu kelas.
"Nggak sia-sia kita belajar keras, akhirnya kita masih bisa masuk kelas unggulan," kata Gio dan dibalas anggukan semangat dari Darwin.
12-1
Suasana baru, kelas baru, dan tentunya bertemu teman baru membuat Naina tersenyum manis. Ia benar-benar tak menyangka bisa bertahan sejauh ini. Jika saja saat itu ia tetap memilih bersembunyi dan lari, mungkin ia tidak akan sebahagia ini.
Di antara banyaknya bangku, Naina memilih untuk duduk di baris terdepan dekat jendela, ia paling suka menatap langit, makanya Naina memilih bangku ini untuk ia duduki.
Binar mata indah itu menatap sekelilingnya, ia sama sekali belum melihat keberadaan Gama sejak pagi tadi. Naina penasaran Gama berada di kelas mana karena tadi ia tidak sempat membaca pengumuman pembagian kelas di madding karena banyaknya umat manusia, Naina yang tidak suka berdesakan memilih untuk segera pergi tanpa sempat menemukan nama Gama disana.
Naina segera mengeluarkan ponselnya, gadis itu mencari kontak favorit di dalam ponselnya.
Naina Aldebaran [Gama, gue kelas 12-1. Lo masuk kelas mana?]
Naina sangat berharap jika ia bisa kembali satu kelas bersama Gama. Semua teman-temannya berada di kelas yang sama, hanya Gama yang saat ini masih belum juga menunjukkan batang hidungnya. Sepertinya, Gama masih sibuk mengurus murid baru yang baru masuk. Cowok itu memang sudah tidak lagi menjabat sebagai ketua OSIS. Namun, Gama tidak bisa melepaskan tugasnya begitu saja, Gama dan Tania masih harus mengawasi kinerja perangkat OSIS yang baru sebelum nantinya mereka akan sibuk dengan ujian universitas.
Peraturan anak OSIS memang sangatlah banyak, salah satunya adalah tetap membantu sesama anggota walaupun mereka sudah lepas jabatan. Dan Naina bisa memaklumi hal itu, Gama memang suka berorganisasi, berbeda dengan dirinya yang tidak suka berada di antara keramaian.
Satu notifikasi pesan masuk dari Gama membuat Naina tersenyum bahagia, dengan jantungnya yang berdegup kencang, Naina berharap jika Gama satu kelas dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST BE MINE [END]
Ficção Adolescente⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA "Kenapa lo nggak biarin gue menang, sih? Kenapa lo mala lempar bola itu ke gue?!" teriak Naina. "Buat apa gue lakuin hal itu sama lo? Sementara lo nggak pernah anggap gue ada!" jawab Gama dengan wajah datarnya. "Apa lo...